Kilas Balik Penetapan Hari Internasional Keanekaragaman Hayati

Reporter

Balqis Primasari

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 22 Mei 2023 22:50 WIB

Pengunjung melihat dekorasi biota laut pada acara Festival Suara Jernih Papua yang digelar oleh Greenpeace Indonesia di Kala di Kalijaga, Jakarta, Jumat, 17 Maret 2023. Festival Suara Jernih Papua digelar bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan mengenai kekayaan alam serta keanekaragaman hayati Tanah Papua yang penuh dengan kearifan lokal budaya masyarakat adatnya. Festival tersebut juga menyajikan beberapa workshop seperti pembuatan mahkota, gelang, dan kepang rambut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta -

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tahun, 22 Mei diperingati sebagai Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati yang mempromosikan pemahaman dan kesadaran akan masalah keanekaragaman hayati. Peringatan ini mengingatkan pentingnya peran keanekaragaman hayati dalam mendukung makanan dan kesejahteraan makhluk hidup, sekaligus meningkatkan sistem pangan dan kesehatan manusia.

Keanekaragaman hayati termasuk topik yang kompleks namun menarik tidak hanya bagi para ilmuwan melainkan pembuat kebijakan. United Nations Environment Programme (UNEP), menurut nationalgeographic, mengumpulkan Kelompok Kerja Ahli Keanekaragaman Hayati untuk mengeksplorasi kebutuhan yang bertujuan membentuk Konvensi keanekaragaman hayati.

Sejarah Hari Internasional Keanekaragaman Hayati

Setelah bertahun-tahun bekerja sesuai pedoman, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan Konvensi secara resmi mulai berlaku pada 29 Desember 1993. Saat ini kelompok ini dikenal sebagai Convention on Biological Diversity (CBD). Melansir dari cnbctv18, CBD merupakan perjanjian internasional yang bertujuan untuk melestarikan keanekaragaman hayati, mempromosikan penggunaannya yang berkelanjutan, dan memastikan pembagian manfaat yang adil dan merata yang berasal dari sumber daya genetik.

Advertising
Advertising

Hal ini menguraikan prinsip-prinsip untuk melakukan konservasi dan pengelolaan ekosistem, spesies dan sumber daya genetik yang berkelanjutan. CBD telah disahkan oleh hampir semua negara seluruh dunia, yang menjadikannya sebagai salah satu perjanjian lingkungan yang paling dikenal luas. Melalui Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan, atau juga dikenal Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi, yang diadakan di Rio de Janeiro, Brasil pada 1992. Selama peristiwa bersejarah ini, para pemimpin dunia menyadari kebutuhan mendesak untuk mengatasi penurunan keanekaragaman hayati global.

Majelis Umum PBB secara resmi menyatakan 22 Mei sebagai Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati. Berkat upaya ini, banyak wilayah sekarang dilestarikan sebagai bagian dari kawasan lindung dan pusat keanekaragaman hayati. Konvensi ini terus mengatasi ancaman terhadap keanekaragaman hayati dengan menghasilkan laporan ilmiah dan mengembangkan alat untuk membantu upaya konservasi.

CBD juga menyediakan kerangka kerja dimana pemerintah dapat berpartisipasi menetapkan strategi mereka untuk menangkal hilangnya spesies. Konvensi ini berfungsi untuk mengatasi semua ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem, termasuk ancaman dari perubahan iklim melalui penilaian ilmiah, pengembangan alat, insentif, dan proses, transfer teknologi dan praktik yang baik, dan keterlibatan penuh sekaligus aktif dari pemangku kepentingan terkait termasuk masyarakat adat dan komunitas-komunitas masyarakat.

Pilihan editor :
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.


Berita terkait

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

2 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Didukung Mahasiswa dari 104 Kampus, KOBI Himpun 11.137 Data Keanekaragaman Hayati Indonesia

6 hari lalu

Didukung Mahasiswa dari 104 Kampus, KOBI Himpun 11.137 Data Keanekaragaman Hayati Indonesia

Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) himpun 11.137 data keanekaragaman hayati Indonesia dengan dukungan mahasiswa dari 104 kampus.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

38 hari lalu

Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

Greenpeace menyatakan pembangunan IKN Nusantara mengancam kelestarian 3 satwa yang sudah kritis, yaitu orang utan, bekantan, dan pesut mahakam.

Baca Selengkapnya

Pengamat: IKN Bukan Smart Forest City, tapi Kota dalam Kebun Kayu

40 hari lalu

Pengamat: IKN Bukan Smart Forest City, tapi Kota dalam Kebun Kayu

Pemerintah menyatakan 177 ribu Ha area IKN berupa kawasan lindung, namun menurit peneliti Auriga hanya 42 ribu Ha yang berupa hutan permanen.

Baca Selengkapnya

Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

49 hari lalu

Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

Platform BRIN ini meliputi keanekaragaman hayati tumbuhan, mikroba dan hewan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Detail Deforestasi dan Perubahan Lahan Proyek IKN Nusantara yang Direkam NASA

3 Maret 2024

Bagaimana Detail Deforestasi dan Perubahan Lahan Proyek IKN Nusantara yang Direkam NASA

Dua foto satelit NASA menggambarkan perubahan lahan dan hutan di lokasi proyek IKN Nusantara. Memantik kekhawatiran dampak deforestasi.

Baca Selengkapnya

Memiliki Kenakeragam Hayati, Liberia Menjadi Rumah Hutan Hujan Lebat Dunia

17 Januari 2024

Memiliki Kenakeragam Hayati, Liberia Menjadi Rumah Hutan Hujan Lebat Dunia

Berbagai ragam hayati yang dimiliki oleh negara Liberia, negara ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang melimpah

Baca Selengkapnya

Ada Bunga Bangkai Amorphophallus Titanum Sedang Berbuah di Sumbar, Bukan Rafflesia Arnoldii

5 Oktober 2023

Ada Bunga Bangkai Amorphophallus Titanum Sedang Berbuah di Sumbar, Bukan Rafflesia Arnoldii

Warga Sumatera Barat menemukan bunga bangkai jenis Amorphophallus Titanum yang sedang berbuah di lahan kebun masyarakat setempat pada akhir September.

Baca Selengkapnya

Revisi UU IKN Disahkan, Greenpeace Anggap Pemerintah Lindungi Investasi Bukan Keanekaragaman Hayati

3 Oktober 2023

Revisi UU IKN Disahkan, Greenpeace Anggap Pemerintah Lindungi Investasi Bukan Keanekaragaman Hayati

Greepeace menilai revisi UU IKN hanya melindungi investasi. Ada pemberian kewenangan berlebihan soal penguasaan tanah di IKN.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Arsitektur Sedunia

2 Oktober 2023

Asal-usul Hari Arsitektur Sedunia

World Architecture Day atau Hari Arsitektur Sedunia diperingati tiap tahun pada Senin pekan awal Oktober

Baca Selengkapnya