Pentagon Takut Senjata Luar Angkasa Rusia dan Cina, Ini Sebabnya

Minggu, 4 September 2022 05:00 WIB

Infografis dari Pusat Intelijen Udara dan Antariksa Nasional Amerika Serikat yang mengungkap banyak cara satelit bisa saling serang. Foto/NASiC/space.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pentagon akan menggelar pertemuan tingkat tinggi pekan ini untuk membahas ancaman yang semakin berkembang dari jenis baru senjata luar angkasa Rusia dan Cina. Pertemuan itu, yang dijadwalkan dilangsungkan 6-7 September, berkaitan dengan "bagaimana potensi pengembangan fractional orbital bombardment system (FOBS) juga senjata antariksa-ke-Bumi dari Cina dan Rusia dapat memberi dampak kepada stabilitas strategis dan kekuatan Amerika Serikat."

Jajaran pimpinan Departemen Pertahanan Amerika akan menghadiri agenda tersebut, termasuk Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan wakilnya, Kathleen Hicks. Dewan Kebijakan Pertahanan juga termasuk dalam daftar peserta pertemuan yang sama.

Pertemuan dilakukan seiring Rusia maupun Cina yang terus mengembangkan dan menguji teknologi berbasis antariksa hingga mungkin mampu melampaui kemampuan AS untuk mengidentifikasi, melacak atau bertahan terhadapnya.

Pada Oktober tahun lalu, misalnya, Cina menguji apa yang beberapa analis simpulkan sebagai FOBS, sebuah platform yang bisa menempatkan senjata, termasuk hypersonic glide vehicles, di orbit rendah Bumi hingga mereka berada tepat di atas targetnya dan meluncur turun dengan kecepatan hipersonik. Platform seperti itu bisa menghindari atau menjadi penantang serius sistem peringatan dini yang ada saat ini.

Cina juga telah menguji sejumlah konsep antisatelit, termasuk wahana antariksa yang memiliki kemampuan untuk merengkuh satelit lain dan menariknya ke luar dari orbit. Juga, rudal antisatelit yang diluncurkan dari Bumi dan persenjataan energi yang diarahkan seperti laser.

Advertising
Advertising

Sedangkan Rusia telah sejauh ini mengembangkan dengan cepat dan menempatkan persenjataan berbasis antariksa dan sistem antisatelit versinya sendiri. Termasuk di dalamnya adalah satelit yang bisa menembak wahana lain di luar angkasa.

Pada November tahun lalu, sebuah uji rudal antisatelit Rusia telah menciptakan lebih dari 1.500 pecahan atau serpihan di antariksa yang memaksa Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bermanuver khusus mencari aman.

Beberapa dari ancaman-ancaman itu dinilai semakin pervasif. Jenderal David D. Thompson , orang kedua di Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat, pernah mengatakan pada tahun lalu kalau satelit-satelit Amerika diserang setiap hari. Dan bahwa Amerika Serikat kini benar-benar berada pada titik di mana, "seluruh sistem antariksa kami dapat terancam."

SPACE, DEFENSE NEWS

Baca juga:
Pembatasan Ekspor ke Cina oleh Amerika, Nvidia Terancam Rugi Rp 5,9 Triliun



Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

5 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

8 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

8 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

9 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

14 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya