BPPT Kembangkan Biosensor Untuk Industri Nasional

Reporter

Editor

Rabu, 6 Mei 2009 17:26 WIB

TEMPO Interaktif, Serpong: Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, mengembangkan berbagai macam biosensor diagnostik sindrom metabolik sekali pakai. Biosensor racikan sendiri dengan muatan bahan dan teknologi lokal itu jauh lebih murah daripada yang selama ini diimpor.

“Biosensor adalah ouput yang kami unggulkan,” kata Pratondo Busono, Kepala Bidang Teknologi Rekayasa Biomedika di Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Rabu (6/5)siang. “Kebutuhan biosensor yang sekali pakai dalam dunia medis sangat besar,” katanya lagi.

Pratondo menerangkan, prototipe biosensor yang sudah ada bisa mendeteksi kolesterol, glukosa, asam urat, ataupun ketiganya secara sekaligus alias multideteksi biosensor. Satu industri, doktor pencitraan biomedika dan sensor itu mengungkapkan, telah tertarik. “Mereka meminta sensor dibuat lebih fancy seperti telepon genggam yang bisa dimasukkan ke dalam saku. Kami bilang, 'Tidak ada masalah'.”

Selain biosensor, Pratondo dan rekan-rekannya di Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, BPPT, juga mengembangkan alat medis lainnya seperti ultrasonogafi (USG), PC USG, sistem pemonitor pasien, elektrokardiografi, dan alat uji USG. Semuanya dikembangkan sendiri dan sejatinya bisa menghemat biaya pembelian alat serupa industri medis nasional dari luar negeri hingga sepertiga.

Pratondo menuturkan, penghematan itu penting karena angka kebutuhan alat medis tiap tahun yang terus tumbuh, terutama untuk disposable biosensor. Peningkatan kebutuhan itu tiap tahunnya mencapai 13 persen atau senilai lebih dari Rp 3 triliun. Sebanyak 85 persen kebutuhan itu setiap tahunnya dipenuhi dengan cara impor.

“Prototipe yang kami hasilkan tinggal dikembangkan industri nasional sehingga mereka bisa buat sendiri dengan biaya riset yang otomatis sudah ditekan,” katanya.

Ke depan, Pratondo mengarahkan kegiatan pusat penelitian yang dipimpinnya itu untuk memperoleh label ISO. Mereka juga sedang mengerjakan detektor virus dengue berbasis protein rekombinan dari teknologi rekayasa genetika. “Riset detektor ini sedang berjalan,” kata Pratondo.

(WURAGIL)

Berita terkait

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

44 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

24 Agustus 2023

Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

LIPI didirikan 56 tahun lalu, pada 6 September 2021 diubah menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Apakah tugas dan fungsinya tetap sama?

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Merah Putih Makassar-Pare-pare Beroperasi 2023, Ini Spesifikasinya

8 Januari 2023

Kereta Cepat Merah Putih Makassar-Pare-pare Beroperasi 2023, Ini Spesifikasinya

Rencana pengoperasian kereta cepat Merah Putih di Sulawesi itu pada akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Tahun Depan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Beroperasi Penuh, Apa Itu SPBE?

13 Oktober 2022

Tahun Depan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Beroperasi Penuh, Apa Itu SPBE?

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dirancang mewujudkan pemerintahan yang efektif. Ini revolusi sistem birokasi menjadi serba digital?

Baca Selengkapnya

Dapat Tunjangan Nyaris Rp 50 Juta, Ini Tanggapan Kepala BRIN

27 Agustus 2022

Dapat Tunjangan Nyaris Rp 50 Juta, Ini Tanggapan Kepala BRIN

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Laksana Tri Handoko menanggapi peraturan baru yang soal tunjangannya yang hampir mencapai Rp 50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

55 Tahun LIPI, Sejarah Panjang Hingga Lebur dalam BRIN

23 Agustus 2022

55 Tahun LIPI, Sejarah Panjang Hingga Lebur dalam BRIN

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) hari ini 55 tahun, begini sejarah panjangnya hingga dilebur dalam BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Batalkan Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah

18 Juli 2022

BRIN Batalkan Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan bahwa renovasi bertujuan mengubah ruangan yang ada sebelumnya menjadi ruang rapat dan ruang kerja.

Baca Selengkapnya

Alasan BRIN Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah Rp6 Miliar: Mereka Sudah Sepuh

18 Juli 2022

Alasan BRIN Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah Rp6 Miliar: Mereka Sudah Sepuh

Ruangan yang selama ini hanya digunakan satu orang, kini disekat menjadi 10 sesuai jumlah anggota Dewan Pengarah BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN: Kamar Tidur Megawati Soekarnoputri Bukan Fasilitas Baru, Bekas Ruangan Kepala BPPT

18 Juli 2022

BRIN: Kamar Tidur Megawati Soekarnoputri Bukan Fasilitas Baru, Bekas Ruangan Kepala BPPT

Kamar tidur Megawati Soekarnoputri di kantor BRIN disebut sudah ada sejak dulu.

Baca Selengkapnya

Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah Rp 6,1 M, Ini Penjelasan BRIN

17 Juli 2022

Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah Rp 6,1 M, Ini Penjelasan BRIN

BRIN akan melakukan renovasi ruangan yang ada di lantai 2 Gedung BJ Habibie.

Baca Selengkapnya