Kota Peristirahatan di Brasil Menghilang Ditelan Samudra Atlantik

Rabu, 16 Februari 2022 11:46 WIB

Pemerintah setempat telah mempelajari rencana untuk mengekang erosi di kota Atafona di Brasil, termasuk membangun tanggul untuk mengurangi kekuatan gelombang laut dan mengangkut pasir dari delta sungai ke pantai, tetapi proyek tersebut hanya ada di atas kertas sejauh ini. (Phys.org)

TEMPO.CO, Jakarta - Kota Atafona di Brasil menghilang disebabkan naiknya permukaan air dari Samudra Atlantik. Kalau dihitung, kenaikan bisa mencapai rata-rata 6 meter per tahun. Jika angka tersebut terlihat drastis, hal ini disebabkan karena lokasi Atafona yang rentan terhadap cuaca ekstrem dan diperburuk dengan perubahan iklim.

Air laut telah menenggelamkan lebih dari 500 rumah. Bisa dibayangkan kota peristirahatan dengan garis pantai yang cantik berubah menjadi kuburan bawah air dari bangunan yang rusak.

Seorang mantan warga Atafona, Joao Waked Peixoto, mengenang kejadian kenaikan air laut yang drastis. "Laut naik tiga atau empat meter dalam 15 hari. Tembok kami mungkin tidak akan bertahan sampai minggu depan."

Erosi ekstrem di Atafona, sebuah kota berpenduduk sekitar 6.000 orang, menjadi sebab dari peristiwa ini. Atafona adalah bagian dari empat persen garis pantai di seluruh dunia yang kehilangan lima meter atau lebih setiap tahun.

“Masalahnya diperburuk oleh pemanasan global, yang menyebabkan naiknya permukaan laut dan membuat arus dan pola cuaca menjadi lebih ekstrem”, kata ahli geologi Eduardo Bulhoes dari Fluminense Federal University.

Advertising
Advertising

Sebelum menuding air laut yang naik, sebenarnya Atafona sudah menyimpan kasus lingkungan hidup yang kronis selama puluhan tahun. Sungai Paraiba do Sul yang bermuara di Atafona menyusut karena pertambangan, pertanian, dan kegiatan lain yang mengalirkannya ke hulu.

"Dalam 40 tahun terakhir, itu telah mengurangi volume sungai secara drastis, yang berarti membawa lebih sedikit pasir ke Atafona," kata Bulhoes. Dengan lebih sedikit pasir, pantai-pantai kota telah berhenti beregenerasi secara alami, menyerahkan tanah ke laut. Konstruksi di pantai hanya memperburuk masalah, dengan menghilangkan bukit pasir dan vegetasi, pertahanan alami pantai.

Hasilnya telah menjadi bencana bagi industri pariwisata dan perikanan, karena sungai menjadi mati. Pemerintah setempat telah mempelajari rencana untuk mengekang erosi di kota Atafona, Brasil, termasuk membangun tanggul untuk mengurangi kekuatan gelombang laut dan mengangkut pasir dari delta sungai ke pantai, tetapi proyek tersebut hanya ada di atas kertas sejauh ini.

PHYS

Baca:
Petualang Prancis Usia 75 Meninggal Saat Mendayung Sendirian di Samudra Atlantik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

4 hari lalu

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.

Baca Selengkapnya

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

4 hari lalu

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.

Baca Selengkapnya

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

4 hari lalu

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.

Baca Selengkapnya

Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

6 hari lalu

Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

BMKG mendeteksi faktor-faktor atmosfer pemicu kenaikan curah hujan di berbagai wilayah. Masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

7 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

10 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

11 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

11 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Hujan Badai Merusak Atap Lantai 4 RS Bunda Margonda Depok, Sejumlah Pasien Harus Dievakuasi

11 hari lalu

Hujan Badai Merusak Atap Lantai 4 RS Bunda Margonda Depok, Sejumlah Pasien Harus Dievakuasi

Hujan badai pada Rabu petang merusak atap dan plafon lantai 4 RS Bunda Margonda Depok. Tidak ada korban luka ataupun jiwa dalam peristiwa ini.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Imbau WNI di Dubai untuk Waspada Selama Banjir dan Cuaca Ekstrem

12 hari lalu

Pemerintah Imbau WNI di Dubai untuk Waspada Selama Banjir dan Cuaca Ekstrem

Kementerian Luar Negeri mengimbau WNI di Dubai untuk waspada selama cuaca ekstrem dan banjir di beberapa titik kota tersebut.

Baca Selengkapnya