Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Viral Buaya Antar Jasad Bocah, Sotong dan Cumi-cumi

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Senin, 23 Januari 2023 22:40 WIB

Ilustrasi buaya muara. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dari topik tentang seekor buaya di Sungai Mahakam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mendadak menjadi buah bibir di media sosial. Buaya tersebut dikabarkan mengantar jasad seorang anak kecil ke tepi Sungai Mahakam pada Jumat, 20 Januari 2023. Diketahui, jasad tersebut bernama Muhammad Ziyad Wijaya yang berusia empat tahun. Lantas, bagaimana kisah sebenarnya?

Berita terpopuler selanjutnya tentang perbedaan utama antara sotong dan cumi-cumi. Cumi-cumi dan sotong dalam laman seafishpoll termasuk bagian dari kelas cephalopoda, sejenis moluska yang juga termasuk gurita. Tidak seperti moluska lain seperti kerang dan siput, kebanyakan cephalopoda telah kehilangan cangkang luarnya yang keras.

Selain itu, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Ma'ruf mengatakan peristiwa buaya mengantarkan jasad anak kecil ke tepi Sungai Mahakam bisa terjadi karena mungkin ada indikasi kedekatan buaya tersebut dengan masyarakat sekitar. Amir menduga buaya tersebut sering diberikan makan oleh masyarakat sehingga memberikan timbal balik pada manusia.

1. Buaya Viral di Sungai Mahakam Kalimantan Timur Antarkan Jasad Bocah 4 Tahun ke Keluarga

Belakangan ini, seekor buaya di Sungai Mahakam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mendadak menjadi buah bibir di media sosial. Buaya tersebut dikabarkan mengantar jasad seorang anak kecil ke tepi Sungai Mahakam pada Jumat, 20 Januari 2023. Diketahui, jasad tersebut bernama Muhammad Ziyad Wijaya yang berusia empat tahun. Lantas, bagaimana kisah sebenarnya?

Advertising
Advertising

Kisah buaya yang mengantarkan jasad seorang balita laki-laki tersebut pun mendadak viral. Peristiwa buaya yang mengantarkan jasad balita tersebut disaksikan langsung oleh keluarga korban yang memang sedang menunggu di tepi Sungai Mahakam. Sebelumnya, korban yang bernama Ziyad itu dikabarkan menghilang selama dua hari. Keluarga melaporkan bahwa Ziyad tenggelam di Sungai Mahakam.

Dalam proses pencarian, Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Kaltim telah menggerakkan timnya untuk mencari Ziyad tetapi hasilnya nihil. Basarnas pun menyatakan bahwa kemungkinan Ziyad meninggal akibat tenggelam. Setelah dua hari dinyatakan hilang, pada Jumat, 20 Januari 2023 dikabarkan bahwa jasad Ziyad ditemukan dengan dibawa oleh seekor buaya.

Buaya tersebut mengantarkan jasad Ziyad dari tengah sampai ke tepian sungai. Terlihat buaya tersebut awalnya tenggelam sambil membawa tubuh korban sebanyak tiga kali. Ketika kali ketiga, tubuh korban muncul ke permukaan.Ketika keluarga korban mendekat, buaya tersebut kembali berenang ke sungai.

2. Sotong dan Cumi-cumi Tak Sama, Ini Perbedaannya

Ada banyak perbedaan utama antara sotong dan cumi-cumi, mengingat klasifikasi spesies mereka yang berbeda, sotong terlihat sangat berbeda dari cumi-cumi. Cumi-cumi dan sotong dalam laman seafishpoll termasuk bagian dari kelas cephalopoda, sejenis moluska yang juga termasuk gurita. Tidak seperti moluska lain seperti kerang dan siput, kebanyakan cephalopoda telah kehilangan cangkang luarnya yang keras.
Anatomi Cumi-cumi

Dalam tubuh cumi-cumi terdapat struktur fleksibel berbentuk bulu yang disebut pena, di mana sotong memiliki cangkang bagian dalam yang disebut cuttlebone. Tulang sotong berlubang dan membantu menjaga sotong tetap di bawah air.

Sebagian besar sotong menurut laman animals, berukuran panjang 6-20 inci dan berat 6-25 pon, sementara ukuran cumi-cumi sangat besar, mulai dari 1 inci sampai 50 kaki dan beratnya mulai dari 1 pon hingga lebih dari 1000 pon. Sotong datang dalam berbagai bentuk dibandingkan dengan cumi-cumi.

Sotong memiliki sirip seperti kipas pada kedua sisi kepalanya yang bulat dan lebar, sedangkan cumi-cumi tidak. Kepala cumi-cumi lebih panjang dan tipis dibandingkan kepala sotong, ini juga berlaku pada tentakel dan lengan cumi biasanya dari sotong.

3. Bukan Hanya Buaya, 3 Hewan Laut ini Membantu Manusia saat Kepayahan

Baru-baru ini viral di media sosial, video seekor buaya mengantarkan jasad seorang balita yang tewas akibat tenggelam ke pinggir sungai Mahakam.

Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Ma'ruf, peristiwa tersebut bisa terjadi karena mungkin ada indikasi kedekatan buaya tersebut dengan masyarakat sekitar. Amir menduga buaya tersebut sering diberikan makan oleh masyarakat sehingga memberikan timbal balik pada manusia.

Aksi hewan membantu manusia sebenarnya bukan fenomena yang langka, sebab banyak pula satwa - satwa yang membantu manusia. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.

Baca:
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pendaftaran Beasiswa LPDP 2023, Beasiswa UGM

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

10 jam lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

14 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

17 jam lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

1 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

2 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

3 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya