Tema Hari Internasional Keanekaragaman Hayati 2023: Lakukan Komitmen dan Tindakan Nyata

Reporter

Balqis Primasari

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 23 Mei 2023 10:32 WIB

Pengunjung mengikuti workshop pembuatan mahkota pada acara Festival Suara Jernih Papua yang digelar oleh Greenpeace Indonesia di Kala di Kalijaga, Jakarta, Jumat, 17 Maret 2023. Festival Suara Jernih Papua digelar bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan mengenai kekayaan alam serta keanekaragaman hayati Tanah Papua yang penuh dengan kearifan lokal budaya masyarakat adatnya. Festival tersebut juga menyajikan beberapa workshop seperti pembuatan mahkota, gelang, dan kepang rambut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Internasional Keanekaragaman Hayati menekankan pentingnya keanekaragaman hayati dalam mendukung kehidupan di bumi. Keanekaragaman hayati mencakup berbagai tanaman, hewan dan mikroorganisme yang luar biasa, bersama dengan ekosistem tempat mereka tinggal.

Hal ini memainkan peran penting dalam memberikan jasa ekosistem penting, termasuk penyerbukan, daur ulang nutrisi, pemurnian air, dan pengaturan iklim. Selain itu, keanekaragaman hayati memiliki nilai budaya, estetika, dan ekonomi, mendukung mata pencaharian dan berkontribusi pada upaya pembangunan berkelanjutan.

Tema 2023

Tema yang dipilih untuk Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati pada 2023, menurut laman jagran, adalah "From Agreement to Action: Build Back Biodiversity." Tema ini menandakan kebutuhan mendesak untuk melakukan komitmen dan tindakan nyata yang bertujuan merevitalisasi dan menjaga keanekaragaman hayati.

Selain itu, ukuran jumlah, varietas, dan variabilitas organisme hidup termasuk keanekaragaman hayati dalam spesies, antar spesies, dan diantara ekosistem. Konsep ini melibatkan bagaimana keragaman ini berubah dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang berbeda. Indikator seperti jumlah spesies di daerah tertentu membantu dalam memantau aspek-aspek tertentu dari keanekaragaman hayati.

Meskipun anggapan keanekaragaman hayati adalah aset yang berharga bagi generasi mendatang, namun jumlah spesies berkurang secara signifikan oleh aktivitas manusia tertentu.

Dampak Buruk

Advertising
Advertising

Hilangnya keanekaragaman hayati memiliki dampak buruk pada beberapa aspek kesejahteraan manusia, seperti ketahanan pangan, kerentanan terhadap bencana alam, keamanan energi, dan akses ke air bersih dan bahan baku. Dan juga memengaruhi kesehatan manusia, hubungan sosial, dan kebebasan memilih, sehingga masyarakat cenderung memiliki berbagai tujuan yang bersaing.

Melansir dari laman resmi United Nations Environment Programme (UNEP), terbukti hilangnya keanekaragaman hayati memperluas zoonosis - penyakit yang ditlarkan dari hewan ke manusia. Perayaan Hari Internasional Keanekaragaman Hayati tahun ini membawa harapan baru yang berbeda dari sebelumnya.

Untuk menandai pencapaian luar biasa dan bersejarah ini, tema peringatan 2023 sekarang berdasarkan dari Konferensi Para Pihak ke-15 Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Keanekaragaman Hayati atau dikenal dengan COP 15.

JAGRAN | UNEP

Pilihan editor : Kilas Balik Penetapan Hari Internasional Keanekaragaman Hayati
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

11 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

2 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

2 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

4 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya