Senjata untuk Melawan Rusia: Ini Daftar Permintaan Terbaru dari Ukraina ke NATO

Senin, 6 Juni 2022 15:00 WIB

Tiga pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan dua jenis rudal anti-kapal: Harpoon atau NSM. Pilihan untuk pengiriman langsung dari Amerika Serikat ke Ukraina atau transfer dari salah satu sekutu Eropa sedang dipertimbangkan. Foto : Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina mempunyai daftar permintaan baru persenjataan untuk melawan invasi Rusia kepada NATO. Mereka berharap dipasok tambahan artileri roket jarak jauh, drone tempur dan rudal anti-kapal perang. Setidaknya satu negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu telah memberikan komitmen bantuan untuk memenuhi permintaan tersebut.

Ukraina sebenarnya sudah memiliki tiga jenis persenjataan itu tapi, seperti dikutip dari Defense News, versi NATO atau Amerika diyakini memiliki teknologi lebih maju dan lebih baik. Ketiganya akan berdampingan dengan senjata lainnya yang sudah lebih dulu disediakan NATO, termasuk rudal anti-tank Javelin, roket anti-tank NLAW, howitzer M777 dan drone kamikaze Switchblade.

Berikut ini tiga jenis senjata dalam daftar permintaan terbaru Ukraina kepada NATO,


1. High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS)

Sistem roket artileri mobilitas tinggi buatan Amerika Serikat ini berada di daftar teratas. HIMARS terdiri dari sebuah truk berbobot lima ton untuk meluncurkan roket-roket diameter 227 milimeter. Setiap unit HIMARS mengangkut enam roket berpenuntun GPS alias Guided Multiple Launch Rocket System (GMLRS) berdaya jangkau sampai 43 mil. HIMARS dapat menakuti banyak artileri Rusia, menghujaninya dari jarak di luar jangkauan senjata dan peluncur roket Rusia.

Advertising
Advertising

Ukraina telah memiliki beragam sistem artileri roket, termasuk sistem roket 300 mm BM-30 Smerch. Tapi, kebanyakan tak didukung teknologi penuntun GPS, dan kurang akurat dibandingkan howitzer. Karenanya roket-roket itu biasanya dimodifikasi mengangkut bom yang lebih kecil atau bom klaster anti-tank. Saat roket terbang di atas sasaran, dia akan menyebarkan bom-bom itu, menciptakan kerusakan di wilayah yang lebih luas. Strategi seperti ini memicu kecaman global karena bom bisa menyasar warga sipil.

Sistem HIMARS terdiri dari satu peluncur, dua kendaraan suplai ulang, dua trailer suplai ulang dan beban dasar sembilan pod (enam roket per pod) roket MFOR (Multiple Launch Rocket System Family of Munitions). HIMARS diprediksi akan meningkatkan kemampuan bertempur Ukraina dalam memerangi penjajah Rusia. Wikipedia/Korps Marinir AS Pusat Informasi Visual Pertahanan, Departemen Pertahanan Amerika Serikat Foto Korps Marinir AS - dirilis (ID DOD: DA-SD-07-43938, 070601-M-1391M-010)PenulisLCPL Seth Maggard, USMC

Sejauh ini, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden belum menyetujui pemenuhan atas permintaan terhadap persenjataan ini namun dilaporkan terus mempertimbangkannya.


2. Drone serang MQ-1C Gray Eagle

Ukraina juga menginginkan drone-drone serang yang bisa dipakai ulang. Mereka sudah mengoperasikan armada kecil drone tempur TB-2 Bayraktar yang setiap unitnya mampu mengangkut bom berpenuntun atau cerdas. Bayraktar terbukti efektif dalam menyerang konvoi suplai ataupun kendaraan militer pasukan Rusia, terutama saat mereka masih berada di dalam garis batas wilayahnya sendiri, tapi drone-drone milik NATO dipercaya bisa lebih efektif lagi. Selain alasan stok drone TB-2 Bayraktar yang sudah menipis.

Amerika juga telah menyediakan drone-drone kamikaze Switchblade 300 dan 600, tapi ini juga senjata satu arah yang tidak didesain untuk bisa diterbangkan di lebih dari satu misi. Jelas, Ukraina membutuhkan MQ-1C Gray Eagle milik Amerika Serikat. Gray Eagle berukuran lebih besar, lebih cepat dan mengangkut muatan senjata yang lebih besar dan baik daripada Bayraktar.

Gray Eagle mampu terbang sampai 2.500 mil, atau 186 mil jika menggunakan navigasi satelit. Bagi Amerika, drone ini menjadi platform pendukung pengoperasian helikopter AH-64 Apache sebagai pembuka jalan.

Melansir Global Times, analis mengatakan bahwa Wing Loong-1E dapat dibandingkan dengan MQ-1C Gray Eagle dari AS. MQ-1C Grey Eagle memiliki berat lepas landas kotor maksimum 1.633 kilogram, kapasitas bahan bakar 261 kilogram, kapasitas muatan internal 261 kilogram dan kapasitas muatan eksternal 227 kilogram. Foto : Weibo

Gray Eagle dapat memuat sampai empat rudal anti-tank Hellfire, yang masing-masing berdaya jangkau hingga 6,8 mil. Bandingkan dengan Bayraktar yang harus terbang jauh lebih dekat ke targetnya sebelum merilis bom-bom MAM-L yang dibawanya. Penambahan kemampuan jangkauan serangan ini akan memungkinkan operator drone tempur Ukraina menggelar serangan dari jarak yang aman.

Ukraina telah meminta drone elang kelabu ini sejak akhir April lalu, dan bahkan telah berdiskusi dengan pabriknya, General Atomics. Washington mungkin ragu mentransfernya karena pernyataan Rusia sebelumnya kalau drone-drone bersenjata seperti Predator, Reaper, dan Gray Eagle setara rudal jelajah, dan menyetujui permintaan Kyiv bisa membuka tuduhan bagi Amerika menyediakan rudal jelajah.

Transfer drone bersenjata juga diatur ketat di bawah Missile Technology Control Regime, sebuah kesepakatan internasional untuk mencegah proliferasi rudal jarak jauh. Pemerintahan Donald Trump mengabaikan kesepakatan itu tapi tidak dengan Joe Biden.


3. Rudal anti-kapal perang Harpoon

Satu di antara kegagalan besar Rusia dalam invasinya ke Ukraina adalah tenggelamnya Moskva, kapal jelajah yang didukung peluru kendali serta menjadi kekuatan utama dari armada tempur di Laut Hitam. Diduga kuat dua rudal Neptunus bikinan Ukraina yang ditembakkan dari truk di pantai di balik serangan yang menenggelamkan kapal perang hampir sepanjang 200 meter itu.

Neptunus adalah sistem rudal yang baru beroperasi akhir 2021. Ukraina meminta lebih banyak rudal anti-kapal perang dari NATO yang memampukannya menyerang, menenggelamkan kapal perang Rusia yang memblokade pelabuhannya--termasuk menghalangi pengapalan bahan pangan ke negara-negara di dunia. Atau setidaknya membuat kapal-kapal perang Rusia itu menjauh dan menjadikan keberadaannya tak relevan lagi.

Kapal penjelajah Moskva mengalami kebakaran dahsyat dan ledakan amunisi berikutnya pada hari Rabu yang merusak serius kapal penjelajah berpeluru kendali. Namun gubernur wilayah Odesa Ukraina, mengatakan bahwa dua rudal Ukraina menyebabkan kebakaran dan ledakan. Foto : Twitter

Kandidat terkuat jatuh kepada rudal Harpoon bikinan Amerika dan diproduksi sejak akhir 1980-an. Harpoon diluncurkan dari kapal perang via roket boster yang mengakselerasi kecepatan rudal sampai mesin turbin built-in rudal itu dapat mengambil alih. Harpoon didesain terbang cukup rendah pada kecepatan subsonik untuk bisa menghindari deteksi radar, memiliki hulu ledak 250 kilogram, dan jangkauan lebih dari 67 mil.

Itu berguna untuk terbang melewati kapal dan pulau sahabat, dan mencegah musuh mendeteksi emisi radar rudal itu sampai menit-menit tearkhir. Harpoon menggunakan radar yang ada di hidungnya untuk menemukan target yang dibidik. Versinya yang lebih baru, Harpoon Block II, mendapat tambahan teknologi penuntun GPS guidance, anti jamming musuh, dan kemampuan menyerang ulang dengan cara rudal terbang memutar dan mencoba lagi jika dia kehilangan jejak kapal musuh.

Reuters melaporkan kalau Amerika mendukung permintaan akan senjata ini dan mencoba menemukan negara anggota NATO yang bisa memenuhinya. Pada bulan lalu, Denmark mengajukan diri menyediakan satu truk berisi sistem rudal Harpoon. Denmark adalah negara semenanjung di Laut Baltik dan memiliki persenjataan ini untuk alat pertahanan guna melindungi ratusan mil garis pantainya. Namun, dengan Finlandia dan Swedia bergabung ke NATO dan memperkuat aliansi itu, kebutuhan pertahanan Baltik dianggapnya menjadi lebih ringan.

POPULAR MECHANICS, REUTERS, DEFENSE NEWS

Baca juga:
Jika Jet Tempur F-35 Terjun ke Langit Ukraina, Ini Kata Eks Pilot Ujinya

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

17 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

2 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

4 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

4 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

4 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

5 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

5 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya