Mengapa Anak Suka yang Manis

Reporter

Editor

Minggu, 22 Maret 2009 15:18 WIB

TEMPO Interaktif, Washington:Semua orang tua mengetahui anak-anak menggemari makanan manis, terutama permen. Riset terbaru dari University of Washington dan Monell Center di Amerika Serikat mengindikasikan bahwa tingginya kegemaran akan penganan manis memiliki dasar biologis dan berhubungan dengan tingkat pertumbuhan anak.
"Hubungan antara kegemaran makanan manis dan pertumbuhan memang masuk akal karena ketika pertumbuhan berlangsung cepat, kebutuhan kalori pun meningkat," kata Danielle Reed, ahli genetika dari Monell Center. "Anak-anak terprogram untuk menyukai rasa manis karena makanan itu mengisi kebutuhan biologis dengan mendorong mereka ke arah sumber energi."
Dalam berbagai budaya, anak lebih menyukai kadar manis yang lebih tinggi dalam makanan mereka dibanding orang dewasa. Pola ini akan menurun ketika mereka beranjak remaja.
Untuk mengeksplorasi alasan-alasan biologis yang melandasi pergeseran ini, Reed dan Susan Coldwell, peneliti dari University of Washington, mengamati kegemaran makanan manis dan tingkat pertumbuhan dan kematangan fisik secara biologis pada 143 orang anak antara usia 11 dan 15.
Temuan yang dilaporkan dalam jurnal Physiology & Behavior menunjukkan bahwa peningkatan kegemaran akan penganan manis berhubungan dengan tingginya tingkat pertumbuhan si anak. Riset itu juga memperlihatkan adanya penurunan kegemaran makanan manis itu ketika pertumbuhan fisik anak melambat dan pada akhirnya berhenti.
Berdasarkan hasil uji sensasi rasa, anak-anak itu diklasifikasikan menurut kegemaran terhadap rasa manis ke dalam kelompok "amat menyukai" atau "kurang menyukai". Anak-anak dalam kelompok "kurang menyukai" ternyata memiliki level biomarker tertentu yang rendah. Biomarker ini adalah kolagen tipe I yang terikat pada N-teleopeptides(NTx) yang berasosiasi dengan pertumbuhan tulang pada anak dan remaja.
"Temuan ini memberi kami link antara kegemaran terhadap makanan manis dan kebutuhan biologis," kata Reed. "Ketika biomarker pertumbuhan tulang menurun sesuai dengan pertambahan usia anak, kegemaran terhadap makanan yang amat manis pun turun."
Faktor biologis lain yang berasosiasi dengan remaja, seperti pubertas atau kadar hormon seksual tidak berasosiasi dengan kegemaran makanan manis. "Kini kami mengetahui bahwa kegemaran akan makanan manis berhubungan dengan pertumbuhan fisik," kata Coldwell, dosen kedokteran gigi di University of Washington. "Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi faktor terkait pertumbuhan yang memberi sinyal kepada otak untuk mempengaruhi kegemaran terhadap makanan manis."
TJANDRA DEWI | SCIENCEDAILY

Berita terkait

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

17 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

17 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

20 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.

Baca Selengkapnya

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.

Baca Selengkapnya

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.

Baca Selengkapnya

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.

Baca Selengkapnya

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.

Baca Selengkapnya

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?

Baca Selengkapnya