Cuaca, Ada Apa di Balik Hujan Tiada Henti Sepanjang Hari Ini?

Kamis, 2 Maret 2023 16:10 WIB

Ilustrasi olah raga lagi saat hujan turun. Foto : Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan di Jabodetabek yang persisten sepanjang hari ini, Kamis 2 Maret 2023, telah diprediksi oleh peneliti klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Erma Yulihastin. Dia mengingatkan kembali potensi cuaca ekstrem seperti yang pernah disampaikannya pada akhir Desember lalu, juga untuk wilayah Jabodetabek.

Pantauan Erma atas cuaca hari ini dimulai dari pagi-pagi sekali, yakni saat hujan disebutnya mulai masuk dan meluas ke Jabodetabek. Dia menunjukkan citra dari Satellite-based Disaster Early Warning System (SADEWA) yang dikembangkan Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN tertanda pukul 05.16 dan 05.25 WIB.

"Hujan ini berpola tapal kuda atau bumerang, yang menunjukkan sistem badai terbentuk dalam hujan tersebut. Hati-hati!" kata Erma lewat akun media sosial.

Peta Hujan saat memasuki wilayah Jabodetabek pada Kamis subuh, 2 Maret 2023, menurut citra Satellite-based Disaster Early Warning System (SADEWA) yang dikembangkan Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN. Twitter/@EYulihastin

Advertising
Advertising

Hampir bersamaan, berbekal data dari SADEWA pula, Erma memberikan perkembangan dari sistem yang disebutnya Vorteks Borneo atau sirkulasi anti-siklonik yang terbentuk di utara katulistiwa di atas Kalimantan. Sirkulasi itu mampu meningkatkan potensi curah hujan dan telah berdampak pada banjir di Batam pada Rabu.

Vorteks Borneo, menurut Erma, juga memperkuat angin di Jawa secara acak. Salah satu efeknya adalah puting beliung yang terjadi di wilayah Kabupaten Bekasi, juga pada Rabu.

Pada Kamis subuh, Erma mengungkap kalau Vorteks Borneo itu sudah mulai meluruh. Namun, masalahnya, sisa peluruhan berupa angin kencang dari utara itu semuanya mengarah ke Pulau Jawa.

Peta Hujan berpola tapal kuda atau bumerang, yang menunjukkan sistem badai terbentuk dalam hujan tersebut, di kawasan Jabodetabek, Kamis pagi 2 Maret 2023. Twitter/@EYulihastin

Di sisi lain, Jawa menjadi pusat konvergensi (perlambatan atau pertemuan angin, yang mampu meningkatkan potensi awan hujan) sehingga angin dari Samudera Hindia pun menuju Jawa. "Menimbulkan hujan tiada henti," kata Erma lewat tweet pukul 05.31 WIB.

Menurutnya, kondisi yang sama yang pernah diperingatkannya terjadi pada akhir Desember lalu: Hujan deras dan angin kencang yg dipicu oleh badai vorteks. Pada saat itu BMKG juga mengungkap potensi curah hujan ekstrem dan sempat memicu langkah penerapan teknologi modifikasi cuaca di Jabodetabek.

"Semoga tidak ada lagi eskalasi ekstrem setelah Maret ini. Hati-hati semuanya," kata Erma berpesan.

Pilihan Editor: Tentang Masuk Sekolah Jam 5 Pagi dan Waktu Tidur Ideal untuk Anak Remaja


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

4 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

9 jam lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

9 jam lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

12 jam lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

13 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

15 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

15 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

18 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

19 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

20 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya