Hati-hati, Hewan Kurban Sehat Belum Tentu Bebas Virus PMK

Jumat, 8 Juli 2022 19:11 WIB

Pedagang memberikan jamu dan vitamin untuk sapi kurban yang dijual di lapak hewan kurban Restu Slamet, Petukangan, Jakarta, 1 Juli 2022. Pemberian jamu dan vitamin ke hewan kurban bertujuan untuk menambah imun guna mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) menjelang Idul Adha 1443 H. Tempo/Amston Probel

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta memperketat pemeriksaan hewan kurban, baik saat masih hidup (ante mortem) maupun sesudah disembelih (post mortem), untuk memastikan bebas dari infeksi penyakit mulut dan kuku yang sedang mewabah. Hewan yang terlihat sehat dan baik-baik saja belum tentu terbebas dari infeksi virus penyakit yang mudah sekali menular antar hewan ternak tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Suyana menyebut itu merujuk kepada hasil penelitian yang sudah dilakukan. Dia menjelaskan, hewan yang terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala PMK baru terdeteksi terinfeksi saat sudah disembelih.

"Sejumlah organ menunjukkan tanda atau indikasi sudah terinfeksi penyakit tersebut," katanya pada Jumat 8 Juli 2022. "Maka itu pemeriksaan ante mortem dan post mortem untuk hewan kurban pada tahun ini akan lebih detail," kata Suyana lagi.

Pada tahun lalu, dia membandingkan, pemeriksaan post mortem lebih difokuskan pada beberapa organ seperti limpa dan hati karena kewaspadaan terhadap infeksi cacing hati. Pada tahun ini, bagian kaki dan mulut dipastikan menjadi fokus selain sejumlah organ setelah sapi disembelih, salah satunya paru-paru.

Pada tahun ini, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta menerjunkan sebanyak 142 petugas untuk melakukan pemeriksaan hewan kurban untuk merayakan Idul Adha sebelum dan sesudah disembelih. Mereka berasal dari pegawai di Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta bersama mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dibantu Universitas Brawijaya.

Advertising
Advertising

"Jika saat pemeriksaan ditemukan hewan kurban yang terindikasi PMK, maka kami sarankan agar hewan tersebut segera dipisahkan, diisolasi," katanya.

Apabila masih memenuhi syarat dan ketentuan sebagai hewan kurban, maka sapi atau kambing tersebut disembelih dengan urutan paling akhir. Daging dari hewan kurban yang terindikasi terinfeksi PMK masih memungkinkan untuk dikonsumsi asalkan diolah dengan benar yaitu dimasak sampai matang.

Terpisah, Guru Besar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, C.A. Nidom, juga mengungkap kalau virus penyakit mulut dan kuku ditemukan bisa hidup dalam cairan yang keluar dari daging atau biasa disebut jus daging. Menurutnya, dalam situasi PMK yang telah mewabah seperti sekarang, petugas dan masyarakat tidak boleh bergantung semata kepada gejala klinis.

"Sebaiknya semua hewan dianggap sudah terhinggapi oleh virus PMK..sehingga ada kehati-hatian saat menyembelih dan mengolah daging," kata Nidom lewat aplikasi pesan WhatsApp, Jumat.

ANTARA

Baca juga:
Penyakit Mulut dan Kuku: Sampel Positif Bertambah, Bikin Vaksin Butuh Guru Besar

Berita terkait

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

5 jam lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

18 jam lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

1 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

1 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Unair Buka Empat Jalur Mandiri, Peserta Bisa Daftar Lebih dari Satu Jalur

1 hari lalu

Unair Buka Empat Jalur Mandiri, Peserta Bisa Daftar Lebih dari Satu Jalur

Tahun ini Unair menyediakan empat jalur seleksi mandiri.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

2 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

3 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Sebulan Jelang Idul Adha, Halal Center UGM Bagikan Tips Menyimpan Daging Kurban

3 hari lalu

Sebulan Jelang Idul Adha, Halal Center UGM Bagikan Tips Menyimpan Daging Kurban

Pakar dari Halal Center UGM mengingatkan langkah pengolahan dan penyimpanan daging kurban Idul Adha yang benar, untuk menghindari potensi penyakit.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

3 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya