3 Kasus Fatal Hepatitis Akut Misterius, Kemenkes Dituntut Beri Penjelasan Lebih

Selasa, 3 Mei 2022 09:55 WIB

Ilustrasi Virus Hepatitis. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pengumuman kejadian tiga pasien anak meninggal dalam kasus hepatitis akut misterius di Jakarta menimbulkan sederet pertanyaan tambahan. Penjelasan lebih rinci diharapkan datang dari Kementerian Kesehatan karena tingginya tingkat kematian kasus ini di Indonesia dibandingkan temuan global.

Pendapat tersebut disampaikan Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, juga eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama. "Penjelasan lebih rinci tentang perbedaan fatalitas ini, 1 meninggal dari 170 kasus di dunia dan semua 3 meninggal dari 3 kasus kita," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo.co, Selasa 3 Mei 2022.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa tiga pasien anak di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut misterius akhirnya meninggal. Belum diketahui penyebab hepatitis akut itu dan anak-anak tersebut telah dirawat selama dua minggu per 30 April 2022.

Ketiga anak merupakan pasien rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Kementerian Kesehatan telah menyatakan tetap melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Mereka didukung Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang menyelidiki epidemiologi lebih lanjut.

Selama masa investigasi tersebut, masyarakat diimbau untuk berhati-hati dan tetap tenang. Tindakan pencegahan yang diimbau dilakukan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Advertising
Advertising

Tjandra mencatat pengumuman itu yang pertama disampaikan pemerintah, dihubungkan dengan kejadian Hepatitis Akut Berat di berbagai negara, sebagaimana yang juga telah diumumkan WHO pertengahan bulan lalu. Karenanya mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan itu juga berharap akan ada penjelasan selanjutnya di hari-hari mendatang.

Selain perihal perbedaan fatalitas dengan kasus global, Tjandra berpesan penjelasan yang menegaskan hasil laboratorium Hepatitis A, B, C dan E pada ketiga kasus yang sudah diumumkan tersebut. Data dunia menyebutkan bahwa pada kejadian Hepatitis yang banyak dibahas ini, hasil Laboratorium Hepatitis A - E negatif.

"Tentu juga bagaimana hasil ada tidaknya Adenovirus 41 yang kini banyak diduga sebagai penyebab Hepatitis di lintas benua ini," katanya.

Penjelasan juga diharapkannya untuk hasil pemeriksaan virus-virus lainnya seperti yang sudah dijanjikan. Menurut Tjandra, WHO merekomendasikan pemeriksaan darah, serum, urine, feses, sampel saluran napas dan bila mungkin biopsi hati. "Semuanya untuk pemeriksaan karakteristik virus secara mendalam, termasuk sequencing," kata Tjandra.

Pesan itu sejalan dengan imbauan kesehatan yang dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada Jumat lalu. CDC merekomendasikan kepada para penyedia layanan kesehatan dan otoritas kesehatan publik untuk selalu melakukan tes adenovirus pada anak yang mengidap hepatitis dengan penyebab yang belum diketahui.

"Akan lebih baik lagi bila ditambahkan pemeriksaan darah secara keseluruhan--bukan hanya plasma darah," bunyi rekomendasi CDC.

Di Amerika, per akhir pekan kemarin sudah ditemukan sedikitnya 18 kasus hepatitis akut misterius pada anak. Seluruhnya dinyatakan dalam kondisi baik, tanpa komorbid yang signifikan dan tak ada kasus sistem imun yang lemah.

Di antara para pasiennya yang berusia di bawah 2 tahun hingga lebih dari 5 tahun itu, gejala yang paling umum sebelum mereka dibawa ke rumah sakit adalah muntah dan diare. Beberapa ditambahkan mengalami gangguan saluran pernapasan atas. Dari pemeriksaan di rumah sakit, kebanyakan pasien anak itu memiliki organ hati yang membengkak bersama kulit dan bagian putih mata yang menguning.

Hasil tes pada seluruh anak itu menunjukkan negatif infeksi virus Hepatitis A, B, dan C, dan beberapa sebab lain hepatitis pada anak. Namun adenovirus terdeteksi pada seluruh kasus hepatitis akut misterius itu.

Baca juga:
Covid-19, Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Meledak di Afrika Selatan


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

1 hari lalu

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

KRIS merupakan sistem baru dalam mengatur rawat inap yang melayani pengguna BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

3 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

3 hari lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

3 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

3 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

6 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

7 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

9 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

11 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

11 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya