Muncul Awan Berbentuk Tornado di Natuna, Apakah Berbahaya?

Reporter

Tempo.co

Selasa, 9 Mei 2023 12:13 WIB

Ilustrasi tornado. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Warga di kawasan Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dikejutkan oleh kemunculan awan berbentuk pusaran seperti tornado pada Minggu sore (07/05/2023) lalu. Fenomena langit jarang terjadi ini dapat diamati langsung dengan mata telanjang menjelang petang. Lantas, apa penyebab dari kejadian langka ini?

Penyebab Awan Berbentuk Tornado di Natuna

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna menjelaskan bahwa fenomena alam tak biasa di langit itu benar adanya. Bahkan masyarakat turut mengabadikan momen tersebut dalam bentuk foto hingga rekaman gambar bergerak, kemudian dibagikan ke media sosial. Sebagian orang menyebut bahwa bentuk awan itu seperti gasing sampai mirip piring terbang atau UFO (unidentified flying object).

“Fenomena awan langka terjadi sekitar pukul 15:00 WIB sampai malam. Namun, pagi ini (08/05/2023) sudah tidak ada lagi”, ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Natuna Zulheppy yang dikutip dari Antara pada Selasa (09/05/2023).

Cuplikan video awan berbentuk aneh di Natuna. Tiktok

Advertising
Advertising

“Foto dan video awan ini viral di media sosial. Apalagi (warga lokal) baru pertama kali terjadi di Natuna”, imbuh Zulheppy.

Penjelasan BMKG

Peramal cuaca atau Forcester Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ranai, Reza Pahlevi mengatakan bahwa fenomena di langit daerah tersebut cukup langka. Awan berbentuk topi itu disebut sebagai awan Lenticularis.

Menurutnya, awan berbentuk tornado muncul akibat gelombang gunung yang dipicu oleh aliran angin relatif kencang dari suatu sisi gunung. Kemudian angin berembus horizontal melalui dinding pegunungan sehingga menyebabkan defleksi berwujud gelombang gunung di sisi lainnya.

“Awan Lenticularis menunjukkan turbulensi vertikal maupun angin kuat. Jadi, berbahaya bagi penerbangan rendah di sekitar awan itu”, kata Reza.

Awan Lenticularis mulai ada tatkala arus angin mengalir sejajar (horizontal) dengan permukaan bumi dan bertemu dengan hambatan dari objek tertentu, misalnya pegunungan. Imbasnya, arus udara naik tegak lurus ke arah puncak awan.

Saat udara naik akan mengandung uap air yang stabil. Apabila suhu titik embun berada di puncak gunung, uap air mulai berubah menjadi embun kemudian awan mengikuti kontur puncak gunung. Ketika udara mengalir turun dari puncak lebih tinggi, proses kondensasi terhenti.

“Oleh karenanya, awan Lenticularis nampak tidak bergerak, akibat awan mulai terbentuk dari sisi arah angin menuju puncak gunung, dan lalu menghilang ke area bawah angin”, terangnya.

Fenomena Awan Berbentuk Tornado di Indonesia

Tiga bulan yang lalu tepatnya pada Jumat, 3 Februari 2023, masyarakat Kota Serang juga dapat melihat jelas awan unik yang melingkar kecil di bagian bawah dan semakin melebar ke atas. Tidak sedikit yang mengaitkannya dengan hal-hal mistis hingga dianggap menjadi pertanda bencana alam, seperti puting beliung.

Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bahwa angin berbentuk tornado itu bukanlah gejala puting beliung. Jika dilihat dari bentuknya yang seperti tornado, ia meyakini bahwa fenomena tersebut kemungkinan adalah awan Lenticular.

Sementara itu, menurutnya puting beliung biasanya terjadi karena kondisi atmosfer sangat tidak stabil. Saat masa pancaroba, sekitar April dan September, angin ribut itu lebih sering terjadi di langit Indonesia.

Dengan demikian, awan berbentuk tornado di Natuna sama halnya dengan kejadian yang sempat tertangkap kamera di Serang, Banten. Awan tersebut muncul akibat aliran angin yang berhembus, tetapi terhambat oleh objek besar, seperti pegunungan. Apalagi mengingat di kawasan Pulau Bunguran Besar terdapat situs (geosite) Gunung Ranai dengan ketinggian berkisar 300-1.035 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Pilihan editor: Bibit Siklon Picu Klaster Awan Besar di Lampung, Hujan di Jakarta dan Sekitarnya Pagi Ini

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

12 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

15 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pria di Riau Edit Suara Hakim MK Soal Putusan Sengketa Pilpres, Tambah Narasi Selamat Pendukung 02

19 hari lalu

Pria di Riau Edit Suara Hakim MK Soal Putusan Sengketa Pilpres, Tambah Narasi Selamat Pendukung 02

Polda Riau menciduk seorang pria di Rokan Hilir Riau karena mengedit suara hakim MK soal putusan sengketa pilpres. Ada narasi jogetin aja.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

22 hari lalu

Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

Pekanbaru dan sekitarnya menawarkan pengalamanbaru bagi para wisatawan libur Lebaran 2024. Antara lain Istana Siak dan Asia Farm Pekanbaru.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Badai Langka yang Tewaskan 7 Orang di Cina, 3 Terlempar dari Apartemen

25 hari lalu

Penjelasan Badai Langka yang Tewaskan 7 Orang di Cina, 3 Terlempar dari Apartemen

Kekuatan angin yang terjadi sampai setara hurikan atau tornado Kategori 1 di lautan. Badai ini menjadi langka karena terjadi di Jiangxi yang daratan.

Baca Selengkapnya

Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

29 hari lalu

Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

Satu anak Gajah Sumatera lahir di Pusat Konservasi Gajah Provinsi Riau, Sabtu 6 April 2024.

Baca Selengkapnya

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

43 hari lalu

Luhut Optimistis Pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia Berdampak Positif

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan optimistis bahwa pengalihan FIR dari Singapura ke Indonesia berdampak positif.

Baca Selengkapnya

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

43 hari lalu

Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

Indonesia mengambil alih pengaturan ruang udara di Kepri dan Natuna dari Singapura, namun masih menguasai FIR wilayah Australia dan Timor Leste

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Mahasiswa Pelaku Persetubuhan Anak di Bawah Umur di Riau

43 hari lalu

Polisi Tangkap Mahasiswa Pelaku Persetubuhan Anak di Bawah Umur di Riau

Mahasiswa yang menyetubuhi anak di bawah umur diciduk polisi Riau. Terungkap setelah korban cerita ke orang tua.

Baca Selengkapnya

Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

43 hari lalu

Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura

Pengaturan ruang udara dan informasi penerbangannya (FIR) di wilayah Kepulauan Riau dan Natuna resmi diatur Indonesia setelah 78 ditangani Singapura

Baca Selengkapnya