Walau Ada UU PDP, Telegram Tetap Ingatkan Pengguna Lindungi Data

Jumat, 7 Oktober 2022 20:30 WIB

Pembaruan telegram menghadirkan fitur tema obrolan baru, emoji interaktif, dan tanda terima baca dalam grup kecil. Kredit: Gizmochina

TEMPO.CO, Jakarta - Telegram, sebagai salah satu aplikasi pesan singkat yang cukup banyak digunakan di Indonesia, kembali mengingatkan penggunanya tentang adanya fitur keamanan sehingga pengguna dapat melindungi data mereka. Telegram perlu mengingatkannya karena menganggap ancaman siber telah menjadi masalah yang dihadapi oleh banyak orang.

Telegram antara lain merujuk kepada pencurian data oleh Bjorka--yang sekaligus menunjukkan lemahnya perlindungan data yang ada. "Data pribadi memang menarik untuk dikumpulkan, baik keperluan iklan atau bahkan dijual, karena itu perlindungan data menjadi sesuatu yang membutuhkan upaya kolektif," bunyi keterangan yang dibagikan Telegram.

Memang sudah ada pengesahan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) yang akan segera diberlakukan, tapi setiap pengguna disarankan untuk berinisiatif pula melindungi datanya. Dan berikut adalah cara Telegram bekerja untuk melindungi data pengguna, serta tips untuk meningkatkan keamanan.

Telegram dan Enkripsi

Telegram menyimpan pesan dari obrolan cloud pengguna di server mereka sehingga pengguna dapat mengakses data dari perangkatnya kapan saja. Namun, untuk memastikan keamanan data pengguna, data ini terenskripsi sehingga teknisi lokal atau penyusup tidak dapat mengaksesnya.

Advertising
Advertising

Selain itu, fitur Secret Chats menggunakan enkripsi end-to-end sehingga hanya pengirim dan penerima yang dapat mengetahui isinya. Bahkan Telegram tidak memiliki akses ke isi pesan di Secret Chats tersebut.

Tidak Ada Pengumpulan Data yang tidak Diperlukan

Salah satu prinsip dasar Telegram dalam hal pengumpulan dan pemprosesan data adalah hanya menyimpan data yang diperlukan agar dapat berfungsi sebagai layanan pengiriman pesan yang aman. Selain nomor ponsel pengguna yang disembunyikan dari pengguna lain, Telegram tidak mengharuskan pengguna untuk memberikan nama asli, jenis kelamin, usia, atau preferensi pribadi.

Pengguna juga tidak perlu membagikan alamat email kepada Telegram, kecuali jika memilih untuk membagikan email untuk keperluan pemulihan kata sandi atau log in dengan email. Email pengguna tidak akan digunakan untuk hal lain selain tujuan tersebut.

Telegram menjanjikan tidak akan ada email pemasaran atau konten spam lainnya. Selain itu, pihak ketiga yang bekerja sama dengan Telegram untuk fitur tertentu, seperti konversi suara ke teks, tidak menggunakan data kamu untuk iklan atau keperluan lainnya.

Tidak Ada Iklan yang Dipersonalisasi

Prinsip privasi dasar lainnya yang dipegang oleh Telegram adalah tidak menggunakan data pengguna untuk menampilkan iklan yang sudah disesuaikan dengan dirimu (personalized ads). Tidak seperti platform sosial lainnya, Telegram tidak menggunakan data pengguna untuk penargetan iklan atau tujuan komersial lainnya.

Ada fitur tersendiri yang dapat digunakan pengiklan untuk mempromosikan pesan mereka di saluran publik (Telegram Ad Platform), tetapi pesan ini hanya ditampilkan berdasarkan topik saluran publik tersebut, sehingga tidak akan ada data pengguna yang dianalisis untuk menampilkan iklan.

Ilustrasi Telegram. Lifewire.com

Fitur bagi Pengguna untuk Meningkatkan Keamanan

Di Telegram, pengguna dapat memilih di antara berbagai fitur yang tersedia untuk mendapat tingkat keamanan yang inginkan. Selain Secret Chats, ada beberapa fitur yang dapat diaktifkan dan sesuaikan dengan keinginan pengguna:

Lock Chats: Pengguna dapat mengunci obrolan dengan mengatur kode sandi. Untuk melakukan hal ini, bisa menekan klik Settings – Privacy and Security – Passcode & Face ID – dan Turn Pascode On. Pengguna juga dapat mengaktifkan fitur ini kapan saja.

Self-Destruct Chats: Aktifkan fitur ini untuk menghancurkan pesan secara otomatis dalam jangka waktu tertentu

Auto-Delete Mode: Atur pesan dalam mode Auto-Delete sehingga riwayat obrolan kamu dapat dihapus secara berkala dan teratur.

Sembunyikan Nomor Teleponmu: Secara default, orang yang tidak memiliki nomor kontakmu pada ponselnya tidak dapat melihat nomor telepon kamu di Telegram. Akan tetapi, kamu juga dapat mengatur pengaturannya sehingga tidak ada orang yang dapat melihatnya.

Batasi Undangan untuk Masuk Grup: Melalui fitur ini, pengguna dapat mengatur siapa saja yang dapat mengundang kamu ke grup. Dengan cara ini, pengguna dapat terhindar dari undangan ke grup yang tidak diketahui

Aktifkan Protected Content di Grup dan Channel: Melalui fitur ini, pemilik Grup dan Channel dapat menyimpan konten mereka hanya untuk para anggota. Fitur ini dapat membatasi kamu untuk meneruskan pesan dari obrolan, mencegah tangkapan layar, dan membatasi kemampuan anggota Grup untuk download media dari pesan di Grup.

Beberapa pembaruan terbaru memungkinkan pengguna Telegram Premium untuk dapat mengontrol siapa yang mengirimi mereka pesan suara dan video, serta alur masuk yang lebih lancar bagi semua pengguna untuk memudahkan mereka yang suka log in dan sign out secara berkala sebagai tambahan keamanan.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

11 hari lalu

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

Di era digital penting untuk melindungi data pribadi sebagai hak privasi. Siapa saja pihak-pihak yang berperan besar melindungi data diri?

Baca Selengkapnya

Pahami Soal Hak Privasi, Pelakunya Bisa Kena Sanksi Penjara 5 Tahun dan Denda Maksimal Rp 5 Miliar

11 hari lalu

Pahami Soal Hak Privasi, Pelakunya Bisa Kena Sanksi Penjara 5 Tahun dan Denda Maksimal Rp 5 Miliar

Seorang prajurit TNI dituduh langgar privasi ketika memotret penumpang kereta api tanpa izin. Apa arti hak privasi dan bagaimana sanksi pelakunya?

Baca Selengkapnya

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

31 hari lalu

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

Telegram diduga digunakan untuk merekrut orang-orang bersenjata yang menjadi pelaku penembakan gedung konser Balai Kota Crocus di luar Moskow.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

32 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

33 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

42 hari lalu

Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

Terpidana kasus jaringan pornografi anak Muhamad Shobur menceritakan bagaimana ia membuat jaringan pornografi anak melalui aplikasi Telegram.

Baca Selengkapnya

Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

42 hari lalu

Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

Kasus pornografi anak di Indonesia ibarat puncak gunung es yang melibatkan jaringan internasional. Terbongkar setelah ada informasi dari FBI.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial

42 hari lalu

Polisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial

Terdapat kode khususn yang diberikan saat seorang pelaku ingin membeli konten video pornografi anak.

Baca Selengkapnya

Kasus Pornografi Anak Laki-laki di Bawah Umur, Polres Bandara Soekarno-Hatta Temukan 3.870 Video

24 Februari 2024

Kasus Pornografi Anak Laki-laki di Bawah Umur, Polres Bandara Soekarno-Hatta Temukan 3.870 Video

Polres Bandara Soekarno-Hatta menemukan sebanyak 3.870 video dan 1.245 foto bermuatan pornografi anak laki-laki.

Baca Selengkapnya

Polres Bandara Soekarno-Hatta Ungkap Jual Beli Video Porno Diperankan Anak Indonesia ke Jaringan lnternasional

24 Februari 2024

Polres Bandara Soekarno-Hatta Ungkap Jual Beli Video Porno Diperankan Anak Indonesia ke Jaringan lnternasional

"Pak Kapolres Berto terima adalah adanya video porno atau konten pornografi yang diduga di dalamnya anak anak Indonesia sebagai pemeran."

Baca Selengkapnya