170 Tahun Kebun Raya Cibodas: Butuh Dukungan Kolaborasi Riset

Senin, 11 April 2022 21:01 WIB

Bunga bangkai, yang dalam bahasa Latin disebut Amorphophallus titanium (Becc.) Becc., mekar sempurna di Kebun Raya Cibodas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berada di Desa Cimacan, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Rabu, 13 Oktober 2021. Kredit; ANTARA/HO-BRIN

TEMPO.CO, Jakarta - Kebun Raya Cibodas tepat berumur 170 tahun pada hari ini, Senin 11 April 2022. Lembaga konservasi tumbuhan ex-situ yang berlokasi di Jawa Barat ini termasuk yang mempunyai tugas konservasi dan penyelamatan biodiversitas tumbuhan Indonesia namun tak mendapat dukungan menadai.

Kepala Organisasi Riset Ilmu Hayati dan Lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Iman Hidayat, menilai Kebun Raya Cibodas masih lemah dalam hal kerja sama riset dan inovasi. Kebun Raya juga belum didukung dengan fasilitas riset yang memadai sesuai dengan perkembangan teknologi di bidang konservasi tumbuhan saat ini.

“Kebun raya tidak banyak periset, jadi butuh kerja sama perguruan tinggi, misalnya,” kata Iman dalam webinar 170 tahun Kebun Raya Cibodas, Senin.

Dia berharap dengan kolaborasi bisa saling mengisi kekurangan dan saling belajar. Sedangkan kerja sama yang sudah terjalin dimintanya terus ditingkatkan sembari Kebun Raya membangun jejaring baru dalam kolaborasi riset dan inovasi di bidang konservasi tumbuhan dengan multi stakeholder.

Imam menghubungkan pentingnya pengembangan riset konservasi tumbuhan dengan kewaspadaan akan adanya krisis pangan. "Ancaman krisis pangan sudah terlihat, harga pangan naik,” kata dia sambil membandingkan dengan krisis kesehatan karena pandemi Covid-19, "Periset dan peneliti menjadi garda terdepan kalau negara ada masalah."

Advertising
Advertising

Kepala Kantor Kebun Raya Cibodas, Fitri Kurniawati, mengatakan, BRIN telah menyiapkan berbagai skema untuk memfasilitasi aktivitas riset dan inovasi, kerja sama, serta pengembangan kapasitas di Kebun Raya Cibodas. Dia menyebut contoh skema open platform fasilitas riset, berbagai skema pendanaan riset, maupun skema pusat kolaborasi riset.

Peluang tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para stakeholder, khususnya perguruan tinggi. “Kerja sama di Cibodas masih sedikit sekali,” kata Fitri mengakui.

Benih mawar varietas unggul hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang diserahkan pada Kebun Raya Cibodas. Foto: Antaranews | Kementerian Pertanian

Dari sedikit itu, riset yang sudah dilakukan diantaranya tentang tanaman eksotik invasive serta biomassa hutan dan perannya dalam regulasi iklim, terutama pohon yang berukuran besar. Kegiatan lainnya yaitu konservasi tumbuhan berpotensi ekonomi dan budaya serta domestikasi tumbuhan koleksi Kebun Raya Cibodas.

Webinar memperlihatkan contoh kegiatan domestikasi itu yang dilakukan terhadap tumbuhan jenis Raspberry liar. Menurut penelitinya, Muhammad Imam Surya, sebanyak 13 dari 25 jenis Raspberry liar di Indonesia telah dikonservasi di Kebun Raya Cibodas.

Ilustrasi Raspberry. Pixabay.com

Diharapkan, dengan pengalamannya yang panjang, Kebun Raya Cibodas dapat berperan secara aktif di tingkat nasional dan global dalam bidang konservasi tumbuhan secara ex-situ dan in-situ. Salah satunya dengan meningkatkan jumlah populasi spesies tumbuhan yang terancam punah.

Baca juga:
Para Mantan Kepala Kritik Atraksi Glow di Kebun Raya Bogor


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

18 jam lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

18 jam lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

20 jam lalu

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

Menurut peneliti BRIN, suhu panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini kategorinya suhu tinggi, bukan gelombang panas atau heatwave.

Baca Selengkapnya

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

23 jam lalu

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.

Baca Selengkapnya

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

23 jam lalu

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

2 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

3 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

3 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

4 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

4 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya