Xiaomi dan OPPO Terancam Denda Rp 1,9 Triliun di India

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Minggu, 2 Januari 2022 14:16 WIB

Ilustrasi Logo Xiaomi. Kredit: ANTARA/REUTERS/Stringer/am.

TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Pajak Penghasilan India menyatakan pembuat ponsel Xiaomi dan OPPO dapat didenda 1.000 crores (Rp 1,9 triliun) karena melanggar undang-undang yang berkaitan dengan kerahasiaan transaksi pihak terkait (penghindaran pajak).

Sebelumnya Gizmochina melaporkan bahwa kantor mitra distribusi Xiaomi dan OPPO Cina digerebek oleh Departemen Pajak Penghasilan pada 21 Desember 2021. Penggeledahan dilakukan di Karnataka, Tamil Nadu, Assam, Benggala Barat, Andhra Pradesh, Madhya Pradesh, Gujarat, Maharashtra , Bihar, dan Rajasthan.

Sesuai laporan Ecoonomic Times, Departemen itu menemukan bahwa dua perusahaan besar telah melakukan pembayaran (pengiriman uang) dalam sifat royalti, ke dan atas nama perusahaan grup yang berlokasi di luar negeri, yang berjumlah lebih dari Rs.5500 crore (Rp 10,5 triliun).

Departemen TI menyatakan dalam siaran persnya bahwa “Perusahaan-perusahaan ini tidak mematuhi mandat peraturan yang ditentukan di bawah Undang-Undang Pajak Penghasilan, 1961, untuk pengungkapan transaksi dengan perusahaan terkait. Kelalaian semacam itu membuat mereka bertanggung jawab atas tindakan pidana berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan, 1961, yang jumlahnya bisa mencapai lebih dari 1.000 crores (Rp 1,9 triliun).”

Salah satu perusahaan menggelembungkan pengeluarannya dengan melakukan pembayaran atas nama perusahaan terkait, yang menyebabkan pengurangan laba kena pajak dari perusahaan manufaktur handset seluler India. “Jumlah seperti itu bisa lebih dari Rs.1400 crore (Rp 2,7 triliun).” ungkap departemen TI dalam siaran persnya.

Advertising
Advertising

Selain itu, departemen juga menyelidiki dua perusahaan untuk dugaan pinjaman palsu lebih dari Rs. 5.000 crore (Rp 9,6 triliun). Salah satu perusahaan menggunakan layanan entitas lain yang berlokasi di India tetapi tidak mematuhi ketentuan pengurangan pajak di sumbernya, yang membuat mereka bertanggung jawab atas pajak (TDS) Rs.300 crores (Rp 574 miliar).

Dokumen dan barang elektronik yang disita masih dalam pemeriksaan oleh Ditjen Pajak dan Ditjen Penegakan, sehingga masih belum jelas apa yang akan terjadi dengan situasi ini. Namun melalui siaran pers departemen TI, Xiaomi dan OPPO berpotensi menghadapi hukuman dan tindakan hukum dalam waktu dekat untuk berbagai jenis praktik penghindaran pajak.

GIZMOCHINA

Baca:
2 Paten Ponsel Lipat Xiaomi Terungkap, Ada yang Pakai S Pen

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Sony Xperia 10 VI Resmi Dirilis Secara Global, Ini Spesifikasinya

4 jam lalu

Sony Xperia 10 VI Resmi Dirilis Secara Global, Ini Spesifikasinya

Sony Xperia 10 VI menggunakan chipset Snapdragon 6 Gen 1.

Baca Selengkapnya

Ini Spesifikasi Ponsel iQOO Neo 9S Pro yang akan Diluncurkan di China pada 20 Mei 2024

5 jam lalu

Ini Spesifikasi Ponsel iQOO Neo 9S Pro yang akan Diluncurkan di China pada 20 Mei 2024

Ponsel iQOO Neo 9S Pro akan memiliki layar AMOLED 6,78 inci dengan refresh rate 144Hz, resolusi 1,5K, dan dukungan HDR10+.

Baca Selengkapnya

Daftar HP dengan Kapasitas Baterai 10000 mAh, Cocok untuk Main Game

16 jam lalu

Daftar HP dengan Kapasitas Baterai 10000 mAh, Cocok untuk Main Game

Semakin besar kapasitas baterai HP, maka semakin semakin lama daya tahan baterai HP tersebut. Berikut HP dengan baterai 10000 mAh.

Baca Selengkapnya

Panduan Menghitung Bea Masuk Barang Bawaan dari Luar Negeri, Pelancong Harus Tahu

20 jam lalu

Panduan Menghitung Bea Masuk Barang Bawaan dari Luar Negeri, Pelancong Harus Tahu

Jumlah barang bawaan penumpang tidak dibatasi, hanya saja harus membayar bea masuk jika nilainya melebihi batas keringanan USD500.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Segel Mal Centre Point Karena Menunggak Pajak Rp 250 Miliar

1 hari lalu

Bobby Nasution Segel Mal Centre Point Karena Menunggak Pajak Rp 250 Miliar

Wali Kota Medan Bobby Nasution menyegel Mal Centre Point karena menunggak pajak Rp 250 Miliar sejak 2011 lalu.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Micro USB dan Type-C untuk Konektor Pengisi Daya Ponsel

2 hari lalu

Perbedaan Micro USB dan Type-C untuk Konektor Pengisi Daya Ponsel

Proses pengisian daya model perangkat konektornya berlainan, yakni micro USB dan USB Type-C. Apa bedanya?

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Kerek Rasio Pajak, Perlu Evaluasi Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

2 hari lalu

TKN Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Kerek Rasio Pajak, Perlu Evaluasi Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

TKN Prabowo-Gibran tengah kaji kenaikan PPN menjadi 12 persen, apakah memberi manfaat atau kerugian netto terhadap perekonomian?

Baca Selengkapnya

14 Orang Tewas Tertimpa Papan Reklame di Mumbai saat Badai Petir

2 hari lalu

14 Orang Tewas Tertimpa Papan Reklame di Mumbai saat Badai Petir

Papan reklame tersebut roboh menimpa beberapa rumah dan sebuah pompa bensin di Mumbai, India akibat angin kencang dan hujan deras

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

2 hari lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya