2 Strategi Google dan YouTube Indonesia Mengikis Banjir Misinformasi Perihal Pemilu 2024

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 20 September 2023 15:40 WIB

Acara #YukPahamiPemilu yang diselenggarakan oleh Google dan YouTube Indonesia guna menyampaikan kolaborasi menuju pemilu damai 2024 di Chubb Square Jakarta pada 20 September 2023. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Brand Marketing Manager Google Indonesia, Muriel Makarim mengungkapkan komitmen kuat antara Google dan YouTube Indonesia dalam memberantas misinformasi dalam momen pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang.

Misinformasi, menurut Muriel adalah permasalahan yang kompleks. Kemunculan misinformasi menjadi momok di tengah masyarakat, terlebih pada tahun-tahun politik. Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Komunikasi dan Informasi, bahwa 60% dari masyarakat Indonesia mengaku pernah mendapatkan misinformasi.

Selama rangkaian proses pemilu, Google dan YouTube Indonesia sadar bahwa penting bagi masyarakat Indonesia untuk membuat keputusan yang matang. Namun, keputusan yang matang perlu didasarkan atas informasi yang kredibel serta terpercaya.

"Meskipun kami sudah berusaha sedemikian rupa untuk menjaga keamanan pengguna, pasti pelaku yang tidak bertanggung jawab akan selalu ada. Oleh karena itu, kami percaya bahwa penting sekali untuk mempersiapkan pemilih dalam melawan misinformasi," katanya dalam acara #YukPahamiPemilu yang dihelat oleh Google dan YouTube Indonesia di Chubb Square, Jakarta pada Rabu, 20 September 2023.

Google dan YouTube Indonesia punya 2 strategi untuk mengikis risiko misinformasi di masyarakat. Pertama, mengedukasi pengguna dalam mengenali dan mengevaluasi misinformasi. Dalam hal ini, Google dan YouTube Indonesia berupaya agar dapat membantu pemilih untuk mendeteksi karakter misinformasi.

Advertising
Advertising

"Dengan itu, kami bekerja sama dengan Jigsaw, unit di dalam Google yang fokusnya melakukan riset untuk mengatasi misinformasi dengan metode prebunking," tutur Muriel. Prebunking merupakan metode yang mengedukasi pengguna mengenai taktik-taktik dalam misinformasi. Metode ini, lanjut Muriel telah dicoba di beberapa negara.

Berdasarkan riset yang dilakukan di Indonesia, ditemukan ada 3 taktik yang paling populer atau banyak digunakan dalam pemilu. Pertama, merusak reputasi. Biasanya, konten khusus dibuat untuk mencemarkan nama baik seseorang atau untuk menurunkan reputasi suatu pihak.

Taktik kedua yakni manipulasi gambar atau video. Biasanya, berisikan konten-konten yang sengaja menggunakan gambar atau video yang diedit dan ditambahkan dengan headline yang menyesatkan.

Ketiga, ada taktik memancing emosi. "Taktik ini biasanya itu mempunyai ciri-ciri memakai kata-kata yang berlebihan untuk memancing emosi seperti sedih, takut, marah atau kalau video, diberikan tambahan lagu yang mendramatisir," katanya.

Baca juga: Inovasi Alat Buatan Mahasiswa ITS ini Bisa Monitor dan Filter Udara

Recheck sebelum kegocek

Pada momen ini, Google dan YouTube Indonesia meluncurkan kampanye untuk mengedukasi masyarakat melalui jargon 'Recheck sebelum Kegocek'. Kampanye ini merupakan hasil kolaborasi dengan multimitra, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), CekFakta, Safer Internet Lab, serta mitra-mitra lain.

Strategi kedua yang dilakukan Google dan YouTube Indonesia adalah membekali pemilih atas informasi yang mereka dapatkan. Melalui kampanye 'Pause Dulu' di YouTube, terdapat berbagai video sharing yang mengajak pengguna untuk melakukan pause atau menjeda dahulu video yang ditonton dan memahami konteks di baliknya.

"Lalu, cari tahu apakah sumber kontennya kredibel atau tidak. Kita pause dulu, kita pikir dulu, ini kira-kira kredibel atau bukan sebelum kita share ke semua orang," kata dia.

Google dan YouTube Indonesia juga memberikan pembekalan bagi kelompok rentan untuk keterampilan literasi media digital. Namun, hal itu tak mudah dijangkau bila berjalan sendiri. Sebagai jalan keluarnya, mereka memberikan hibah senilai $ 2,5 juta USD untuk Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo). Mafindo merupakan organisasi masyarakat sipil yang peduli terhadap pemberantasan konten informasi negatif atau berita hoaks.

"Ini adalah inisiatif untuk tular nalar mereka dalam meningkatkan dan membekali masyarakat kelompok rentan, termasuk anak muda dan lansia," kata Muriel.

Pilihan Editor: Cerita Putri Meraih Gelar Sarjana Terbaik ITS dengan IPK Sempurna

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Inilah Daftar Ponsel Nokia yang akan Mendapatkan Pembaruan Android 15

3 jam lalu

Inilah Daftar Ponsel Nokia yang akan Mendapatkan Pembaruan Android 15

Ponsel Nokia yang kemungkinan besar mendapat update Android 15 adalah Nokia XR21, Nokia X30, Nokia G60, dan Nokia G42.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor, Peningkatan Google Search, Aktivitas Gunung Slamet

10 jam lalu

Top 3 Tekno: ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor, Peningkatan Google Search, Aktivitas Gunung Slamet

Topik tentang ITB menaikkan biaya pendidikan jenjang S2 dan S3 pada 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Google Rilis Fitur Find My Device Terbaru, Ponsel Android Hilang Semakin Mudah Ditemukan

1 hari lalu

Google Rilis Fitur Find My Device Terbaru, Ponsel Android Hilang Semakin Mudah Ditemukan

Google mengumumkan peningkatan fitur Find My Device untuk melacak perangkat Android. Diklaim lebih akurat dibanding sistem sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Google Tingkatkan Pengalaman Penelusuran dengan AI Generatif

1 hari lalu

Google Tingkatkan Pengalaman Penelusuran dengan AI Generatif

Google tingkatkan pengalaman pencarian dengan AI generatif Gemini, menawarkan AI Overviews untuk jawaban cepat, perencanaan, dan pencarian dengan video.

Baca Selengkapnya

Alasan Demokrat Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pilkada 2024

1 hari lalu

Alasan Demokrat Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pilkada 2024

Partai Demokrat menolak usulan agae politik uang atau money politics dilegalkan pada Pemilihan Kepala Daerah alias Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Mengetahui Judul Lagu dengan Suara di Google

1 hari lalu

Begini Cara Mengetahui Judul Lagu dengan Suara di Google

Google mempunyai fitur canggih yang memungkinkan seseorang untuk mencari judul lagu hanya dengan suara. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya

Google Tingkatkan Fitur Anti Maling Android, Bukan untuk Ponsel Jadul

1 hari lalu

Google Tingkatkan Fitur Anti Maling Android, Bukan untuk Ponsel Jadul

Google menebalkan fitur keamanan anti maling pada sistem android 10 dan 15. Ponsel yang dicuri semakin sulit dibobol.

Baca Selengkapnya

Konten Sora OpenAI Dituding Memakai Referensi YouTube, Google Berjanji Akan Memeriksanya

2 hari lalu

Konten Sora OpenAI Dituding Memakai Referensi YouTube, Google Berjanji Akan Memeriksanya

Aplikasi Sora OpenAI dituding melanggar hak cipta dan mendapatkan referensi dari YouTube. Google akan mengusut masalah ini.

Baca Selengkapnya

Kerja Sama Apple dan OpenAI, ChatGPT Dikabarkan Bakal Tersemat di iOS 18

2 hari lalu

Kerja Sama Apple dan OpenAI, ChatGPT Dikabarkan Bakal Tersemat di iOS 18

Disebut-sebut, Apple kerja sama dengan OpenAI dan Google dipicu upayanya untuk ekspansi ke ranah teknologi AI.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Disanksi Kebocoran Data, Begini Posisi Perkaranya

2 hari lalu

Ketua KPU Disanksi Kebocoran Data, Begini Posisi Perkaranya

DKPP memutuskan menjatuhkan sanksi berupa peringatan kepada ketua dan jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas gugatan DPT yang diduga bocor.

Baca Selengkapnya