Di Probolinggo, 10 Kepala SD Sepakat Sekolah Tanpa LKS

Sabtu, 1 April 2023 10:15 WIB

Ilustrasi kegiatan belajar mengajar Sekolah Dasar (SD). (Foto: Dok. Kemdikbud)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak sepuluh kepala Sekolah Dasar (SD) di Probolinggo, Jawa Timur, sepakat untuk tidak lagi menggunakan lembar kerja siswa (LKS) dalam pembelajaran di sekolah masing-masing. Pernyataan ini disampaikan oleh Rudi Suryawan, Kepala SD Negeri Klenang Lor I, Probolinggo, saat ditemui pada Kamis 30 Maret 2023.

Rudi dan sembilan Kepala SD lain bersepakat setelah mengikuti workshop “Meningkatkan Kompetensi Literasi-Numerasi Kontekstual”. Workshop itu merupakan rangkaian program beasiswa #TerusBelajar yang diberikan oleh Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) dan NusantaRun.

“Dengan menggunakan LKS yang hanya kumpulan soal itu dikiranya (selama ini) kompetensi murid sudah terpenuhi. Padahal tidak seperti itu," kata Rudi sambil menambahkan, "Guru harus menciptakan kegiatan yang dapat memancing daya nalar dan kompetensi anak sehingga dapat berpikir kritis.”

Kesepakatan ini, menurut Rudi dkk, sejalan dengan prinsip merdeka belajar yang telah diserukan oleh pemerintah melalui Kurikulum Merdeka. Sesuai prinsip ini, dia menuturkan, sekolah memiliki tujuan untuk mempersiapkan anak berpikir berkelanjutan dan tidak hanya berprestasi sebatas capaian angka.

Tantangan dari Guru dan Orang Tua Murid



Rudi pun mengungkapkan, banyak tantangan yang dihadapinya untuk memulai langkah ini. Salah satunya adalah pola pikir guru dan orang tua murid. Namun, dia tetap teguh pada karena menyadari kompetensi murid Indonesia terkait literasi dan numerasi masih jauh dari harapan.

Ilustrasi anak siswa Sekolah Dasar (SD). TEMPO/Prima Mulia

Advertising
Advertising



“Guru beralasan tidak mau ribet sedangkan orang tua murid akan mengatakan anak-anak tidak mau belajar di rumah kalau tidak membawa LKS," katanya, "Terus, kalau kita menyerah, bagaimana nasib anak bangsa ke depan? Sudah saatnya kita bangkit, bersama bahu-membahu.”

Dia kemudian menjelaskan dan meyakinkan akan melakukan pendekatan dengan guru dan orang tua. Antara lain, mengajak sesi belajar bersama guru dan sesi parenting dengan orang tua murid. Sejauh ini,menurut Rudi, beberapa guru di sekolahnya sudah mulai mengurangi penggunaan LKS dalam pembelajaran.

Baca halaman berikutnya tentang pendapat miskonsep dan salah kaprah belajar selama ini

<!--more-->

LKS dan Salah Kaprah Belajar



Dihubungi terpisah, Ketua KPM Rizqy Rahmat Hani mendukung gerakan yang diinisiasi oleh sepuluh kepala sekolah di Probolinggo tersebut. Menurutnya, sekolah di Indonesia sudah terlalu lama terjebak dalam miskonsepsi belajar.

“Tujuan belajar salah kaprah. Hanya untuk nilai bagus di atas kertas," kata dia. Itu sebabnya, kata Rizqy lagi, guru terus menerus menyuruh murid mengerjakan banyak soal di LKS. Dengan sudah mengerjakan juga dianggap sudah belajar. "Sudah saatnya ada transformasi pembelajaran,” tuturnya.

Dia menegaskan, murid butuh pembelajaran yang kontekstual atau dekat dengan mereka. Sehingga bisa memahami apa yang terjadi di sekitarnya dan berkontribusi menyelesaikan permasalahan yang ada.

Rizqy menerangkan bahwa penggunaan LKS sebenarnya tidak masalah. Namun yang sering terjadi, LKS hanya berisi latihan-latihan soal tertutup. Lalu murid harus menjawab sama persis dengan kunci jawaban yang dipegang oleh guru.

Melalui program #TerusBelajar, Rizqy berharap lebih banyak lagi keputusan progresif yang diinisiasi oleh pemimpin sekolah. Termasuk keputusan untuk membuat LKS mandiri yang lebih kontekstual, memikirkan kebutuhan murid.

Dengan demikian, dia berpendapat, peningkatan literasi dan numerasi murid Indonesia tidak menjadi hal yang sulit dicapai. “Setidaknya, saya berharap inisiasi ini juga muncul di Batu dan Malang, yang mana kami juga sedang mengadakan pendampingan ke sepuluh sekolah di sana,” ujar Rizqy.

Sepuluh sekolah yang menyepakati tidak menggunakan LKS lagi di Probolinggo yakni, SDN Klenang Lor I, SDI Nurus Syamsi, SDN Karangren II, SDN Gending II, SDN Sukapura IV, SDN Temenggungan, SDN Karanganyar I-B, SDN Mranggon Lawang II, SDN Sumbersuko, dan SDN Tambelang I.

Pilihan Editor: Presentasi Riset, Mahasiswa Unair Jadi Runner-Up di University of Cambridge


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

1 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

1 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

Permendikbud Nomor 1/2021 Soal Syarat Usia Peserta Didik Baru dari TK hingga SMA, Masuk SD Umur Berapa?

3 hari lalu

Permendikbud Nomor 1/2021 Soal Syarat Usia Peserta Didik Baru dari TK hingga SMA, Masuk SD Umur Berapa?

Setiap periode penerimaan peserta didik baru, usia masuk sekolah anak selalu jadi perbincangan. Berikut Permendikbud Nomor 1/2021 mengaturnya.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

6 hari lalu

Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

Beasiswa yang ditawarkan Kedutaan Besar Jepang ini bagian dalam Program Beasiswa Pemerintah Jepang Monbukagakusho.

Baca Selengkapnya

P2G: Sekolah dengan Kurikulum Merdeka Alami Penurunan Jumlah Siswa yang Diterima SNBP 2024

10 hari lalu

P2G: Sekolah dengan Kurikulum Merdeka Alami Penurunan Jumlah Siswa yang Diterima SNBP 2024

Terjadi penurunan jumlah siswa angkatan pertama kurikulum merdeka yang diterima jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi atau SNBP 2024.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

11 hari lalu

Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika memberikan penghargaan berupa kesempatan sekolah perwira kepada anggota Polres Lampung Tengah Aiptu Supriyanto.

Baca Selengkapnya

Kwarnas Enggan Diskusi dengan Pemerintah soal Pramuka Sebelum Permendikbudristek 12/2024 Direvisi

17 hari lalu

Kwarnas Enggan Diskusi dengan Pemerintah soal Pramuka Sebelum Permendikbudristek 12/2024 Direvisi

Kwarnas masih enggan membahas pengembangan pendidikan Pramuka sebelum permendikbudristek direvisi

Baca Selengkapnya

20 Persen Sekolah Belum Menerapkan Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek Lakukan Ini

17 hari lalu

20 Persen Sekolah Belum Menerapkan Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek Lakukan Ini

Untuk mendorong sekolah menerapkan kurikulum merdeka, Kemendikbudristek membuat sejumlah program.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek dan Kwarnas Diskusikan soal Pendidikan Pramuka di Sekolah

23 hari lalu

Kemendikbudristek dan Kwarnas Diskusikan soal Pendidikan Pramuka di Sekolah

Namun, Anindito tidak menjelaskan hasil penawaran itu. Ia hanya mengatakan, Pramuka tetap ada di Kurikulum Merdeka.

Baca Selengkapnya

3 Poin Penting dari Kemenko PMK soal Pramuka Tak Lagi Jadi Ekskul Wajib

24 hari lalu

3 Poin Penting dari Kemenko PMK soal Pramuka Tak Lagi Jadi Ekskul Wajib

Kemenko PMK menjelaskan catatan soal Pramuka yang tak lagi jadi ekskul wajib dengan ditetapkannya Kurikulum Merdeka.

Baca Selengkapnya