Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

image-gnews
Sejumlah aktivis konservasi yang tergabung dalam Seni Pertunjukan Kolaborasi Jalanan di Taman Braga, Bandung, Jawa Barat, 19 Mei 2023.  Mereka melakukan kampanye terkait konservasi satwa terancam punah di hari Endangered Species Day2023. TEMPO/Prima Mulia
Sejumlah aktivis konservasi yang tergabung dalam Seni Pertunjukan Kolaborasi Jalanan di Taman Braga, Bandung, Jawa Barat, 19 Mei 2023. Mereka melakukan kampanye terkait konservasi satwa terancam punah di hari Endangered Species Day2023. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Bogor - Pesatnya pengembangan wilayah dan pembangunan kawasan industri yang dilakukan pemerintah disebut mempercepat kemusnahan satwa liar. Terutama laju populasi manusia yang kian pesat dan adanya perubahan iklim yang memperburuk situasi. Tak mengherankan bila jumlah spesies tanaman ditemukan telah lenyap. 

Temuan ini dipaparkan oleh Direktur Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna. Sebuah organisasi nonprofit yang mendukung restorasi, pelindungan, dan konservasi spesies yang terancam punah seperti harimau sumatera atau gajah sumatera.

“Sudah ada contoh yang kita liat secara kasat mata, saat ini Indonesia saja sudah kehilangan dua jenis satwa penting," kata Dolly di Universitas Pakuan Bogor pada Selasa, 14 Mei 2024. Satwa penting yang dia maksud yakni punahnya harimau bali dan harimau jawa. 

Dia menduga hal ini terjadi akibat alih fungsi lahan dan hutan. Ditambah adanya pembangunan dengan pesat--tidak hanya berakibat pada satwa besar--juga mengancamm satwa kecil dan spesies dengan taksonomi rendah. Khususnya satwa dengan distribusi terbatas dan rentan punah. 

“Saat ini pun ada ratusan bahkan ribuan satwa tersebut terancam punah. Mengingat banyak dari satwa tersebut memiliki habitat spesifik dan bergantung pada kondisi lingkungan. Sementara kondisi lingkungan saat ini sudah banyak yang rusak."

Potensi kepunahan satwa makin meningkat lantaran adanya perubahan iklim. Kata dia, diperkirakan pada 2050, terjadi penurunan atau kemusnahan satwa liar yang mencapai 37 persen dari kondisi habitat saat ini. Studi ini sempat dipaparkan oleh Jatna Supriatna, seorang profesor pada Departemen Biologi Universitas Indonesia.

Dolly menyebut, pemerintah perlu mengambil langkah taktis untuk menghindari prediksi kepunahan tersebut. Di antaranya perlu dukungan dan kolaborasi pelbagai pemangku kepentingan. Misalnya melalui perencanaan tata kelola lahan dengan mengidentifikasi habitat strategis yang perlu dilindungi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna ditemui di sela-sela Pameran Biodiversitas Kini dan Nanti yang digelar dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional di Universitas Pakuan Bogor, Selasa 14 Mei 2024. FOTO/M SIDIK PERMANA

Di samping itu, juga diperlukan peningkatan keterhubungan habitat satwa dengan pembangunan koridor-koridor alam. “Jangan dilupakan sektor swasta pun harus ikut memainkan peran penting dengan mendukung dari sisi investasi, khususnya untuk area-area yang berada di dalam konsesi,” ujar Dolly.

Dia mencontohkan, kegiatan yang dilakukan oleh organisasinya di Sumatera dan Kalimantan. Yakni berupaya melibatkan masyarakat adat agar ikut berpartisipasi dalam mengelola hutan. "Juga meningkatkan pendapatan masyarakat desa melalui pemanfaatan sumber daya hutan secara lestari dan berkelanjutan, sehingga masyarakat akhirnya bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasional, pengelolaan kegiatan konservasi, restorasi.

Pakar Biologi Konservasi Universitas Indonesia Jatna Supriatna mengatakan, pemanasan global pada tingkat yang diperkirakan saat ini mendorong 15 hingga 37 persen spesies hidup menuju kepunahan pada 2050. Kata dia, para peneliti di dunia pun memperingatkan bahwa dunia tengah di ambang kemusnahan massal.

"Manusia menjadi menjadi penyebab ancaman kepunahan massal keenam yang akan terjadi di Bumi. Krisis kepunahan sama buruknya dengan krisis perubahan iklim dan hal ini tidak disadari,” ucap Jatna.

M. SIDIK PERMANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Dongeng Anak Cerita Pendek dengan Pesan Moral yang Menginspirasi

3 hari lalu

Agar tidur anak semakin lelap, Anda bisa membacakan dongeng sebelum tidur dengan cerita seru. Berikut rekomendasinya. Foto: Canva
5 Dongeng Anak Cerita Pendek dengan Pesan Moral yang Menginspirasi

Sebelum tidur, Anda bisa membacakan dongeng untuk anak dengan pesan moral yang bagus dan menginspirasi. Ini dongengnya.


Gajah Inova dan Manohara Koleksi Solo Safari Mati Akibat Infeksi

5 hari lalu

Pengunjung di Solo Safari, Jawa Tengah. ANTARA
Gajah Inova dan Manohara Koleksi Solo Safari Mati Akibat Infeksi

Dua gajah koleksi Solo Safari mati akibat infeksi hati dan elephant endotheliotropic herpesviruses.


Bea Cukai Soekarno-Hatta Tangkap Turis Mesir Selundupkan 3 Bayi Siamang

8 hari lalu

Seekor primata jenis Owa Siamang dan 2 ekor Owa Ungko diselamatkan dari upaya penyelundupan satwa oleh seorang turis Mesir yang ditangkap Bea Cukai Soekarno-Hatta, Jumat 30 Agustus  2024. FOTO: AYU CIPTA  I TEMPO
Bea Cukai Soekarno-Hatta Tangkap Turis Mesir Selundupkan 3 Bayi Siamang

Sebelum ditangkap Bea Cukai Soekarno-Hatta, turis Mesir yang hanya bisa berbahasa Arab ini akan bertolak ke negaranya dengan pesawat Emirat.


Jokowi soal Investasi Asing IKN Seret: Lokal Saja Masih Banyak

24 hari lalu

Presiden Jokowi (tengah) menyampaikan pidato didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Agung (ketiga kiri) Menko Polhukam Hadi Tjahjanto (keempat kanan), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (keempat kiri), Mensesneg Pratikno (ketiga kanan), Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni (kedua kanan), Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto (kedua kiri), Kurator Pembangunan IKN Ridwan Kamil (kiri), Perancang Istana Garuda IKN Nyoman Nuarta (kanan) saat peresmian Taman Kusuma Bangsa di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin, 12 Agustus 2024. Taman Kusuma Bangsa dirancang sebagai tempat renungan suci dan penghormatan kepada para pahlawan bangsa. ANTARA/Fauzan
Jokowi soal Investasi Asing IKN Seret: Lokal Saja Masih Banyak

Presiden Jokowi mengatakan bahwa secara umum pembangunan IKN untuk tahap pertama berjalan baik.


Prabowo Jawab Soal Kelanjutan Pembangunan IKN, Gestur Jokowi Saksama Menyimak

24 hari lalu

Keterangan Pers Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo, IKN, 12 Agustus 2024. Tangkap layar video Sekretariat Presiden
Prabowo Jawab Soal Kelanjutan Pembangunan IKN, Gestur Jokowi Saksama Menyimak

Belakangan muncul spekulasi mengenai keraguan pembangunan IKN bakal dilanjutkan pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.


7 Tips Pendaki Tektok Pemula, Mendaki dalam Sehari

27 hari lalu

Carlos Soria, pendaki gunung Spanyol yang berusia 81 tahun berlatih untuk mendaki di pegunungan Himalaya pada musim semi tahun depan sebagai penghormatan kepada orang tua yang terkena penyakit virus corona (COVID-19) di tengah wabahnya, di Moralzarzal, Spanyol, 11 November 2020. REUTERS/Juan Medina
7 Tips Pendaki Tektok Pemula, Mendaki dalam Sehari

Pendaki tektok adalah pendaki yang melakukan perjalanan singkat. Meski terlihat lebih sederhana, persiapannya tak kalah serius.


Bea Cukai Soekarno-Hatta Gagalkan Penyelundupan Satwa Endemik ke India, Ada Cendrawasih dan Maleo

30 hari lalu

Bea Cukai Soekarno Hatta dan Avsec PT. Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta berhasil menyelamatkan puluhan ekor satwa langka yang akan diselundupkan ke India, Rabu 7 Agustus  2024. FOTO:AYU CIPTA  I TEMPO.
Bea Cukai Soekarno-Hatta Gagalkan Penyelundupan Satwa Endemik ke India, Ada Cendrawasih dan Maleo

Dalam pengungkapan penyelundupan satwa ini, Bea Cukai Soekarno-Hatta dan Acvsec Angkasa Pura II menangkap 10 WN India.


Jerat Babi Akhiri Hidup Harimau Sumatera di Sungai Pua Sumbar

34 hari lalu

Petugas BKSDA Sumbar sedang mengevakuasi harimau sumatera yang mati terjerat, Kamis, 25 Juli 2024. Antara/Yusrizal.
Jerat Babi Akhiri Hidup Harimau Sumatera di Sungai Pua Sumbar

Harimau sumatera itu tergeletak dengan seutas kawat gas sepeda motor yang digunakan warga untuk menjerat babi hutan.


Cegah Konflik Manusia dan Harimau, KLHK Gelar Patroli Hingga Sejahterakan Masyarakat

41 hari lalu

Kepala Balai TNBBS Ismanto (kedua kiri) dan Senior Management TWNC Ardi Bayu Firmansyah (kedua kanan) saat diskusi dalam rangka Global Tiger Day 2024 di Jakarta, Minggu (28/7/2024) (ANTARA/Prisca Triferna)
Cegah Konflik Manusia dan Harimau, KLHK Gelar Patroli Hingga Sejahterakan Masyarakat

KLHK berusaha kurangi konflik manusia dan harimau, termasuk dengan peningkatan kesejahteraan masyakarat di sekitar habitat satwa liar itu.


Harimau Cacat Mati oleh Jerat Babi, Dokter Hewan: Batang Tenggorok Pecah

43 hari lalu

Dokter Hewan Rumah Sakit Hewan Sumbar sedang melakukan nekropsi harimau yang mati akibat terjerat jeratan babi, Jumat 26 Juli 2024.  ANTARA/Yusrizal.
Harimau Cacat Mati oleh Jerat Babi, Dokter Hewan: Batang Tenggorok Pecah

Harimau sumatera betina yang satu kakinya buntung ini juga didapati memiliki kelainan pada organ paru dan hati.