Ini Sebab Kualitas Udara Bisa Lebih Buruk Meski Kawasan Lebih Hijau

Kamis, 3 Maret 2022 18:34 WIB

Deretan gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Selasa, 20 April 2021. Berdasarkan data "World Air Quality Index" pada 20 April pukul 10.00 WIB tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 174 yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan taman dan pepohonan tak menjamin sebuah permukiman atau kota bersih dari polusi dan udaranya sehat untuk dihirup. Ini nyata dari data yang dipaparkan sebuah startup Nafas, penyedia aplikasi pengukur kualitas udara.

"Pepohonan tidak bisa memfilter jenis polusi partikel debu halus PM 2,5,” kata Piotr Jakubowski, Co-founder & Chief Growth Officer Nafas, pada acara media briefing berjudul 'Nafas Air Quality Report 2021' pada Rabu 3 Maret 2022. Partikel debu halus berukuran diameter kurang dari 2,5 mikrometer ini memang berkembang menjadi sumber polusi udara yang mengancam kesehatan manusia.

Startup Nafas telah mengukur kualitas udara di Jabodetabek, Yogyakarta, Bali, Surabaya dan Bandung sepanjang Januari-Desember 2021. Sebanyak 160-an sensornya tersebar di lima wilayah itu, di antaranya di kawasan Bumi Serpong Damai, Cibinong dan Sentul City. Ketiganya dianggap sebagai area yang masih relatif hijau di kawasan Jabodetabek.

Namun data Nafas menunjukkan, indeks kualitas udara (AQI) di ketiga kawasan tersebut cukup tinggi, di atas 100. Angka AQI di atas 100 menunjukkan kualitas udara relatif tidak sehat bagi kelompok usia tertentu. “Itu menunjukkan ketiga daerah tersebut tidak bebas dari polusi,” kata Piort menunjuk biang keladi berupa konsentrasi debu halus di udaranya yang mampu terhirup jauh ke dalam sistem penapasan hingga terperangkap dalam paru-paru, dan bahkan larut dalam darah, itu.

Ia membandingkan dengan sensor di lokasi Kuningan dan Kebon Jeruk di pusat Jakarta yang dikelilingi oleh bangunan dan riuhnya transportasi. Pada data Juni-Desember 2021, Kuningan dan Kebon Jeruk justru memiliki kualitas udara yang lebih baik daripada BSD dan Cibinong.

Advertising
Advertising

Tangkapan layar aplikasi nafas yang digunakan untuk memantau kualitas udara. Aplikasi ini telah didukung jaringan sensor di Jabodetabek, DIY, Bali dan yang terbaru pada Oktober 2021 ini di Bandung dan Surabaya (https://nafas.co.id/)

Piort menuturkan, polusi udara PM 2,5 sangat dipengaruhi oleh pergantian musim. Saat musim kemarau PM 2,5 tinggi dan rendah di musim hujan. Peran signifikan dari musim terhadap perubahan kualitas udara juga tampak dari data Nafas periode Mei 2020 hingga 1 Januari 2022. Sepanjang periode itu disebutnya kualitas udara yang terukur naik-turun mengikuti pergantian musim.

“Berarti kita bisa berasumsi sebentar lagi kita akan memasuki tren kualitas udara buruk,” katanya merujuk musim kemarau yang menjelang di Indonesia.

Manfaat hujan lebat dan angin kencang

Berdasarkan data yang dimilikinya pula, Pioter menerangkan, intensitas angin dan hujan yang tinggi menyebabkan terjadinya perbaikan kualitas udara secara signifikan di suatu wilayah. Tanpa adanya hujan, kecepatan angin dapat menurunkan polutan secara signifikan. Namun, tanpa angin, hujan tidak dapat membersihkan polutan secara efisien.

Piotr mengutip Smart Air, 2020, yang menyatakan angin lebih baik daripada hujan dalam menurunkan tingkat polusi udara. Adanya hujan dapat menurunkan polusi 8,71 persen. Sedangkan, angin dapat sampai 66 persen. "Kualitas udara semakin membaik ketika terjadi hujan besar yang disertai angin kencang hingga ekstrem," kata Prabu Setyaji, data scientist di Nafas menambahkan.

Jaletreng River Park merupakan pedestrian yang berada di kawasan Hutan Kota 2 BSD, Tepatnya, berada di Jalan Letnan Sutopo, Ciater, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Kamis, 14 Oktober 2021. TEMPO/ Dwi Nur A. Y

Tentang peran pepohonan, Piotr merujuk studi David J. Nowak et.al (2013). Hasil studi Nowak, kata dia, menunjukkan penanaman pohon di 10 kota Amerika Serikat dengan tingkat PM 2,5 yang tinggi tidak signifikan mengurangi polutan tersebut, yakni hanya sebesar 0,05-0,24 persen setahun.

Berdasarkan data-data dan temuan Nafas tersebut, menurut Piotr, keliru apabila kebijakan pemerintah daerah di Indonesia memperbaiki kualitas udara hanya dengan cara menanam banyak pohon. Perlu ada cara yang ditempuh untuk mengurangi sumber dan emisi partikel PM 2,5.

“Bisa dibilang penanaman pohon hampir tidak ada dampaknya mengurangi PM 2,5,” kata dia sambil menambahkan, ”Dengan kata lain tidak berdampak signifikan untuk menyegarkan kualitas udara.”

Baca juga:
Diduga Telah Dikerahkan Rusia ke Ukraina, Apa Itu Senjata Termobarik?

CATATAN:
Artikel ini telah diubah pada Jumat 4 Maret 2022, pukul 11.30 WIB. Judul semula diganti dengan harapan bisa lebih mewakili daerah lain dengan masalah serupa. Terima kasih.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

1 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

1 hari lalu

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Potensi hujan sedang hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation.

Baca Selengkapnya

Potensi Hujan Lebat Hari Ini, BMKG Sebut Sirkulasi Siklonik, Konvergensi, dan Labilitas Lokal Kuat

3 hari lalu

Potensi Hujan Lebat Hari Ini, BMKG Sebut Sirkulasi Siklonik, Konvergensi, dan Labilitas Lokal Kuat

BMKG meminta Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau waspada potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Simak Peringatan Dini Hujan, Petir, dan Angin Kencang

3 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Simak Peringatan Dini Hujan, Petir, dan Angin Kencang

Berikut prediksi cuaca BMKG untuk Jabodetabek dari pagi ini sampai malam nanti.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

5 hari lalu

BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

BMKG juga memasukkan sejumlah wilayah dalam kategori waspada dampak hujan lebat seperti banjir.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Hanya Cerah di Pagi Hari, Siap-siap Hujan Petir

9 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Hanya Cerah di Pagi Hari, Siap-siap Hujan Petir

Jakarta diprediksi hujan sejak siang, Jumat. 19 April 2024. BMKG memprediksi hujan petir turun di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

BMKG sebut Badai Siklon Tropis Tingkatkan Curah Hujan Beberapa Kota Besar di Indonesia

10 hari lalu

BMKG sebut Badai Siklon Tropis Tingkatkan Curah Hujan Beberapa Kota Besar di Indonesia

Waspada curah hujan akan semakin tinggi di beberapa kota besar Indonesia, akibat siklon tropis. Ini peringatan dari BMKG.

Baca Selengkapnya

Hujan Badai Merusak Atap Lantai 4 RS Bunda Margonda Depok, Sejumlah Pasien Harus Dievakuasi

10 hari lalu

Hujan Badai Merusak Atap Lantai 4 RS Bunda Margonda Depok, Sejumlah Pasien Harus Dievakuasi

Hujan badai pada Rabu petang merusak atap dan plafon lantai 4 RS Bunda Margonda Depok. Tidak ada korban luka ataupun jiwa dalam peristiwa ini.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

11 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Sejumlah Daerah Berpotensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir

13 hari lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Sejumlah Daerah Berpotensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir

Hujan lebat di Sumsel, Kepulauan Bangka Belitung, Yogyakarta dan Jawa Timur juga akan disertai angin kencang dengan kecepatan 45 kilometer per jam.

Baca Selengkapnya