Ilmuwan Temukan Jejak Kaki Manusia Modern Tertua, Berikut Faktanya

Reporter

Andika Dwi

Jumat, 2 Juni 2023 14:25 WIB

Jejak kaki berusia 153 ribu tahun. Nelson Mandela University/Charles Helm

TEMPO.CO, Jakarta - Fosil jejak kaki manusia berusia 153.000 tahun ditemukan di Garden Route National Park, sebuah taman nasional di Provinsi Cape Barat dan Cape Timur, Afrika Selatan. Ini menjadi rekor jejak kaki tertua yang dikaitkan dengan spesies manusia modern, Homo sapiens.

Temuan tersebut dikupas dalam artikel penelitian berjudul “Dating the Pleistocene Hominin Ichnosites on South Africa’s Cape South Coast” yang dipublikasikan dalam jurnal internasional Ichnos pada 25 April 2023, Penulisnya adalah Charles Helm (paleosaintis dari Universitas Nelson Mandela) dan kawan-kawan.

Lebih dari dua dekade lalu, ketika milenium kedua masehi baru dimulai, temuan jejak kaki nenek moyang manusia yang berusia lebih dari 50.000 tahun sangatlah jarang. Hanya ada empat situs yang pernah dilaporkan yang memilikinya di seluruh Afrika: Laetoli di Tanzania, Koobi Fora di Kenya, serta Nahoon dan Langebaan di Afrika Selatan. Situs Nahoon adalah jejak hominid pertama yang pernah dideskripsikan pada 1966.

Perkembangan zaman membuat situasi menjadi berbeda. Saat ini, jumlah hominin ichnosites (sebuah istilah arkeologi untuk jejak kaki atau bekas jejak lainnya) di Afrika yang lebih tua daripada 50.000 tahun mencapai 14 situs: lima lokasi di klaster Afrika Timur dan sembilan lokasi di klaster Afrika Selatan dari pantai Cape. Di luar 14 itu ada 10 situs lagi di tempat lain termasuk Inggris dan Jazirah Arab.

Sebab kerangka hominid yang ditemukan di pantai Cape relatif sedikit, jejak kaki yang ditinggalkan oleh nenek moyang manusia saat bergerak di lanskap purba adalah cara yang berguna untuk melengkapi pemahaman tentang mereka. Helm bersama tim mengungkap usia tujuh hominin ichnosites yang telah mereka identifikasi selama lima tahun terakhir di pantai selatan Cape.

Advertising
Advertising

Jejak purba yang diteliti Helm dkk memiliki rentang usia yang cukup jauh, yakni 71-153 ribu tahun. Temuan baru ini turut berperan penting dalam menguatkan catatan arkeologi bahwa pantai selatan Cape adalah daerah di mana manusia dengan anatomi modern awal bertahan, berevolusi dan berkembang, sebelum akhirnya menyebar dari Afrika ke benua lain.


Situs yang Sangat Berbeda

Ada perbedaan yang signifikan antara klaster Afrika Timur dan Afrika Selatan. Situs jejak kaki di Afrika Timur jauh lebih tua, dan yang tertua berusia 3,66 juta tahun, sedangkan termuda 700 ribu tahun. Namun, jejak yang ada tidak dibuat oleh Homo sapiens, melainkan spesies hominid sebelumnya seperti australopithecine, Homo heidelbergensis, dan Homo erectus. Juga, sebagian besar permukaan lokasi jejak di Afrika Timur harus digali dan diekspos dengan susah payah dan cermat.

Sebaliknya, situs Afrika Selatan di pantai Cape jauh lebih muda dan semuanya telah dikaitkan dengan Homo sapiens. Jejak-jejaknya cenderung terekspos sepenuhnya ketika ditemukan di bebatuan aeolian, versi semen dari bukit pasir kuno. Oleh karena itu, aktivitas penggalian biasanya tidak menjadi pertimbangan.

Perbedaan juga tampak secara tampilan kasat mata. Karena paparan terhadap unsur-unsur dan sifat pasir bukit pasir yang relatif kasar, jejak kaki di situs Afrika Selatan biasanya tidak terpelihara dengan baik seperti situs Afrika Timur. Jejak kaki juga menjadi rentan terhadap erosi sehingga proses pencatatan dan analisis perlu dilakukan dengan cepat sebelum situs itu hancur oleh laut dan angin.

Walau potensi interpretasi mendetail lantas terbatas, Helm dan tim peneliti menggunakan teknik luminesens stimulasi optik dan berhasil memperkirakan usia dari tujuh hominin ichnosites yang menjadi topik utama pembahasan sedari awal.


Metode Pemancaran Cahaya


Tantangan utama saat mempelajari paleorekod—seperti jejak, fosil, atau jenis sedimen purba lainnya—adalah menentukan berapa umur material tersebut. Tanpa informasi itu, sulit untuk mengevaluasi signifikansi yang lebih luas dari sebuah penemuan maupun menginterpretasi perubahan iklim yang menciptakan rekaman geologis. Dalam kasus aeolian pantai selatan Cape, pilihan metode penanggalan yang paling memungkinkan adalah luminesens stimulasi optik (optically stimulated luminescence atau OSL).

Metode penanggalan ini menunjukkan berapa lama butiran pasir terkena sinar matahari: Dengan kata lain, berapa lama bagian sedimennya telah terkubur. Mengingat bagaimana jejak dalam penelitian ini terbentuk (dibuat di atas pasir basah, diikuti dengan penimbunan tiupan pasir baru), OSL menjadi metode terbaik karena “jam” penanggalan dimulai pada waktu yang hampir bersamaan dengan jejak tersebut dibuat.

Pesisir selatan Cape adalah tempat yang bagus untuk menerapkan OSL. Pertama: Sedimen yang kaya akan butiran kuarsa menghasilkan banyak pendaran. Kedua: Sinar matahari yang melimpah, pantai yang luas, dan angin yang membentuk bukit pasir berarti bahwa pendaran yang sudah ada akan hilang sebelum peristiwa penguburan yang signifikan—membuat perkiraan usia yang cukup akurat. Metode ini telah mendukung banyak penanggalan dari temuan-temuan terdahulu.

Rentang usia keseluruhan untuk hominin ichnosites yang Helm perkirakan sekitar 153.000 hingga 71.000 tahun, konsisten dengan usia dalam studi yang telah dilaporkan sebelumnya dari endapan geologi serupa di wilayah pesisir selatan Cape. Sementara jejak di barat kota pesisir Knysna berusia 153.000 tahun, dua situs Afrika Selatan yang diteliti sebelumnya—Nahoon dan Langebaan—telah menghasilkan usia masing-masing sekitar 124.000 dan 117.000 tahun.


Penelitian Lanjutan


Penelitian Charles Helm dan tim dari African Centre for Coastal Paleoscience di Universitas Nelson Mandela tidak berhenti sampai di sini. Mereka menduga bahwa masih banyak hominin ichnosites yang sedang menunggu untuk ditemukan di pantai selatan Cape dan pantai-pantai lainnya. Pencarian juga perlu diperluas ke endapan yang lebih tua di wilayah tersebut, mulai dari usia 400.000 tahun hingga lebih dari 2 juta tahun.

Satu dekade dari sekarang, para ilmuwan berharap agar daftar hominin ichnosites kuno akan jauh lebih panjang sehingga dapat belajar lebih banyak tentang nenek moyang manusia dan bentang alam yang mereka tempati.

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM (SCIENCE.NEWS, THE CONVERSATION)

Pilihan Editor: Siswa Sinarmas World Academy Tembus Cornell University dan Top 100 Universitas Dunia


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

5 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

10 hari lalu

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

12 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

ICJ Sidangkan Laporan Nikaragua Soal Dukungan Jerman atas Genosida Israel di Gaza

27 hari lalu

ICJ Sidangkan Laporan Nikaragua Soal Dukungan Jerman atas Genosida Israel di Gaza

ICJ akan memulai sidang publik mulai Senin 8 April 2024 dalam kasus yang diajukan oleh Nikaragua mengenai dukungan Jerman atas genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Presiden Kuba Tuntut Israel Akhiri Genosida di Gaza

34 hari lalu

Presiden Kuba Tuntut Israel Akhiri Genosida di Gaza

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel kembali menyuarakan dukungan negaranya untuk rakyat Palestina terutama di Gaza

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Bus di Afrika Selatan Tewaskan 45 Orang, Hanya Ada Satu Korban Selamat

37 hari lalu

Kecelakaan Bus di Afrika Selatan Tewaskan 45 Orang, Hanya Ada Satu Korban Selamat

Empat puluh lima orang tewas dalam kecelakaan bus di Afrika Selatan, setelah bus yang mereka tumpangi jatuh sekitar 50 meter dari jembatan ke jurang

Baca Selengkapnya

Hakim ICJ Perintahkan Israel Memastikan Makanan dan Obat-obatan Masuk ke Gaza

37 hari lalu

Hakim ICJ Perintahkan Israel Memastikan Makanan dan Obat-obatan Masuk ke Gaza

Para hakim (ICJ) dengan suara bulat memerintahkan Israel untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pasokan makanan pokok ke Gaza

Baca Selengkapnya

Israel Minta ICJ Tidak Beri Perintah Darurat Baru atas Ancaman Kelaparan di Gaza

47 hari lalu

Israel Minta ICJ Tidak Beri Perintah Darurat Baru atas Ancaman Kelaparan di Gaza

Belum juga melaksanakan putusan ICJ Januari lalu, Israel sudah minta pengadilan PBB itu untuk tidak mengeluarkan perintah darurat baru.

Baca Selengkapnya

ICJ akan Sidangkan Pengaduan Nikaragua terhadap Jerman Soal Bantuan Israel pada April

50 hari lalu

ICJ akan Sidangkan Pengaduan Nikaragua terhadap Jerman Soal Bantuan Israel pada April

ICJ mengatakan akan mengadakan sidang pada 8 dan 9 April 2024 atas aduan Nikaragua terhadap Jerman karena membantu Israel dalam genosida Gaza

Baca Selengkapnya

Afrika Selatan akan Tangkap Warga yang Berperang dengan Militer Israel di Gaza

52 hari lalu

Afrika Selatan akan Tangkap Warga yang Berperang dengan Militer Israel di Gaza

Warga Afrika Selatan yang berperang dengan angkatan bersenjata Israel atau bergabung dengan militer Israel di Gaza akan diadili setelah kembali

Baca Selengkapnya