Gangguan Ginjal Akut Misterius, Satu Anak yang Meninggal Suspek Covid-19

Selasa, 18 Oktober 2022 22:43 WIB

Ilustrasi anak sakit. Shutterstock

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat diantara pasien anak yang meninggal akibat gangguan ginjal akut misterius sepanjang tahun ini ada yang positif Covid-19. "Ada yang suspect Covid-19," kata Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie, Selasa 18 Oktober 2022.

Baca juga: 6 Langkah Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius pada di Indonesia sampai ke WHO

Sepanjang Januari hingga Oktober 2022 ini, telah ditemukan 13 kasus gagal ginjal misterius pada anak usia 7 bulan -13 tahun di DIY. Sebanyak lima kasus di antaranya meninggal, terdiri dari empat berusia di bawah lima tahun atau balita dan satu usia 10 tahun. Adapun sisanya, delapan anak, terdiri dari dua sudah sembuh dan enam yang masih dirawat intensif di RSUP Sardjito Yogyakarta.

Dari 13 kasus yang ditemukan itu, Pembajun menambahkan, 10 memiliki status unknown etiology atau belum diketahui penyebabnya dan tiga memiliki penyebab multisystem inflamatory syndrom in children ataupun Covid-19.

Pada sebagian pasien anak yang meninggal, selain gagal ginjal misterius, mereka juga mengalami komplikasi akibat kelainan organ pasien. "Ada dua kasus balita yang memang kondisinya mengalami kelainan organ dan meninggal di ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit)," kata dia.

Advertising
Advertising

Baca juga: Dietilen Glikol dan Obat Batuk Maut di Gambia, Bukan Kematian Massal Pertama

Pembajun mengatakan, gejala yang bisa diamati dari kasus ini adalah si pasien anak mengalami penurunan volume air seni atau jarang buang air kecil. Anak juga tidak mengalami kelainan ginjal atau ginjal kronik sebelumnya. "Gejalanya bisa dengan atau tanpa demam, riwayat demam atau gejala infeksi dalam 14 hari terakhir, lalu ada tanda hiperinflamasi dan hiperkoagulasi," kata dia.

Ilustrasi urine. Shutterstock

Dinas kesehatan DIY telah meminta rumah sakit di Yogyakarta meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dini pada kasus anak yang mengalami penurunan jumlah urine. "Rumah sakit kami instruksikan melakukan penegakan diagnosa dengan pemeriksaan laboratorium jika mendapati kasus mengarah gagal ginjal akut ini," kata Pembajun.

Pembajun juga meminta masyarakat memantau anak usia kurang 18 tahun yang memiliki gejala demam, infeksi ispa (batuk pilek), dan infeksi saluran cerna (diare muntah) dengan memantau jumlah dan warna urine anak. "Jika anak memilili satu gejala yang jadi parameter itu, segera diperiksakan lebih awal ke rumah sakit atau puskesmas," kata dia.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

3 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

13 jam lalu

Soal Sampah Tak Kunjung Selesai, Kota Yogya dan Bantul Teken Kerjasama Disaksikan Sultan

Persoalan sampah di Yogyakarta seolah tak kunjung usai penutupan permanen Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan awal Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

1 hari lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

1 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

1 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

2 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya