Rusia Kembali Uji Rudal Hipersonik Tsirkon, Menghantam Target Sejauh 1.000 Km

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Minggu, 29 Mei 2022 12:38 WIB

Rusia kembali melakukan uji tembak rudal hipersonik Tsirkon. Rudal tersebut menghantam target yang berada di laut dengan jarak sekitar 1.000 kilometer di Laut Putih. (Xinhua)

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menembakkan rudal jelajah hipersonik Tsirkon (Zirkon) dari fregat Admiral Gorshkov di Laut Barents dan berhasil mengenai sasaran, kata Kementerian Pertahanan Rusia kepada wartawan, Sabtu, 28 Mei 2022.

“Hari ini, fregat Project 22350 Admiral Gorshkov menembakkan rudal jelajah hipersonik Tsirkon ke posisi target laut di Laut Putih dari Laut Barents. Menurut data kontrol objektif, rudal jelajah hipersonik Tsirkon berhasil menghantam target laut berada pada jarak sekitar 1.000 kilometer,” kata kementerian itu sebagaimana dikutip EurAsian Times, Sabtu.

Sebelumnya, Rusia mengatakan sedang mengembangkan sistem baru untuk meluncurkan salah satu rudal hipersonik Tsirkon (Zirkon), yang dijadwalkan akan beroperasi pada akhir tahun, lapor outlet media milik pemerintah Tass.

Menurut laporan itu, NPO Mashinostroyeniya di Reutov (dekat Moskow) sedang mengerjakan sistem rudal pertahanan pantai yang ditingkatkan untuk rudal hipersonik Tsirkon.

Sebuah sumber militer mengatakan kepada badan tersebut bahwa sistem itu akan mampu menyerang target darat dan laut. Ini akan menawarkan kemampuan yang sama seperti pendahulunya, Bastion, yang menggunakan rudal jelajah anti-kapal supersonik Oniks.

Advertising
Advertising

Sementara ada varian berbasis penerbangan dan laut dari Tsirkon, Anatoly Svintsov, wakil direktur umum NPO Mashinostroeniya, mengatakan kepada saluran TV militer Zvezda bahwa perusahaannya telah diarahkan untuk mengintensifkan pekerjaan pada pembuatan roket versi laut.

Rusia telah membuat kemajuan signifikan dalam teknologi senjata hipersonik, yang lebih cepat dan lebih gesit daripada rudal konvensional. Rudal ini sulit dicegat oleh sistem pertahanan yang ada.

Baru-baru ini, Rusia juga mengklaim telah menempatkan rudal jelajah 3M-54 Kalibr ke dua kapal selam Varshavyanka di Laut Hitam. Selanjutnya, Moskow telah mengumumkan pada bulan Maret bahwa mereka telah menggunakan rudal hipersonik di Ukraina, menghantam sebuah depot militer di wilayah Ivano-Frankivsk di barat negara itu menggunakan rudal Kh-47M2 Kinzhal yang mematikan.

Seperti diberitakan sebelumnya oleh EurAsian Times, Moskow juga berhasil menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat yang berkemampuan nuklir, juga dikenal sebagai Satan II. Ini dipandang sebagai ancaman baru bagi AS dan sekutu baratnya.

Moskow bahkan mengancam akan memusnahkan Inggris dalam “200 detik” dengan rudal nuklir hipersonik RS-28 Sarmat.

Rudal hipersonik serba guna Tsirkon, yang dirancang untuk menyerang target laut dan darat, memiliki jangkauan lebih dari 1.000 kilometer dan dapat melaju dengan kecepatan 9 Mach (11.113 kilometer per jam). Tsirkon dan persenjataan mutakhir lainnya telah digambarkan sebagai "tak terkalahkan" oleh Presiden Putin.

Tahun lalu, Rusia menyatakan bahwa Tsirkon (Zirkon) telah memasuki fase produksi massal. Bahkan pertahanan Amerika yang canggih pun tidak akan mampu mencegat rudal tersebut. Senjata hipersonik, seperti 3M22 Tsirkon Rusia, memiliki lintasan balistik atmosfer yang rendah, memungkinkan mereka untuk melewati sistem pertahanan anti-rudal tradisional.

Rudal dengan jangkauan hingga 1.000 kilometer menggunakan bahan bakar yang ditingkatkan dan bergerak sangat cepat sehingga tekanan udara di depan senjata menciptakan awan plasma yang memerangkap gelombang radio, membuatnya hampir tidak terlihat oleh sistem radar.

Komitmen Rusia terhadap senjata hipersonik kemungkinan besar bertentangan dengan keunggulan teknologi Amerika Serikat di laut. Angkatan Laut AS bermaksud untuk mempertahankan armada 12 kapal induk bertenaga nuklir, sementara Rusia memiliki satu dan mengirimkan kapal tunda jika mesinnya tidak berfungsi.

Rudal zirkon diyakini mampu menenggelamkan kapal induk Amerika paling canggih sekalipun. Para ahli berpendapat bahwa bahkan jika itu (sistem pertahanan) mendeteksi rudal Zirkon pada jarak 100 mil, ia hanya akan memiliki satu menit untuk merespons.

Rudal Tsirkon dianggap sebagai rudal jelajah hibrida dan rudal balistik, yang bertentangan dengan rudal hipersonik murni yang mengandalkan scramjet. Para ahli telah memperingatkan bahwa rudal itu mungkin dapat melewati Sistem Tempur Aegis AS dengan mudah.

Dalam dua setengah tahun terakhir, Moskow telah mengumumkan bahwa mereka telah menguji coba rudal Tsirkon beberapa kali dari kapal andalan Armada Utara Admiral Gorshkov.

Pada Oktober tahun lalu, kapal selam bertenaga nuklir Rusia Severodvinsk meluncurkan rudal hipersonik Zirkon dari permukaannya dan menenggelamkan posisi di Laut Putih untuk pertama kalinya.

THE EURASIAN TIMES

Baca:
Rusia Uji Rudal Hipersonik Tsirkon, Memiliki Kecepatan 8 Mach

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

3 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

6 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

4 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

5 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

6 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya