Satelit Airbus Unjuk Gigi di Indo Defence 2022, Sebut Terobosan Baru

Sabtu, 5 November 2022 16:53 WIB

Foto Monas dari satelit Pliades Neo. Airbus unjuk teknologi satelit yang dimilikinya menjelang pameran Indo Defence and Forum di Jakarta, 2-5 November 2022 Foto : Airbus

TEMPO.CO, Jakarta - Airbus memperkenalkan satelit Pléiades Neo dalam gelaran pameran alat pertahanan internasional Indo Defence Expo, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Kamis lalu, 3 November 2022. Airbus menjanjikan konstelasi Pléiades Neo sebagai terobosan terbaru dalam domain pengamatan Bumi dengan resolusi sangat tinggi (Very-High Resolution atau VHR).

"Apabila telah selesai, terobosan ini memungkinkan pengambilan gambar dari titik mana pun di seluruh dunia, beberapa kali per hari, pada resolusi sampai 30 sentimeter," kata Johan Pelissier dari Airbus Defence and Space Asia Pasifik.

Baca juga:
Komplet, Konstelasi Satelit Amerika di Orbit untuk Deteksi Rudal

Advertising
Advertising

Johan bersama Hugues Pavie, Head of Sales Asia Pacific Airbus Defence and Space (Intelligence) memperlihatkan beberapa contoh foto hasil dari Pléiades Neo. Untuk wilayah Jakarta, misalnya, Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat bisa teridentifikasi cukup jelas. Begitu juga dengan Bandar Udara Changi di Singapura. “Begitu jelas hingga logo pesawat bisa dikenali,” kata Hugues.

Sambil memperlihatkan miniaturnya, kedua menyebut satelit Pléiades Neo dibangun menggunakan inovasi dan perkembangan teknologi terbaru Airbus. Desain instrumen optik silikon karbida generasi berikutnya, yang dibangun berdasarkan teknologi yang dipelopori Airbus pada awal 2000-an.

Konstelasinya di orbit di luar angkasa saat ini terdiri dari empat satelit identik. Gelombang terakhir terdiri dari dua satelit, Pléiades Neo 5 dan 6, telah tiba di Pusat Antariksa Eropa di Kourou, Guyana Prancis, dan dijadwalkan untuk meluncur pada akhir November ini.

"Rencananya akan menjadi misi komersial pertama dari Roket Vega C Eropa yang dioperasikan oleh Arianespace."

Dengan peluncuran yang akan datang ini, Airbus menyatakan akan melipatgandakan kapasitasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih cepat. Airbus menawarkan kualitas layanan terbaik di pasaran untuk aplikasi luas kebutuhan militer juga komersial.

Johan Pelissier dari Airbus Defence and Space Asia Pasifik saat memperkenalkan satelit Pléiades Neo di Indo Defence Expo & Forum 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis 3 November 2022. Foto: Maria Fransisca Lahur

Klaim Keunggulan Teknologi Satelit Airbus

Disebutkan, dengan kelincahan dan reaktivitas yang tinggi, satelit ini dapat ditugasi 15 menit sebelum akuisisi dan langsung mengirim gambar ke Bumi dalam hitungan jam. “Dulu, hasil dari satelit bisa 2-3 hari, dengan Plaides hanya beberapa jam,” kata Hugues.

Satelit Pléiades Neo seluruhnya didanai, didesain, dan diproduksi oleh Airbus. Diklaim lebih kecil, ringan, lincah, akurat, dan reaktif dibandingkan kompetitornya, satelit-satelit Pléiades Neo merupakan satelit pertama di kelasnya yang kapasitasnya dapat tersedia secara komersial seluruhnya.

Berkat pencitraan yang terbesar di kategorinya, sepanjang 14 kilometer, didukung mobilitasnya yang tinggi, konstelasi Pléiades Neo disebutkan dapat meng-cover seluruh daratan Bumi sebanyak lima kali dalam setahun.

Konfigurasi orbital dari satelit juga telah dimaksimalkan untuk melayani banyak segmen pelanggan dan aplikasi, tidak terbatas pada pertahanan. Satelit ditempatkan pada orbit kutub dan orbit sun-synchronous pada 90 derajat, untuk memberikan kualitas yang konsisten, baik secara geometris dan radiometrik.

Kemampuan ini dianggap akan memberikan detail yang lebih tajam untuk analis, termasuk visibilitas lebih untuk objek-objek kecil seperti kendaraan dan rambu jalan, serta penghitungan manusia. Level akurasi ini akan lebih memberikan kebenaran untuk analis gambar dan meningkatkan keandalan untuk kemampuan machine learning.

Konstelasi baru juga akan memberikan akurasi geolokasi yang lebih tinggi dan informasi pita spektral yang lebih dalam, memungkinkan lebih banyak wawasan diperoleh untuk berbagai penerapan (pemetaan, pertanian, lingkungan, energi, infrastruktur, dll). Volume besar data yang diperoleh setiap hari, yakni mendekati 2 juta kilometer persegi, akan diserap ke dalam arsitektur segmen darat berbasis cloud yang inovatif untuk memungkinkan produksi secara besar.

Konstelasi Pléiades Neo juga akan mendapat manfaat dari optik laser dan tautan Ka-band dengan satelit geostasioner Airbus SpaceDataHighway (EDRS) untuk memungkinkan akuisisi mendesak kurang dari 40 menit setelah penugasan, untuk merespons situasi paling kritis dengan cepat.

Baca juga:
'Hanya' Industri Kapal St. Petersburg, dari Rusia untuk Indo Defence 2022


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

1 hari lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

1 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

OPPO Find X7 Ultra Versi Satellite Communication Mulai Dijual di China, Ini Spesifikanya

5 hari lalu

OPPO Find X7 Ultra Versi Satellite Communication Mulai Dijual di China, Ini Spesifikanya

OPPO Find X7 Ultra Satellite Communication mendukung kartu China Telecom dan kartu khusus satelit Tiantong.

Baca Selengkapnya

Vivo X100 Ultra Dirumorkan akan Miliki Fitur Konektivitas Satelit, Ini Detailnya

6 hari lalu

Vivo X100 Ultra Dirumorkan akan Miliki Fitur Konektivitas Satelit, Ini Detailnya

Ponsel Vivo X100 Ultra akan menggunakan satelit Tiantong untuk komunikasinya.

Baca Selengkapnya

Kemenkominfo Ingin Tingkatkan Pengelolaan Spektrum Frekuensi Lewat Forum APSMC

10 hari lalu

Kemenkominfo Ingin Tingkatkan Pengelolaan Spektrum Frekuensi Lewat Forum APSMC

Agenda prioritas Indonesia dalam APSMC adalah saling berdiskusi soal tantangan dan pengalaman dalam manajemen spektrum frekuensi.

Baca Selengkapnya

Oppo Find X7 Ultra Satellite Edition Resmi Dirilis, Miliki Konektivitas Off-grid

35 hari lalu

Oppo Find X7 Ultra Satellite Edition Resmi Dirilis, Miliki Konektivitas Off-grid

Pertama kali dirilis awal tahun ini, Oppo Find X7 Ultra Satellite Edition menjadi ponsel pertama di dunia dengan pengaturan kamera periskop ganda.

Baca Selengkapnya

BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

37 hari lalu

BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI merupakan salah satu hasil riset karya anak bangsa yang dikembangkan oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Pembaruan Terbaru Android 15 Hadirkan Dukungan Konektivitas Satelit

42 hari lalu

Pembaruan Terbaru Android 15 Hadirkan Dukungan Konektivitas Satelit

Perubahan besar pada Android 15 DP2 adalah dukungannya terhadap konektivitas satelit di tingkat sistem operasi.

Baca Selengkapnya

SpaceX Dikabarkan Bangun Jaringan Ratusan Satelit Mata-mata untuk Intelijen AS, Nilai Kontrak Rp 28 Triliun

48 hari lalu

SpaceX Dikabarkan Bangun Jaringan Ratusan Satelit Mata-mata untuk Intelijen AS, Nilai Kontrak Rp 28 Triliun

SpaceX menggambarkan Starshield sebagai jaringan satelit aman yang berfokus pada pemerintah

Baca Selengkapnya

Autopilot Mode Heading Select di Insiden Pesawat Batik Air Terbang Melenceng

54 hari lalu

Autopilot Mode Heading Select di Insiden Pesawat Batik Air Terbang Melenceng

Pengamat dan pilot bicara autopilot mode Heading Select di insiden pesawat Batik Air yang terbang melenceng karena ditinggal tidur pilot-kopilot.

Baca Selengkapnya