Lebih dari 60 Negara Dukung Gunakan Energi Terbarukan 3 Kali Lipat, Tinggalkan Batu Bara

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 10 November 2023 10:31 WIB

Ratusan orang melakukan long march dengan membawa poster dan atribut berbentuk hewan saat melakukan aksi di Park Lane, London, Inggris, 29 November 2015. Pada hari yang sama, orang-orang di seluruh dunia turun ke jalan menyerukan tentang perubahan iklim yang sedang dibahas dalam KTT Perubahan Iklim di Paris yang akan memberikan 100% energi terbarukan masa depan. Getty Images/Chris Ratcliffe

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 60 negara menyatakan mereka mendukung kesepakatan yang dipelopori oleh Uni Eropa, Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab untuk melipatgandakan energi terbarukan pada dekade ini dan beralih dari batu bara. Dua pejabat yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis, 9 November 2023.

UE, AS, dan UEA telah menggalang dukungan terhadap janji tersebut menjelang perundingan iklim tahunan COP28 PBB yang akan diadakan pada 30 November hingga 12 Desember di Dubai, dan akan menyerukan agar janji tersebut dimasukkan dalam hasil akhir pertemuan para pemimpin negara-negara di dunia. para pemimpin dunia pada 2 Desember, kata para pejabat.

Beberapa negara berkembang seperti Nigeria, Afrika Selatan dan Vietnam, negara-negara maju seperti Australia, Jepang dan Kanada, dan negara-negara lain termasuk Peru, Chile, Zambia dan Barbados telah mengatakan mereka akan ikut serta dalam perjanjian tersebut, kata para pejabat kepada Reuters.

Rancangan janji tersebut, yang ditinjau oleh Reuters, juga akan membuat pihak-pihak yang menandatanganinya berkomitmen untuk menggandakan tingkat peningkatan efisiensi energi tahunan dunia menjadi 4% per tahun hingga tahun 2030.

Rancangan tersebut menyatakan penggunaan energi terbarukan yang lebih besar harus dibarengi dengan “penghentian penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara secara bertahap,” termasuk mengakhiri pembiayaan pembangkit listrik tenaga batu bara yang baru.

Advertising
Advertising

Salah satu pejabat mengatakan kepada Reuters, negosiasi dengan Tiongkok dan India untuk bergabung dengan janji tersebut “cukup maju,” meskipun belum ada yang setuju untuk bergabung.

Para ilmuwan mengatakan kedua tindakan tersebut – memperluas energi ramah lingkungan dengan cepat dan segera mengurangi pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi CO2 di sektor ketenagalistrikan – sangat penting jika dunia ingin mencegah perubahan iklim yang lebih parah.

Para pejabat mengatakan dukungan awal terhadap peningkatan tiga kali lipat energi terbarukan dan peralihan dari batu bara akan menciptakan momentum dan memberi dampak positif menjelang hari-hari perundingan yang menegangkan yang diperkirakan akan terjadi pada konferensi iklim.

Pilihan Editor: Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

7 jam lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Zayed Medal dari Presiden MBZ

7 jam lalu

Prabowo Terima Zayed Medal dari Presiden MBZ

Prabowo mengapresiasi penghargaan yang diberikan UAE. Ia berterima kasih dan merasa terhormat dengan anugerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

8 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terbang ke Abu Dhabi, Temui MBZ Bahas Kerja Sama Pertahanan

11 jam lalu

Prabowo Terbang ke Abu Dhabi, Temui MBZ Bahas Kerja Sama Pertahanan

Prabowo bertemu dengan MBZ di Abu Dhabi untuk membahas kerja sama kedua negara.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

14 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Bertemu Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed, Bahas Hubungan Bilateral

14 jam lalu

Prabowo-Gibran Bertemu Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed, Bahas Hubungan Bilateral

Prabowo dan MBZ membahas hubungan bilateral, khususnya di bidang pertahanan dan militer.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

15 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

20 jam lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Visa Bersama untuk Enam Negara Teluk akan Diperkenalkan Akhir 2024

1 hari lalu

Visa Bersama untuk Enam Negara Teluk akan Diperkenalkan Akhir 2024

GCC akan memperkenalkan visa terpadu, mirip Schengen, untuk enam negara yakni Oman, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Bahrain, dan Kuwait.

Baca Selengkapnya