Paus Pembunuh Tersesat di Sungai Seine Prancis Akan Disuntik Mati, Kenapa?

Reporter

Antara

Senin, 30 Mei 2022 16:55 WIB

Paus orca yang tersesat di Sungai Seine, Duclair, Normandia, Prancis. (REUTERS/PASCAL ROSSIGNOL)

TEMPO.CO, Jakarta - Paus orca yang terdampar di Sungai Seine, Prancis, akan disuntik mati setelah secara medis terbukti sedang sakit parah. Opsi mengembalikannya ke laut telah dicoret karena tak berhasil dilakukan. "Dan demi mencegah menambah stres pada hewan ini, keputusan yang diambil adalah menghentikan intervensi," kata pemerintahan setempat dikutip dari Reuters pada Senin, 30 Mei 2022.

Paus orca, atau biasa disebut pula paus pembunuh, sepanjang 4 meter itu tersesat ke Sungai Seine sejak 16 Mei lalu. Paus jantan itu pertama kali terlihat di antara pelabuhan Le Havre dan kota Honfleur di Normandia sebelum kemudian berenang ke arah hulu hingga sampai di Kota Rouen.

Pemerintah lokal mengadakan rapat dengan para ahli mamalia laut nasional maupun internasional untuk upaya mengembalikannya ke laut. Yang sudah ditempuh, antara lain, menggunakan drone yang mengeluarkan suara kawanan paus orca dengan maksud memandu kembali ke laut. Sayangnya, upaya ini gagal.

Menurut otoritas maritim wilayah Seine, paus tersesat itu tidak dapat menanggapi stimulus suara dengan baik. Hasil rekaman suara balik justru menunjukkan paus dalam kondisi stres. Para ilmuwan mempelajari data yang dihasilkan upaya penyelamatan dan mengambil kesimpulan, paus menderita mucormycosis, atau penyakit jamur hitam.

Penyakit ini biasa ditemukan pada paus di Amerika Utara, dan sebelumnya tak ditemukan di Eropa. Hasil penelitian terhadap paus orca itu menunjukkan penyakit bisa menyebar ke jantung, paru-paru dan otak.

Advertising
Advertising

Penyakit yang sudah menyebar ini juga menjawab respons ganjil paus terhadap stimulus suara saat upaya penyelamatan. Ilmuwan juga melihat penyakit sudah menyebar dalam tahap lanjutan sehingga paus itu sangat menderita. Melihat kondisi mamalia tersebut, para ahli menilai solusi yang paling mungkin adalah eutanasia agar paus itu tidak sakit lagi.

"Dalam kondisi seperti ini, kelompok ahli sepakat dengan suara bulat bahwa satu-satunya cara yang paling mungkin adalah dengan eutanasia supaya mengakhiri penderitaan paus ini. Juga, untuk analisis mendalam penyakitnya," kata otoritas tersebut.

Baca juga:
Di Balik Keputusan Australia Keluarkan Paus Bungkuk dari Daftar Hewan Terancam

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

3 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

4 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

9 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

10 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

14 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

20 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

28 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

28 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

28 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya