Mengenal Virus Nipah yang Sebabkan Kematian di India, Mungkinkah Masuk ke Indonesia?

Kamis, 14 September 2023 10:39 WIB

Anggota tim medis dari Kozhikode Medical College membawa sampel buah pinang dan jambu biji untuk melakukan tes virus Nipah di desa Maruthonkara di distrik Kozhikode, Kerala, India, 13 September 2023. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Negara bagian Kerala, India selatan telah menutup sekolah serta kantor-kantor dan mengumumkan zona karantina di beberapa titik. Keputusan ini diambil mengingat risiko merebaknya wabah virus Nipah yang dilaporkan merusak otak hingga merenggut nyawa. Kementerian kesehatan negara bagian Kerala pun akhirnya memberlakukan aturan isolasi yang ketat mulai Rabu, 13 September 2023.

Mundur ke tanggal 4 September 2021, Departemen Kesehatan Negara Bagian Kerala melaporkan kasus penyakit virus Nipah yang terisolasi di distrik Kozhikode, negara bagian Kerala, India. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Nipah memiliki rasio kematian kasus yang relatif tinggi.

Apa itu virus Nipah?

WHO menjelaskan bahwa virus Nipah (NiV) adalah virus zoonosis atau virus yang ditularkan dari hewan ke manusia dan dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau secara langsung di antara manusia. Apabila seseorang telah terinfeksi, maka akan muncul berbagai penyakit. Mulai dari infeksi tanpa gejala hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal. Tak hanya itu, NiV dapat mengakibatkan penyakit yang parah pada hewan.

Gejala awal terinfeksi NiV meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah dan sakit tenggorokan. Gejala ini dapat disertai dengan pusing, mengantuk, kesadaran yang berubah dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut. Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah, dapat berkembang hingga mengakibatkan koma dalam waktu 24 sampai 48 jam. Di samping itu, beberapa orang dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut.

Lama masa rentang infeksi hingga timbulnya gejala atau inkubasi NiV diyakini sekitar 4 hingga 14 hari. Namun, WHO mengatakan, ada pula laporan dengan masa inkubasi selama 45 hari.

Advertising
Advertising

Perkiraan tingkat kematian atas kasus ini mencapai 40 persen hingga 75 persen. Namun, angka ini dapat bervariasi dari satu wabah ke wabah lain. Semuanya bergantung pada kemampuan lokal dalam melakukan pengawasan epidemiologi dan manajemen klinis.

Tanda dan gejala awal infeksi virus Nipah yang tidak spesifik, menurut WHO, dapat menghambat diagnosis yang akurat dan menjadi tantangan dalam mendeteksi wabah. Selain itu, terhambat dalam pengambilan tindakan pengendalian yang efektif dan tepat waktu.

Adanya infeksi virus Nipah dapat didiagnosis dengan riwayat klinis selama fase akut dan penyembuhan penyakit. Pada prosesnya, tes utama yang dilakukan adalah reaksi rantai polimerase real-time (RT-PCR) dari cairan tubuh dan deteksi antibodi melalui enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Ada juga isolasi virus dengan kultur sel.

Apakah mungkin virus Nipah sampai ke Indonesia?

Virus Nipah sendiri dibawa oleh kelelawar buah dari famili Pteropodidae, terutama yang termasuk dalam deretan genus Pteropus.

WHO mengasumsikan distribusi geografis Henipavirus tumpang tindih dengan distribusi geografis kategori Pteropus. Hipotesis ini diperkuat dengan bukti adanya infeksi Henipavirus pada kelelawar Pteropus dari Australia, Bangladesh, Kamboja, Cina, India, Indonesia, Madagaskar, Malaysia, Papua Nugini, Thailand dan Timor Leste.

Menurut dokter Agung Dwi Wahyu Widodo dari Rumah Sakit Dr. Soetomo, kelelawar Pteropus dapat ditemukan di Indonesia. Dengan demikian, ada kemungkinan bahwa virus ini akan berkembang di Indonesia dan menimbulkan masalah baru. Ditambah lagi, virus ini bisa menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya.

"WHO juga mengatakan bahwa kelelawar di Indonesia memiliki antibodi terhadap virus Nipah. Jadi, sebenarnya mereka juga berpeluang menjadi sumber penularan virus," ujar Agung.

Pilihan Editor: Anggota DPRD Jatim Sarankan Presiden Jokowi ke Gunung Bromo

Berita terkait

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

11 jam lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Maskapai India Ini Batalkan 85 Penerbangan Gara-gara Awak Kabin Cuti Massal

2 hari lalu

Maskapai India Ini Batalkan 85 Penerbangan Gara-gara Awak Kabin Cuti Massal

Maskapai penerbangan Air India membatalkan sejumlah penerbangan karena awak kabin ramai-ramai sakit.

Baca Selengkapnya

Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

2 hari lalu

Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

Angkatan Bersenjata India berencana menghentikan impor amunisi pada tahun depan karena industri dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Pramugari Cuti Sakit, Air India Express Batalkan 40 Penerbangan Setiap Hari sampai 13 Mei

2 hari lalu

Ramai-ramai Pramugari Cuti Sakit, Air India Express Batalkan 40 Penerbangan Setiap Hari sampai 13 Mei

Sekitar 13.000 penumpang terkena dampak pembatalan penerbangan Air India Express.

Baca Selengkapnya

Urutan Perjalanan Ibadah Haji Mulai Karantina di Asrama Haji hingga Kembali ke Tanah Air

2 hari lalu

Urutan Perjalanan Ibadah Haji Mulai Karantina di Asrama Haji hingga Kembali ke Tanah Air

Berikut urut-urutan menunaikan ibadah haji sejak pendaftaran haji hingga kembali lagi ke Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

2 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

3 hari lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

4 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

5 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

5 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya