WHO Kumpulkan Peneliti dan Pakar di Dunia Bahas Cacar Monyet

Senin, 6 Juni 2022 19:17 WIB

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Konsultasi penelitian global yang diselenggarakan Cetak Biru Litbang Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengumpulkan lebih dari 500 ahli dan lebih dari 2000 peserta untuk membahas kesenjangan pengetahuan dan prioritas penelitian untuk cacar monyet. Wabah penyakit itu ditemukan tengah menyebar di negara-negara endemik dan non-endemik.

Para peneliti dan pakar dari seluruh dunia bertemu secara virtual selama dua hari untuk meninjau bukti yang tersedia tentang epidemiologi virus penyakit tersebut. Mereka memperhatikan antara lain dinamika transmisinya, karakteristik klinis, dan tindakan pencegahan untuk mengelola penyakit, termasuk perawatan klinis, perawatan dan vaksin.

Mereka juga bersepakat bahwa tindakan pencegahan yang efektif harus tersedia berdasarkan di mana kebutuhannya yang paling besar. Peningkatan pengendalian cacar monyet di negara-negara endemik sangat penting untuk mengatasi peningkatan kejadian penyakit, dan untuk mengendalikan impor dan wabah di tempat lain.

Para peserta sepakat bahwa penguatan kolaborasi di antara para peneliti di negara-negara endemik, yang memiliki banyak pengalaman dan data tentang penyakit ini—bersama dengan para peneliti dari negara lain—akan memastikan pengetahuan berkembang lebih cepat. Para ahli menggarisbawahi perlunya studi yang dipercepat untuk lebih memahami epidemiologi penyakit, konsekuensi klinisnya, dan peran berbagai cara penularan.

Selain itu, kebutuhan penelitian berikut disorot: pendekatan One Health yang komprehensif untuk memahami penularan dari hewan ke manusia dan reservoir hewan; pengembangan dan evaluasi alat diagnostik yang lebih baik yang tersedia di seluruh dunia; pendekatan yang lebih baik untuk berkomunikasi dan melibatkan masyarakat di daerah yang terkena dampak; studi untuk mengoptimalkan perawatan klinis suportif; dokumentasi praktik pengendalian dan perawatan terbaik; dan komunikasi data dan bukti ilmiah yang cepat dan transparan.

Advertising
Advertising

Para ahli juga menekankan perlunya studi klinis vaksin dan terapi untuk mendokumentasikan kemanjurannya dengan lebih baik dan memahami bagaimana menggunakannya dalam wabah ini dan di masa depan. Mereka meminta melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat tanpa penundaan—seperti mengkomunikasikan informasi pencegahan, meningkatkan pengawasan penyakit, pelacakan kontak, isolasi kasus, dan perawatan optimal orang dengan virus—harus digunakan untuk membatasi penyebaran dan membantu orang yang terkena dampak, di mana pun mereka berada.

Konsultasi penelitian global merupakan bagian dari serangkaian kegiatan WHO dalam menanggapi wabah penyakit di multi-negara. Hal ini merupakan strategi global dan rencana kesiapsiagaan yang memungkinkan aktivasi cepat kegiatan selama epidemi. Tujuannya adalah untuk mempercepat ketersediaan tes, vaksin, dan obat-obatan yang efektif yang dapat digunakan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah krisis skala besar.

Untuk setiap wabah penyakit, WHO berharap peta jalan litbang dan, jika relevan, profil produk target (TPP) dan protokol generik dikembangkan melalui konsultasi yang luas dan terbuka dengan para ahli terkemuka dan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu, upaya untuk memperkuat badan regulasi dan etika nasional untuk menanggapi keadaan darurat kesehatan masyarakat sedang dilaksanakan.

Baca juga:
Dokter RSHS Bandung: Vaksin Cacar Zaman Dulu Bisa Cegah Cacar Monyet

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

18 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

3 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

5 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya