Rusia Klaim Senjata Biologis, WHO Minta Ukraina Hancurkan Patogen di Lab

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Minggu, 13 Maret 2022 07:57 WIB

Seorang prajurit tengah membersihkan rekan mereka yang terpapar senjata biologis. Perang dengan menggunakan senjata biologis sangatlah berbahaya, senjata ini memiliki efek mematikan dan sulit untuk ditangani. Munster, Jerman, 23 September 2015. Alexander Koerner / Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan Ukraina untuk memusnahkan patogen ancaman tinggi yang ditempatkan di laboratorium kesehatan masyarakat negara itu untuk mencegah setiap potensi tumpahan yang akan menyebarkan penyakit di antara penduduk, kata badan tersebut kepada Reuters, 11 Maret 2022.

Seperti banyak negara lain, Ukraina memiliki laboratorium kesehatan masyarakat yang meneliti cara mengurangi ancaman penyakit berbahaya yang menyerang hewan dan manusia termasuk, yang terbaru, Covid-19. Laboratoriumnya telah menerima dukungan dari Amerika Serikat, Uni Eropa dan WHO.

Pakar biosekuriti mengatakan pergerakan pasukan Rusia ke Ukraina dan pemboman kota-kotanya telah meningkatkan risiko lolosnya patogen penyebab penyakit, jika salah satu fasilitas itu rusak.

Menanggapi pertanyaan dari Reuters tentang pekerjaannya dengan Ukraina sebelum dan selama invasi Rusia, WHO mengatakan dalam email pada hari Kamis bahwa mereka telah berkolaborasi dengan laboratorium kesehatan masyarakat Ukraina selama beberapa tahun untuk mempromosikan praktik keamanan yang membantu mencegah pembebasan yang tidak disengaja atau disengaja dari berbagai patogen.

"Sebagai bagian dari pekerjaan ini, WHO telah sangat merekomendasikan kepada Kementerian Kesehatan di Ukraina dan badan-badan lain yang bertanggung jawab untuk menghancurkan patogen ancaman tinggi untuk mencegah potensi tumpahan," kata WHO.

Advertising
Advertising

WHO tidak mengatakan kapan telah membuat rekomendasi atau menginformasikan secara spesifik tentang jenis patogen atau racun yang disimpan di laboratorium Ukraina. Badan tersebut juga tidak menjawab pertanyaan tentang apakah rekomendasinya diikuti.

Pejabat Ukraina di Kyiv dan di kedutaan mereka di Washington tidak menanggapi permintaan komentar.

Kemampuan laboratorium Ukraina telah menjadi pusat perang informasi yang berkembang sejak Rusia mulai memindahkan pasukan ke Ukraina dua minggu lalu.

Pada hari Jumat, Rusia mengadakan pertemuan dengan 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk menegaskan kembali, tanpa memberikan bukti, klaim lama bahwa Ukraina menjalankan laboratorium senjata biologis dengan dukungan Departemen Pertahanan AS.

Tuduhan itu telah berulang kali dibantah oleh Ukraina dan Amerika Serikat, di mana pejabat pemerintah memperingatkan Rusia dapat menggunakannya sebagai dalih untuk menyebarkan senjata kimia atau biologinya sendiri.

Izumi Nakamitsu, Perwakilan Tinggi PBB untuk Urusan Perlucutan Senjata, mengatakan kepada Dewan Keamanan pada hari Jumat bahwa PBB tidak mengetahui adanya program senjata biologis di Ukraina, yang bergabung dengan larangan internasional atas senjata semacam itu, seperti halnya Rusia dan Amerika Serikat bersama 180 negara lainnya.

Pejabat PBB juga mengatakan WHO, dalam pekerjaannya dengan Ukraina, tidak mengetahui adanya aktivitas di negara itu yang akan melanggar perjanjian internasional, termasuk senjata kimia atau senjata biologis.

Pernyataan WHO kepada Reuters hanya merujuk pada laboratorium kesehatan masyarakat. Badan tersebut mengatakan pihaknya mendorong semua pihak untuk bekerja sama dalam pembuangan yang aman dan terjamin dari setiap patogen yang mereka temui, dan untuk menjangkau bantuan teknis yang diperlukan. WHO menawarkan bantuan sedapat mungkin dengan bimbingan teknis dan koordinasi.

REUTERS

Baca:
Inggris: Rusia Telah Konfirmasi Gunakan Senjata Termobarik di Ukraina

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

22 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

2 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya