Misi ke Bulan Artemis 1 Gagal Meluncur, Kamala Harris Semangati NASA
Reporter
Maria Fransisca Lahur
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 30 Agustus 2022 20:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - NASA membatalkan peluncuran misi ke Bulan, Artemis 1, karena masalah pendinginan mesin roket raksasanya, Senin pagi waktu setempat 29 Agustus 2022. Pagi itu, berlokasi di Kennedy Space Center, Florida, sejatinya menjadi debut peluncuran Space Launch System, roket raksasa baru NASA untuk eksplorasi luar angkasa.
Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, yang juga ketua Dewan Antariksa Nasional AS, mengatakan kepada wartawan di lokasi peluncuran misi Artemis 1 bahwa butuh kerja beberapa dekade untuk sampai sejauh ini. "Hari ini adalah tentang menunjukkan pekerjaan besar yang terjadi di sini," katanya.
Beberapa menit sebelumnya, megaroket Space Launch System dinyatakan bermasalah dengan pendinginan mesin. Tanggal peluncuran baru masih ditentukan, kemungkinan paling awal adalah Jumat, 2 September 2022.
Harris memberikan semangat dengan menunjukkan penghargaannya kepada sekitar 30 ribu pekerja di NASA yang berkontribusi pada misi Artemis 1. "Para profesional terampil yang luar biasa yang memiliki kemampuan untuk melihat apa yang mungkin, dan apa yang belum pernah dilakukan sebelumnya," katanya.
Administrator NASA, Bill Nelson, lewat NASA TV, mengatakan bahwa menunda lepas landas adalah keputusan yang bijaksana. Dia menyodorkan pengalamannya saat terbang dengan misi pesawat ulang-alik, STS-61-C, yang gagal empat kali sebelum sukses lepas landas pada 12 Januari 1986.
"Anda tidak bisa pergi karena ada pedoman tertentu," kata Nelson tentang keputusan dengan Artemis 1. "Saya pikir itu hanya ilustrasi bahwa ini adalah mesin dan sistem yang sangat rumit. Semua hal harus bekerja, dan Anda tidak ingin menyalakan lilin sampai siap digunakan."
Misi ke Bulan Artemis 1
Misi Artemis 1 rencananya akan mengantar pesawat luar angkasa nirawak, Orion, ke sekitar Bulan untuk misi ketahanan uji terbang yang akan berlangsung sekitar 42 hari. Tujuan NASA adalah untuk menguji sistem yang diharapkan untuk peluncuran manusia, untuk memastikan roket dan pesawat ruang angkasa dapat membawa manusia dengan aman.
Jadwal program Artemis sebagian akan bergantung pada keberhasilan peluncuran, penerbangan, dan pendaratan dari Artemis 1 ini. Kemudian, sebanyak empat astronot, yang belum disebutkan namanya, akan terbang dengan Artemis 2 mengelilingi Bulan, rencananya tidak lebih cepat daripada 2024. Jika itu berjalan sesuai rencana , NASA berharap bisa mendaratkan kru di kutub selatan Bulan dengan Artemis 3 pada 2025 atau 2026.
Masalah telah muncul sejak awal hitung mundur Artemis 1
NASA telah mengisikan hampir seluruh bahan bakar ke megaroket Space Launch System, yang akan meluncurkan misi Artemis 1 ke bulan, ketika pengendali peluncuran mengumumkan tak mampu mendinginkan satu dari empat mesin roket itu ke suhu yang dibutuhkan untuk menampung propelan super-dinginnya.
Pendinginan mesin roket SLS sebelum mengalirkan oksigen dan hidrogen cair kriogenik adalah langkah yang dibutuhkan sebelum roket bisa meluncur. "Sementara tiga mesin berhasil melewati proses itu, Mesin No. 3 tidak, meskipun upaya untuk mengatasinya sudah coba dilakukan," bunyi keterangan dari pejabat NASA.
Pengendali peluncuran mendinginkan mesin roket itu dengan meningkatkan tekanan pada tangki-tangki inti untuk membuatnya menumpahkan sebagian propelan kriogenik ke mesin, untuk menjadikan suhu mereka turun ke kisaran yang pas untuk bisa mulai menyalakannya. Tapi ternyata proses itu tak membuat Mesin 3 dingin.
Menurut juru bicara NASA, Derrol Nail, proses atau tahapan pendinginan mesin memang tak sempat diverifikasi dalam rangkaian 'gladi kotor' yang berakhir Juni lalu. "Ini sebenarnya yang ingin mereka uji saat gladi kotor 4 tapi tidak terjadi. Jadi ini adalah kesempatan pertama bagi tim untuk melihatnya secara langsung."
Isu pendinginan Mesin No. 3 menjadi puncak dari sejumlah masalah yang muncul sepanjang hitung mundur peluncuran megaroket pertama NASA itu. Termasuk masalah itu adalah kebocoran hidrogen cair di awal proses pengisian bahan bakar dan kemungkinan retak di bagian dalam booster inti yang dikenal sebagai intertank flange.
Intertank flange adalah bagian yang menghubungkan tangki-tangki raksasa oksigen dan hidrogen cair. Tangki-tangki itu mampu menampung total 3,3 juta liter propelan.
Bahkan sebelum pengisian bahan bakar roket SLS dimulai, NASA sudah harus menghadapi tantangan cuaca. Badai di laut dan petir menunda proses itu hampir selama satu jam.