Terumbu Karang Spektakuler Ditemukan di Perairan Dalam Tahiti di Pasifik

Jumat, 21 Januari 2022 17:21 WIB

Terumbu karang yang baru ditemukan dekat Tahiti di Samudera Pasifik. Terumbu karang ini ditemukan masih dalam kondisi yang sangat sehat di kedalaman yang disebut twilight zone. newscientist.com

TEMPO.CO, Jakarta - Terumbu karang bak kebun mawar yang spektakuler ini ditemukan di lepas pantai Tahiti di Samudera Pasifik, di kedalaman 35 sampai 70 meter. Mereka menjadi bagian dari terumbu karang yang terbentang sejauh lebih dari tiga kilometer dan terlebar 70 meter. Terumbu karang ini boleh jadi yang terbesar yang pernah ditemukan di kedalaman yang sama.

Laetitia Hédouin dari Pusat Riset Ilmiah Nasional, Prancis, dan koleganya melakukan ekspedisi selam di perairan semenanjung Tahiti, di mana mereka menemukan terumbu karang itu. Ada dua spesies karang yang mendominasi di sana: Porites rus untuk kedalaman 30-45 meter dan Pachyseris speciosa di kedalaman 50-55 meter.

“Ini seperti sejauh mata memandang adalah kebun mawar,” kata Julian Barbière dari Komisi Oseanografi Antarpemerintah di UNESCO.

Yang paling memukau, menurut Barbière, adalah terumbu karang itu masih dalam kondisi perawan atau tak terjamah sehingga masih sangat sehat. “Seperti mimpi yang jadi nyata. Di tengah krisis biodiversitas, ini adalah berita yang sangat baik,” katanya.

Terumbu karang di dunia saat ini rentan terhadap tekanan yang semakin berkembang karena manusia semisal perubahan iklim dan juga bencana alam seperti badai dan tsunami. Belum diketahui apakah terumbu karang temuan baru ini terdampak bencana tsunami karena letusan gunung api bawah laut Hunga Tonga-Hunga Haa’pai pada Sabtu sepekan lalu.

Advertising
Advertising

Menurut Barbière, terumbu karang itu juga menjadi sedikit yang pernah ditemukan di rentang kedalaman yang disebut sebagai zona remang-remang itu. “Mungkin saja jika dicari masih akan ada lebih banyak lagi terumbu karang besar di samudera kita pada kedalaman yang sama,” katanya sambil menambahkan belum ada penelitian yang cukup tentang terumbu karang di twilight zone tersebut.

Dia mengatakan baru sekitar 20 persen lantai laut dunia yang telah dipetakan. Dengan memetakannya lebih jauh, dan lebih dalam, tim peneliti berharap bisa memahami cara-cara terbaik untuk melindungi dan mengelola ekosistem yang sangat kaya itu.

“Sampai sekarang, kita melihat terumbu karang dalam dua dimensi dan kita jarang mencakupkan kedalaman sebagai sebuah dimensi yang penting,” kata Hédouin menambahkan.

Menurut dia, jutaan orang bersandar kepada jasa ekosistem terumbu karang untuk kehidupannya. Untuk ikan-ikannya, untuk pariwisata, bahkan untuk perlidungan pantainya. Ada pula manfaatnya yang tidak selalu terlihat, yakni potensi organisme di dalamnya sebagai solusi medis.

NEW SCIENTIST

Baca juga:
Gunung Api Bawah Laut Tonga Meletus Dahsyat Sekali Setiap Satu Milenia


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

11 jam lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

1 hari lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

2 hari lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

5 hari lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

5 hari lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

7 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

8 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

8 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

8 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

10 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya