TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memberi konfirmasinya bahwa sirup obat batuk buatan Maiden Pharmaceuticals Limited yang berbasis di India telah terkontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol. Kontaminasi itu yang berada di balik kematian 69 anak di Gambia, Afrika Barat. Seluruhnya disertai gangguan atau cedera ginjal akut.
"Analisis laboratorium dari sampel masing-masing produk menegaskan bahwa mereka mengandung dietilen glikol dan etilen glikol sebagai kontaminan dalam jumlah yang tidak dapat diterima," bunyi pengumuman WHO.
Baca juga: BPOM Bilang Sirup Obat Batuk untuk Anak di Gambia tak Beredar di Indonesia
Apa itu dietilen glikol dan bahayanya?
Dietilen glikol adalah cairan higroskopis yang berasa manis, tidak berwarna, tidak berbau, yang biasa digunakan dalam sediaan komersial antibeku, minyak rem, rokok, dan beberapa pewarna. Dosis mematikannya adalah sekitar 1.400 mg per kg. Di Amerika Serikat, otoritas obat dan makanan setempat hanya mengizinkan 0,2 persen kadar dietilen glikol dalam polietilen glikol ketika polietilen glikol digunakan sebagai bahan tambahan makanan.
Sedangkan di Australia tidak mengizinkan dietilen glikol sama sekali sebagai bahan tambahan makanan karena toksisitasnya. Kadar yang diperbolehkan sebagai pengotor polietilen glikol dalam pasta gigi pun kurang dari 0,25 persen.
Jika konsumsi dietilen glikol dan etilen glikol melebihi batas ambang tersebut, yang terjadi adalah sakit perut, muntah, diare, ketidakmampuan untuk buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental, dan cedera ginjal akut, hingga kematian.
Pada sebuah penelitian, cedera ginjal akut biasanya merupakan penyebab utama kematian karena keracunan dietilen glikol dan etilen glikol. Kematian bisa terjadi antara 8 dan 24 jam setelah terpapar dosis mematikan. Gejala awal yang ditimbulkan ialah diare dan perubahan keadaan mental.
Keracunan dietilen glikol juga dapat menyebabkan penyakit hati, pankreatitis, dan kelainan neurologis, yang muncul hingga beberapa hari setelah terpapar.
Bukan kematian massal pertama akibat dietilen glikol
Setidaknya ada 18 kasus keracunan massal akibat dietilen glikol yang diketahui pernah terjadi di dunia. Wabah massal dari senyawa yang terkontaminasi ini terlihat antara lain,
- Di Haiti pada 1995-1996 yang mengakibatkan 109 anak dirawat di Rumah Sakit dan berujung pada kematian 88 anak.
- Di Bangladesh, pada 1990, setidaknya 339 anak mengalami gagal ginjal, dan kebanyakan dari mereka meninggal setelah pemberian sirup parasetamol (asetaminofen) yang terkontaminasi dietilen glikol.
- Di Amerika, lebih dari 100 orang meninggal di 15 negara bagian pada 1937. Insiden itu disebabkan S.E. Massengill Co. (sebuah perusahaan obat Tennessee), memproduksi sulfanilamide yang dilarutkan dengan dietilen glikol.
Terapi untuk pasien keracunan dietilen glikol
Terapi Fomepizole atau bisa juga dengan terapi etanol harus segera diberikan untuk mencegah dietilen glikol dimetabolisme menjadi senyawa yang menyebabkan kerusakan nyata. Hanya saja pada kasus diagnosis yang terlambat dimana etanol atau fomepizole tidak efektif, karena dietilen glikol telah dimetabolisme, hemodialisis menjadi satu-satunya pengobatan yang memungkinkan. Hemodialisis dapat diberikan sendiri atau dalam kombinasi dengan etanol atau fomepizole.
ZAHRANI JATI HIDAYAH (BERBAGAI SUMBER)
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.