Gagal Ginjal Misterius Renggut Nyawa Emira dalam Seminggu, Ini yang Terjadi

Kamis, 20 Oktober 2022 23:35 WIB

Ilustrasi ginjal. Shutterstock

TEMPO.CO, Yogyakarta - Yusuf Maulana, 44 tahun, bercerita kebiasaan makan dan minum dari anaknya, Emira Tatiana, sebelum bayi berusia 7 bulan itu meninggal pada 25 September 2022 lalu. Emira tercatat sebagai salah satu dari pasien anak yang menderita gagal ginjal akut misterius yang belakangan tiba-tiba merebak di banyak daerah.

“Sejak lahir anak saya hanya mengkonsumsi ASI, tidak pernah susu formula," kata Yusuf saat ditemui di Yogyakarta, Kamis 20 Oktober 2022. Untuk makanan pengganti ASI, dia memastikan, diracik sendiri, "Kadang dengan biskuit yang itupun tercatat izin edarnya dari BPOM."

Emira hanya bertahan lima hari dalam perawatan intensif di rumah sakit. Yusuf mengenang, kondisi anak kelimanya itu drop cepat sekali sejak gejala awal mulai muncul. Karyawan swasta itu menyinggung antara lain bayinya tersebut yang semakin kehilangan kesadaran.

Baca juga: BPOM Belum Bisa Simpulkan Sirop Obat Batuk Penyebab Gagal Ginjal Akut Misterius

Menurut Yusuf, putrinya itu masih tampak sehat dan ceria hingga 16 September lalu, ketika diajak ibunya beraktivitas di sekitar rumah mereka di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Namun, tiba-tiba, esok harinya, 17 September, anaknya sedikit demam dan lambat merespons.

Advertising
Advertising

“Tatapan matanya seperti kosong, jika ada yang menggerakkan tangan di depan wajahnya, dia tidak langsung merespons seperti biasa, walau makannya masih lahap,” kata dia mengenang.

Pada hari yang sama, Yusuf dan istrinya mengamati kencing anaknya juga mulai berkurang. Dikira karena produksi ASI yang menjadi asupan si bayi sedang tak terlalu banyak. "Ibunya saat itu kondisinya juga pas greges (tidak enak badan),” kata dia.

Lalu keesokan harinya, 18 September, pandangan anak itu masih kosong dan kian lambat merespon interaksi yang diberikan. Malamnya anak itu mulai sering terbangun dari tidurnya.

Masa-masa berikutnya menjadi lebih menegangkan karena Emira mulai mengalami kejang. Setiap kali kejang, durasinya juga semakin panjang. “Saya sempat menduga anak itu dehidrasi akut,” ujar Yusuf menambahkan.

Karena khawatir, Yusuf berkonsultasi ke bidan yang biasa merawat anak itu. Lalu mencoba untuk pertama kalinya memberikan susu formula. “Setelah diberi susu formula, dia sempat mencret esok harinya,” kata Yusuf.

Setelah mencret itu kesadaran anaknya tampak semakin payah dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping, terdekat dari rumahnya. Karena kondisi yang sudah sangat menurun, Emira dirujuk lagi ke RSUP dr Sardjito dengan kondisi sudah sangat drop.

Dokter menyebutkan gejala anak itu sebagai acute kidney injury (AKI) atau gagal ginjal akut. "Dari RSUP Sardjito ini saya baru tahu, anak saya yang kena paru-parunya dulu, lalu liver, saraf, dan terutama ginjalnya,” kata dia.

Saat di RSUP Sardjito itu, Yusuf mengatakan sejumlah dokter khusus turun menangani anaknya. Perasaannya saat itu sudah tidak enak dan seolah harus pasrah apapun yang terjadi.

"Dokternya banyak, mulai dokter saraf, organ dalam, dokter anak, sampai laporan medis anak saya tebal sekali, dia rutin sekali dipantau, meskipun akhirnya meninggal karena kondisinya memang sudah drop sekali," ujar Yusuf.

Selama di Sardjito, ujar Yusuf, anaknya memang tak sempat menjalani cuci darah karena disinyalir ada pembekuan darah. “Namun anak saya dipasangi sejumlah alat bantu, meski kondisinya saat itu sudah tidak sadarkan diri hingga akhirnya meninggal pada 25 September,” kata dia.

Baca juga: Gagal Ginjal Akut Misterius, Dokter: Ginjal Tampak Normal, tapi ...

Dalam riwayat kesehatan keluarga besar, Yusuf mengungkapkan, tak ada yang pernah mengalami gangguan ginjal apalagi sampai menjalani prosedur cuci darah. Yusuf menuturkan kalau anggota keluarga juga sempat men-tracing riwayat penyakit dan tidak ada yang positif Covid-19.

"Parasetamol memang sempat dikonsumsi ibunya seminggu sebelumnya, tapi itu parasetamol berupa tablet yang diberikan dari rumah sakit,” kata dia.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

12 jam lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

1 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

3 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

3 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

4 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

4 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

4 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

4 hari lalu

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

4 hari lalu

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.

Baca Selengkapnya