NeoCoV dan Mutasi Virus Corona, Ini Alasan untuk tidak Panik

Senin, 31 Januari 2022 10:25 WIB

Ilustrasi virus corona. Sumber: wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat diminta tak panik dengan kabar tentang NeoCoV, jenis yang lain lagi dari keluarga virus corona--berbeda dari SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Diberitakan kalau ilmuwan di Wuhan, Cina, menemukannya terkait erat dengan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), penyakit virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada 2012.

Virus corona ini diyakini sangat menular dan memiliki tingkat kematian yang tinggi. Menurut para ilmuwan di Akademi Ilmu Pengetahuan Cina dan Universitas Wuhan, satu dari tiga pasien yang terinfeksi NeoCov bisa meninggal karena komplikasinya.

"Tapi itu baru berdasar analisa dan sejauh ini (virus NeoCoV) belum menulari manusia," kata Guru Besar di Fakultas Kedokteran UI, Tjandra Yoga Aditama, yang juga Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI dan pernah menjadi Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Minggu malam 30 Januari 2022.

Tjandra menekankan kepada bagian penjelasan dari tim ilmuwan Wuhan itu yang menyatakan kalau NeoCoV yang sekarang bermutasi lagi maka kemungkinan dapat menimbulkan masalah pada manusia. Artinya, ada kemungkinan pula si virus tidak bermutasi lagi, atau bermutasi dengan arah yang berbeda.

"Para ahli tentu akan terus memantau perkembangan NeoCoV, dan kita ikuti saja perkembangan ilmiah yang valid," katanya sambil mengingatkan kembali bahwa mutasi virus bukanlah peristiwa baru dan terus terjadi sepanjang masa atas berbagai faktor. "Tetapi sekarang karena pandemi Covid-19 maka semua orang jadi sangat memperhatikannya," kata Tjandra lagi.

Advertising
Advertising

Dalam pemberitaan yang berbasis laporan pracetak-nya di repositori BioRxiv, NeoCoV ditemukan di kelelawar Afrika Selatan--jenis hewan yang sama yang diduga menjadi sumber SARS-CoV-2. Laporan tersebut belum mendapatkan tinjauan dari sesama ilmuwan lain. Badan Kesehatan Dunia WHO juga mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan efeknya pada manusia.

Baca juga:
Startup Yogya Gunakan 3D Printing Bangun Rumah di Lereng Merapi

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

12 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

16 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya