Penularan Penyakit Mulut dan Kuku, Ini Saran Ahli dari FAO untuk Indonesia

Minggu, 22 Mei 2022 22:00 WIB

Indonesia sedang darurat wabah ternak. Penyakit mulut dan kuku menyerap sapi ternak di Jawa Timur, lalu merembet ke wilayah lain.

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas kesehatan hewan di Indonesia harus bekerja secara sistematis untuk bisa menjawab pertanyaan besar dari problem wabah penyakit mulut dan kuku yang kembali terjadi saat ini. Pertanyaan itu adalah apakah wabah yang sudah merebak di sejumlah daerah tersebut saling berhubungan.

"Kemungkinan terburuknya adalah mereka tidak saling berhubungan antar daerah dan ada beberapa serotipe virus berbeda yang sedang menyebar," kata Donald King, Kepala Laboratorium Rujukan Penyakit Kuku dan Mulut di Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) di Institut Pirbright, Inggris.

Donald menyatakan itu dalam webinar Talk to Scientist yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN pada Kamis 19 Mei 2022. Dia ditanyakan tanggapannya atas apa yang terjadi di Indonesia setelah presentasinya menekankan pentingnya deteksi dan konfirmasi cepat dari lapangan. "Semakin Anda terlambat mendeteksinya semakin tinggi biaya dan semakin luas wilayah yang terdampak sehingga membuat semakin berat pengendaliannya," katanya.

Donald mengaku tidak memiliki pengetahuan cukup mengenai kasus yang sedang terjadi di Indonesia, di mana penyakit kuku dan mulut ditemukan telah menginfeksi lebih dari 1.200 hewan ternak di empat daerah di Jawa Timur saat pertama diumumkan pada awal bulan ini. Donald mengatakan hanya mengikutinya dari pemberitaan di media. Namun satu yang pasti, dia mengingatkan, penyakit mulut dan kuku menyebar sangat cepat--mengikuti pergerakan dan distribusi hewan dan produk hewan.

Rekomendasi yang diberikannya adalah harus ada jaringan yang kuat antara tim di lapangan yang bisa cepat menyadari penyebaran virus penyebab penyakit mulut dan kuku itu dengan pengiriman sampel ke laboratorium. Bukan hanya di tingkat nasional, Donald mendorong sampel dikirim untuk mendapatkan dukungan dari laboratorium di tingkat regional atau internasional. "Cepat mendapatkan konfirmasi penyebaran virus dan jenisnya sangatlah penting," katanya merujuk pula ke langkah penentuan vaksin yang tepat.

Advertising
Advertising

Donald King, Kepala Laboratorium Rujukan Penyakit Kuku dan Mulut di Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) di Institut Pirbright, Inggris, saat menjadi pembicara dalam webinar yang diselenggarakan BRIN pada Kamis, 19 Mei 2022. Foto/Tangkapan layar.

Satu pertanyaan terbesarnya, Donald melanjutkan, adalah apakah kasus-kasus di setiap daerah itu berasal dari virus yang saling berhubungan, atau jangan-jangan mereka saling terpisah dengan serotipe virus yang berbeda. Sebagai catatan, ada tujuh serotipe virus penyebab penyakit mulut dan kuku pada hewan yang dikenal selama ini, dan yang menyebar di Indonesia dalam wabah 1987 lalu adalah serotipe O.

"Pesan kuncinya, saya kira, harus bekerja dalam cara yang sistematis untuk bisa menjawab pertanyaan besar itu dan berharap bisa cukup memahami apa yang sedang Anda hadapi saat ini sesuai dengan yang terjadi di lapangan, dan berusaha menempatkan sumber daya pada tempatnya untuk upaya menjawabnya pula," katanya.

Baca juga:
4 Tips Mengolah Daging dan Jeroan di Masa Penyakit Mulut dan Kuku

Berita terkait

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

33 menit lalu

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.

Baca Selengkapnya

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

55 menit lalu

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

18 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

2 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

2 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

3 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

3 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya