Cerita Anak Petani Gunungkidul Kuliah Gratis di UGM

Reporter

Tempo.co

Editor

Devy Ernis

Jumat, 22 Juli 2022 10:28 WIB

Mahasiswa UGM, Refi Nurani Nurohmah. Dok. UGM

TEMPO.CO, Jakarta - Refi Nurani Nurohmah, anak petani Gunungkidul berhasil kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan gratis. Refi merupakan sosok berprestasi di antara siswa SMKN 1 Wonosari, Gunungkidul. Medali emas Olimpiade Nasional 2022 pernah ia raih, di samping deretan gelar juara lainnya yang ia peroleh dalam bidang akademik maupun non-akademik.

Karena keterbatasan ekonomi, Refi sempat berpikir untuk tak melanjutkan studi ke perguruan tinggi selepas menyelesaikan sekolahnya. Dia ingin langsung kerja untuk membantu orang tuanya. Namun, guru di sekolahnya mendorongnya untuk mendaftar kuliah melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Kini, dia berhasil menjadi salah satu mahasiswa program studi D4 Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi, Sekolah Vokasi UGM, dan masuk dalam golongan penerima UKT 0.

“Sebenarnya dari awal nggak ada rencana untuk kuliah, lulus SMK langsung cari kerja. Saya tahunya kalau kuliah itu kan biayanya banyak, terus saya mikir orang tua saya, mereka sudah tua dan pekerjaan tidak menetap,” kata Refi seperti dilansir dari laman resmi UGM pada Jumat, 22 Juli 2022.

Guru sekolahnya mendorong Refi untuk melanjutkan kuliah, setelah ia memperoleh peringkat satu secara paralel pada saat penentuan siswa yang eligible untuk mengikuti SNMPTN. Dia pun mulai mencari informasi dan memberanikan diri berbicara ke orang tuanya terkait rencana kuliah.

“Kata guru saya, sayang kalau kesempatan itu nggak diambil, lebih baik coba mendaftar saja daripada besok menyesal,” ucapnya.

Hidup dari Bertani dan Kerja Serabutan

Ayah Refi, Satiran, sehari-hari bertani di ladang kecil miliknya. Sebagian hasil ladang berupa singkong, kacang tanah, beras, dan jagung mereka konsumsi sendiri untuk makan sehari-hari, dan selebihnya ia jual sebagai pemasukan bagi keluarganya.

Berbagai pekerjaan serabutan pun ia lakoni bersama sang istri, Surminah, untuk mencari tambahan pemasukan. Terkadang mereka ikut bekerja di ladang milik orang lain, mencabuti rumput dan melakukan pekerjaan lainnya dengan bayaran Rp 20 ribu.

“Paling banyak dibayar Rp 20 ribu untuk kerja setengah hari. Kadang dari pagi jam 7 sampai jam 11, atau siang jam 1 sampai jam 5 tergantung yang menyuruh,” ungkap Refi.

Surminah juga sesekali membuat produk anyaman untuk dijual dan menerima pesanan keripik yang dibuat dari hasil panenan ladangnya. Saat masih duduk di bangku sekolah, Refi membantu menjual keripik tersebut kepada guru-guru di sekolahnya.

Keluarga ini bertahan hidup dengan penghasilan sekitar Rp 200 ribu per bulan, itu pun jika mereka mendapat hasil ladang yang cukup banyak. Beruntung mereka tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu besar untuk pendidikan anaknya selama ini karena Refi bisa bersekolah dengan beasiswa sejak di bangku SMP.

Berharap Kehidupan Lebih Baik dengan Sekolah

Meski hidup pas-pasan, di lubuk hati yang terdalam kedua orang tua Refi yang hanya lulusan sekolah dasar memendam harapan agar Refi bisa mengenyam pendidikan terbaik dan nantinya mendapatkan penghidupan yang layak. “Saya sudah bilang, sampai mana pun akan saya usahakan untuk sekolah. Saya memang tidak bisa memberi bekal uang, jadi harus ada modal kepintaran dari Refi sendiri. Tapi bagaimanapun harus sekolah,” ucap Satiran.

Ia mengungkapkan bahwa Refi sejak kecil sangat tekun dalam menuntut ilmu dan selalu mengutamakan sekolah. Ketekunan dan kegigihan yang ditunjukkan anaknya inilah yang membuatnya yakin Refi memiliki kemampuan yang cukup untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya.

Refi mengerti betul kondisi keluarganya sehingga ia enggan memberatkan orang tuanya dengan pengeluaran pribadi. Sejak beberapa tahun yang lalu ia rutin memberikan pelajaran tambahan bagi anak-anak di desanya. Meski penghasilan yang ia terima tidak seberapa, setidaknya dengan pekerjaan ini ia bisa mendapatkan uang saku.

Mencari Penghasilan Tambahan

Untuk mendapat penghasilan tambahan, sejak bulan lalu Refi juga sudah tinggal di Yogyakarta bersama saudara tirinya. Ia membantu saudaranya berjualan di sebuah angkringan, sembari menunggu panggilan untuk bekerja di sebuah pusat perbelanjaan.

Kedua orang tuanya sempat tidak merestui keinginan Refi untuk bekerja sembari menempuh pendidikan. Mereka ingin anaknya fokus belajar tanpa harus mengkhawatirkan hal-hal lainnya. Namun, Refi meyakinkan mereka bahwa ia akan berusaha membagi waktu dan tetap mengutamakan kuliah.

Meski berat, Satiran dan Surminah pun melepas anaknya ini untuk kuliah di UGM dengan harapan Refi dapat meraih masa depan yang lebih baik.

Baca juga: Cerita Salman Jadi Wisudawan Tertua Pascasarjana UGM

Berita terkait

Beasiswa Penuh di 7 Kampus BUMN Dibuka untuk 110 Orang, Begini Syarat dan Pendaftarannya

7 jam lalu

Beasiswa Penuh di 7 Kampus BUMN Dibuka untuk 110 Orang, Begini Syarat dan Pendaftarannya

Aliansi Perguruan Tinggi BUMN mengatakan, beasiswa ini diberikan agar lebih banyak siswa siswi yang bisa menikmati jenjang pendidikan tinggi.

Baca Selengkapnya

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

11 jam lalu

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.

Baca Selengkapnya

Anak Petani dan PNS Calon Mahasiswa Unri Disebut Masuk Kelompok UKT Tinggi

15 jam lalu

Anak Petani dan PNS Calon Mahasiswa Unri Disebut Masuk Kelompok UKT Tinggi

Aliansi Pendidikan Gratis Riau mencatat, lebih dari 50 calon mahasiswa Unri masuk kelompok UKT tidak sesuai kemampuan ekonomi orang tua mereka.

Baca Selengkapnya

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

18 jam lalu

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

Aktivitas tambang ilegal batu bara di Desa Sumbersari, Kutai Kartaanegara, Kalimantan Timur berdampak buruk bagi warga.

Baca Selengkapnya

Sosok Dian Andriani Anggota Korps Wanita TNI AD Pertama Berpangkat Mayjen

19 jam lalu

Sosok Dian Andriani Anggota Korps Wanita TNI AD Pertama Berpangkat Mayjen

Dian Andriani merupakan perempuan pertama yang mencapai pangkat Mayjen TNI AD di Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Mahasiswa Baru Politeknik Tempo 2024, Ada Beasiswa 100 Persen Sampai Lulus

1 hari lalu

Pendaftaran Mahasiswa Baru Politeknik Tempo 2024, Ada Beasiswa 100 Persen Sampai Lulus

Politeknik Tempo adalah Perguruan Tinggi Vokasi yang ada di bawah naungan Yayasan Rumah Edukasi Tempo.

Baca Selengkapnya

Vokasi UI Gandeng EVOS Kenalkan Industri eSports kepada Mahasiswanya di Prodi Ini

1 hari lalu

Vokasi UI Gandeng EVOS Kenalkan Industri eSports kepada Mahasiswanya di Prodi Ini

Universitas Indonesia (UI) melalui Program Studi Produksi Media, Program Pendidikan Vokasi, membangun kolaborasi strategis dengan EVOS.

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

2 hari lalu

Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

Angga menyayangkan fenomena tersebut dapat terjadi di kalangan mahasiswa yang menerima beasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Seleksi Penerimaan Beasiswa Pemerintah Maroko 2024

3 hari lalu

Kemenag Buka Seleksi Penerimaan Beasiswa Pemerintah Maroko 2024

Tahun ini, jumlah kuota beasiswa yang diberikan sebanyak 50 orang melalui Kemenag.

Baca Selengkapnya