Kehilangan satu tungkai mungkin tak terlalu mempengaruhi kemampuan seekor penyu berenang di laut lepas. Masalahnya, ketika penyu itu harus naik ke pantai untuk bertelur, dia membutuhkan keempat siripnya.
Hambatan itu pula yang dialami seekor penyu tempayan (Caretta caretta), yang terluka dan kehilangan tungkai depannya. Para ilmuwan kelautan yakin luka itu akibat serangan ikan hiu.
Senin lalu, sebuah kelompok konservasi Jepang berencana memasang tungkai depan prostetik pada penyu betina tersebut. "Kami harus memberikan perhatian khusus karena sirip depan itu harus cukup kuat untuk membantunya naik ke pantai," kata Erika Akai, seorang peneliti di Sea Turtle Association of Japan, sebuah lembaga nonprofit. "Nantinya dia akan bisa bertelur di pantai."
Penyu laut cacat yang memiliki cangkang sepanjang 74 sentimeter itu diberi nama Yu. Dia diselamatkan setelah ditemukan di laut sebelah barat Jepang menyusul serangan hiu pada musim panas tahun lalu, kata Akai. Binatang itu diletakkan dalam sebuah akuarium di sebelah barat Tokushima. "Kami tak bisa melepaskannya begitu saja karena kemampuan berenangnya hanya 60 persen penyu sehat, kami memutuskan membuat sebuah sirip prostetik baginya," kata Akai.
Proyek pemasangan sirip buatan tersebut akan berlangsung Mei mendatang. Asosiasi itu telah mengumpulkan dana dan meminta pembuat tungkai prostetik terbesar Jepang di bagian barat Osaka untuk membuat sirip buatan tersebut. "Kami amat menyadari bahwa ini akan menjadi tantangan yang sulit," kata juru bicara perusahaan itu, Kawamura Gishi Co. "Namun kami tergerak oleh semangat asosiasi itu dan memutuskan untuk ambil bagian dalam proyek tersebut."
TJANDRA DEWI | AFP