Maret Titik Balik Covid-19 dan Omicron di Dunia? Begini Estimasinya

Rabu, 26 Januari 2022 19:08 WIB

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Selasa 25 Januari 2022. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kebut program vaksinasi booster atau dosis ketiga di wilayah Jabodetabek setelah mendeteksi adanya lonjakan kasus Omicron di Indonesia. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Dunia mengalami ledakan besar kasus Covid-19 varian Omicron. Model estimasi yang dibuat Institut untuk Evaluasi dan Metrik Kesehatan (IHME) menyebutkan pada 17 Januari 2022 ada penambahan sebanyak 125 juta kasus baru infeksi varian Omicron tersebut di dunia. Itu setara lebih dari 10 kali lipat saat puncak gelombang varian Delta yang terjadi pada April tahun lalu.

Hasil pemodelan dan estimasi yang dibuat oleh institut berbasis di Seattle, Amerika Serikat, itu dipaparkan dalam jurnal The Lancet yang terbit 19 Januri 2022. Model menunjukkan SARS-CoV-2 varian Omicron tengah menyebar cepat ke lebih dari 50 persen belahan dunia sepanjang November 2021 sampai akhir Maret 2022 nanti.

"Hanya segelintir negara di Eropa Timur, Asia Tenggara, Afrika Utara dan Oseania yang diperkirakan belum terlanda infeksi Omicron--sebelum pada akhirnya juga akan terserang dan menyumbang pucak gelombang infeksi susulan nantinya," bunyi isi laporan yang ditulis oleh Christopher J.L. Murray tersebut.

Pemodelan yang dibuat IHME mencatat kasus harian global infeksi SARS-CoV-2 telah meningkat lebih dari 30 kali lipat pada 17 Januari 2022 dibandingkan akhir November lalu. Namun, total pelaporan dari negara-negara tercatat hanya ada peningkatan enam kali lipat. Ini diduga karena kasus-kasusnya yang tak bergejala atau gejala ringan saja meningkat dibandingkan infeksi varian SARS-CoV-2 sebelumnya. Tingkat deteksi infeksi global pun drop dari 20 menjadi 5 persen.

Memahami beban infeksi Omicron sangat bergantung kepada proporsi infeksi yang tak bergejala tersebut. Sebuah kajian sistematis berdasarkan varian-varian SARS-CoV-2 sebelumnya menduga 40 persen kasus infeksi tak bergejala. Bukti yang ada saat ini menunjukkan proporsi yang sama pada kasus infeksi Omicron jauh lebih tinggi, kemungkinan sampai 80-90 persen.

Advertising
Advertising

Meski ada pengurangan tingkat keparahan per infeksi, gelombang massif infeksi Omicron berarti juga tingkat keterisian rumah sakit meningkat di banyak negara. Ini bahkan diperkirakan akan terus meningkat dua kali atau lebih dari tingkat keterisan rumah sakit saat terjadi puncak gelombang infeksi varian sebelumnya.

Yang mengejutkan, pemodelan IHME tak menelurkan dampak besar terhadap gelombng Omicron ketika aksi kebijakan seperti mewajibkan penggunaan masker, meningkatkan cakupan vaksinasi, atau membagikan vaksin booster ditetapkan saat intensitas penularan Omicron sudah begitu tinggi seperti sekarang.

Per 17 Januari 2022, gelombang penularan Covid-19 varian Omicron telah memuncak di 25 negara di lima wilayah WHO, dan di 19 negara bagian di Amerika Serikat. Diperkirakan, puncak gelombang ini bakal bertahan di kebanyakan negara sampai pekan kedua Februari mendatang. Pada Maret, proporsi besar populasi dunia sudah akan terinfeksi.

Pada saat itu juga, dengan laju vaksinasi Covid-19 yang terus ditingkatkan, penggunaan vaksin booster, dan imunitas dari infeksi alami yang juga meluas, imunitas global melawan SARS-CoV-2 untuk beberapa periode waktu akan mencapai level tertingginya. Untuk selama beberapa pekan atau bulan ke depannya, IHME memprediksi, dunia bisa berharap tingkat penyebaran virus itu yang rendah.

Terpisah, dalam jumpa pers pada Senin lalu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhamon Ghebreyesus, mengatakan fase kritis dari pandemi Covid-19 bisa berakhir pada tahun ini. Asalkan, menurut dia, cakupan vaksinasi di negara-negara mampu lebih dari 70 persen. Sayangnya, Tedros menambahkan, kurangnya dukungan finansial merintangi tujuan itu. "Jika model pendanaan saat ini berlanjut, WHO akan gagal," katanya.

THE LANCET, NEW SCIENTIST

Baca juga:
Dibayangi Agresi Rusia, Kenapa Ukraina Kumpulkan Senjata Javelin?


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

17 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

20 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya