Rektor ITB Diminta Mengingat Janji Dukung Otonomi SBM

Reporter

Tempo.co

Editor

Devy Ernis

Senin, 14 Maret 2022 06:30 WIB

Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah, Ph.D. (ANTARA/HODok Humas ITB)

TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Reini Wirahadikusumah diminta mengingat kembali pernyataannya yang menyetujui otonomi bagi Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM ITB). Bahkan, Reini juga sempat mengatakan setuju otonomi sejenis juga diterapkan di sekolah atau fakultas lain di ITB. Pernyataan itu dikatakan Reini saat acara debat calon rektor pada akhir 2019.

Salah satu pendiri SBM ITB Sudarso Kaderi Wiryono mengatakan janji rektor tak sesuai pada pernyataannya. Reini mencabut swakelola dan otonomi SBM dengan alasan tidak sesuai dengan statuta ITB dalam Peraturan Presiden nomor 65 tahun 2013 yang merujuk hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan pada 31 Desember 2018.

Sudarso mengatakan saat debat calon rektor, Reini menilai apa yang didapatkan pendidik dan tenaga kependidikan SBM ITB setimpal dengan upaya besar yang berikan untuk mahasiswa. Oleh karena itu, Sudarso menilai tepat jika rektor memberikan otonomi kepada SBM ITB.

Advertising
Advertising

"Otonomi memberi keleluasaan untuk masing-masing fakultas dan sekolah bisa lebih inovatif, dan lincah dalam mengembangkan diri. Oleh karenanya di lingkungan intelektual yang dinamis dan heterogen seperti di ITB, sentralisasi sudah tidak relevan," ujar Sudarso, Sabtu, 12 Maret 2022.

Rektor ITB pada 2003, kata Sudarso, memiliki pemikiran yang jauh ke depan dan melihat pentingnya mendirikan sekolah bisnis dan manajemen yang dapat memberi nilai tambah bagi ITB. Agar SBM ITB dapat berkembang lebih cepat dengan kualitas kelas dunia, maka rektor ITB saat itu memberikan keleluasaan (otonomi) dan fleksibilitas kepada SBM ITB melalui SK Rektor ITB 203/2003. SBM ITB diberi otonomi untuk mencari dana dan membiayai kebutuhannya sendiri tanpa suntikan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Anggaran pengembangan dan operasional untuk mempertahankan standar international SBM pun, kata Sudarso, harus tetap mengacu pada kesepakatan sebelumnya. Awal pendirian SBM ITB, pembagian dana disepakati 80 persen pendapatan dikelola oleh SBM, sementara 20 persen untuk ITB. Seiring perubahan rektor, porsi pembagian dana diubah menjadi 70 persen pendapatan dikelola SBM dan 30 persen dikelola ITB.

Besaran pendapatan yang dikelola SBM semakin mengecil sejak Reini menjabat sebagai rektor. Sebanyak 60 persen pendapatan dari mahasiswa internasional dikelola oleh SBM, sedangkan 40 persen sisanya dikelola ITB. Bahkan, saat ini swakelola dan otonomi dicabut sehingga seluruh pengelolaan dana di ITB.

Dengan adanya otonomi, Sudarso mengatakan para pendiri, dosen, dan tendik SBM ITB bisa secara inovatif dan gesit mendirikan dan mengelola SBM ITB sehingga pada usia yang ke-18 mendapatkan akreditasi internasional dari lembaga akreditasi sekolah bisnis tertua di dunia berbasis di Amerika Serikat, Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB). “Hanya 5 persen sekolah bisnis di dunia yang memperoleh akreditasi ini,” ujar Sudarso.

Dengan memiliki otonomi pula, menurut Sudarso, SBM ITB telah membantu pemerintah menghemat devisa. Hal itu karena pada awal 2000-an, ribuan calon mahasiswa dari keluarga menengah ke atas sekolah ke luar negeri, seperti ke Australia, Amerika dan sebagainya.

Jumlah mahasiswa SBM ITB saat ini sudah mencapai 4.000an orang, jauh berkembang dibandingkan awal berdiri sekitar 300 mahasiswa. “Dengan hadirnya SBM ITB, mereka memiliki pilihan kuliah di dalam negeri dengan kualitas layanan dan fasilitas standar internasional,” ujar Sudarso.

Adapun saat debat calon rektor ITB pada 2019 lalu, sang pembawa acara memberikan pertanyaan kepada tiga calon rektor yakni apakah bapak dan ibu setuju untuk memberikan otonomi sejenis (seperti SBM ITB) kepada fakultas atau sekolah lainnya di ITB.

Lalu Reini mengangkat tangan dengan menggunakan gambar jempol diangkat yang menandakan setuju. Reini saat itu sempat menyebut hak swakelola yang dimiliki SBM ITB memang membuat iri fakultas atau sekolah lain.

"SBM ini memang bikini iri semua ini. Katanya gajinya besar, tapi tentunya SBM juga melakukan upaya-upaya yang setimpal dengan take home pay yang mereka dapatkan,” ujarnya.

Dia pun mengatakan sangat mungkin fakultas lain bisa mendapatkan swakelola. "Jadi saya melihat sangat mungkin, bahkan mungkin bukan cuma sekadar satu [atau] dua, mungkin bisa banyak yang menjadi prodi unggulan sebagai ada layanan-layanan yang premium untuk ITB, yang bersifat internasional, dan sebagainya," katanya.

Baca juga:

Kronologi Forum Orang Tua Mencari Kejelasan Konflik SBM ITB

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

22 jam lalu

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

Sejauh ini, sejak UTBK mulai digelar 30 April lalu, ada tiga orang peserta ujian yang datang dalam kondisi sakit. Terkini sakit GERD.

Baca Selengkapnya

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

1 hari lalu

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

Pendaftar UTBK SNBT di ITB berkurang pada 2024. Ditengarai karena banyak calon peserta yang sudah diterima di jalur SNBP.

Baca Selengkapnya

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

2 hari lalu

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

Inovasi ASI bubuk oleh mahasiswa ITB dipicu oleh niat menciptakan solusi untuk wanita karier yang kerap kesulitan menyusui.

Baca Selengkapnya

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTNBH, Wakil Ketua Komisi X DPR: Tidak Logis dan Tidak Relevan

4 hari lalu

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTNBH, Wakil Ketua Komisi X DPR: Tidak Logis dan Tidak Relevan

Polemik kenaikan UKT menuai respons dari berbagai pihak. Wakil Ketua Komisi X DPR menyebut kebaikan tersebut tidak logis dan tidak relevan.

Baca Selengkapnya

5 Fakta ASI Bubuk Tak Direkomendasikan IDAI, Berisiko Terkontaminasi hingga Tidak Direkomendasikan untuk Bayi

4 hari lalu

5 Fakta ASI Bubuk Tak Direkomendasikan IDAI, Berisiko Terkontaminasi hingga Tidak Direkomendasikan untuk Bayi

Proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI bubuk,

Baca Selengkapnya

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

5 hari lalu

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.

Baca Selengkapnya

Hari Lupus Sedunia 10 Mei, Yayasan Syamsi Dhuha Gaet Tim ITB Bikin Komik

6 hari lalu

Hari Lupus Sedunia 10 Mei, Yayasan Syamsi Dhuha Gaet Tim ITB Bikin Komik

Komik tentang lupus untuk anak ini merupakan buku yang kedua. Buku pertama disebutkan diminati pasar global dan telah dialihbahasakan ke 5 bahasa.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

8 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

Dalam rangka memperingati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia mengadakan acara acara "#AussieBanget University Roadshow" di ITB

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah ITB 2024/2025 Jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri

9 hari lalu

Biaya Kuliah ITB 2024/2025 Jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri

Biaya UKT dan IPI yang diusulkan ITB 2024 jalur SNBP, SNBT, SM-ITB, dan IUP

Baca Selengkapnya

5 Kampus Negeri yang Mengalami Kenaikan Biaya Kuliah di 2024

10 hari lalu

5 Kampus Negeri yang Mengalami Kenaikan Biaya Kuliah di 2024

Kenaikan biaya kuliah itu menuai protes dari kalangan mahasiswa, seperti UGM, Unsoed, dan ITB.

Baca Selengkapnya