2.653 Anak Pekerja Migran Indonesia di Sarawak Malaysia Ikuti Pendidikan di CLC

Selasa, 28 November 2023 20:37 WIB

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirimkan sebanyak 94 guru ke Malaysia. Guru-guru tersebut akan ditempatkan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau Community Learning Center (CLC) yang tersebar di wilayah Sabah dan Sarawak.

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 2.653 anak pekerja migran asal Indonesia mengikuti pendidikan di Community Learning Centre atau CLC di Sarawak, Malaysia. Orang tua dari anak-anak tersebut adalah pekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit.

CLC merupakan pusat pembelajaran komuniti atau institusi pendidikan yang menyediakan pendidikan alternatif kepada anak-anak Tenaga Kerja Indonesia yang berada di perkebunan di Malaysia.

"Ribuan anak tersebut tercatat bersekolah di 63 CLC aktif yang tersebar di sejumlah perusahaan sawit di wilayah Sarawak. Sebenarnya, jumlah CLC yang tercatat lebih dari 70 CLC," kata Konsulat Jenderal RI Kuching Raden Sigit Witjaksono di Sarawak pada Senin, 27 November 2023.

Sigit mengatakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menyediakan guru bina untuk memenuhi tenaga pengajar di CLC. Selain itu, ada guru pamong sebagai guru bantu yang direkrut oleh perusahaan perkebunan sawit.

Saat ini, jumlah guru bina mencapai 20 orang dan guru pamong sebanyak 121 orang. "Jika dilihat dari jumlah murid dan guru yang mengajar di CLC, tidak seimbang. Karena harus menangani seluruh CLC yang areanya berjauhan dan mengajar 2.653 murid TK (Taman Kanak-kanak) dan SD (Sekolah Dasar). Dari kelas 1 hingga kelas 6 SD," kata Sigit.

Advertising
Advertising

Sigit berpendapat, kondisi ini adalah tantangan dalam memastikan agar anak-anak Indonesia usia sekolah di Sarawak tetap dapat mengenyam pendidikan. Sama halnya seperti anak-anak lain yang menetap di Indonesia.

Di samping itu, kata Sigit, ada tantangan lain yang harus segera diatasi agar anak-anak tersebut tetap dapat belajar. Tantangan tersebut perihal status guru CLC.

Menurut Sigit, saat ini lebih dari separuh guru bina yang didatangkan dari Jakarta itu telah habis masa kerjanya. "Guru-guru yang habis masanya ini, harus ada pergantian. Ini memerlukan upaya tersendiri, karena berkaitan dengan izin tinggal dan akses untuk masuk kembali mengajar ke sini. Kami telah koordinasi dengan otoritas setempat, seperti Kementerian Pembangunan Kanak-kanak, termasuk kepada State Secretary Sarawak," ujarnya.

Koordinasi dan kerja sama dengan otoritas setempat, kata Sigit, sangat penting. Dengan begitu, para guru bina dapat mendapatkan status yang valid, sah dan legal. Pada akhirnya, para guru tersebut bisa bekerja dengan tenang dan baik dalam jangka yang ditentukan.

Sigit mengatakan KJRI mengupayakan pemenuhan hak pendidikan bagi anak-anak pekerja migran asal Indonesia. Mereka mendatangi mereka ke lokasi perusahaan-perusahaan sawit dan memberikan dokumen yang diperlukan anak-anak tersebut.

"Kami juga selalu memberi perhatian terhadap anak-anak tersebut dengan berbagai upaya untuk kelancaran belajar-mengajar mereka," kata Sigit.

Dukungan fasilitas belajar

Nurul Azizah, salah satu guru pamong di CLC Jelalong West mengatakan, KJRI Kuching aktif mendukung kegiatan belajar dan mengajar di sekolah-sekolah CLC. Salah satunya dengan penyediaan fasilitas dan sarana pendukung belajar-mengajar, meskipun belum sepenuhnya lengkap.

Perusahaan sawit juga kerap memberikan bantuan serupa. Pengadaan tersebut, kata Nurul membantu para guru di CLC untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak di sana.

Dengan adanya bantuan pendukung pembelajaran, seperti buku-buku, kata Nurul, anak-anak yang tadinya tak bisa membaca, sedikit demi sedikit sudah bisa membaca. Ia berharap, penyediaan kebutuhan pendukung pembelajaran dapat lebih ditingkatkan.

"Kami berharap, ke depannya tempat belajar CLC Jelalong West ini dapat lebih luas lagi dan peralatan belajar seperti buku-buku, dapat lebih lengkap lagi," kata Nurul.

Tantangan pemenuhan hak pendidikan

Di tengah upaya memenuhi hak pendidikan anak, Nurul menyatakan adanya kesulitan dalam prosesnya. Mulai dari kurangnya dokumen pribadi anak-anak hingga minimnya kesadaran orang tua akan pentingnya menyekolahkan anak.

"Namun, upaya untuk menyekolahkan anak-anak di CLC ini biasanya kesulitan. Anak-anak ini ada yang tidak memiliki akta lahir dan KK (Kartu Keluarga), serta kurangnya kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya," kata Nurul.

ANTARA

Pilihan Editor: Galih Sulistyaningra, Guru SD Lulusan UCL Inggris dengan Beasiswa LPDP

Berita terkait

Malaysia Sempat Mengutuk Facebook yang Hapus Berita PM Anwar Ibrahim Bertemu Pemimpin Hamas

9 jam lalu

Malaysia Sempat Mengutuk Facebook yang Hapus Berita PM Anwar Ibrahim Bertemu Pemimpin Hamas

Sebelumnya Oktober lalu, Fahmi memperingatkan tindakan tegas terhadap Meta dan Facebook dan medsos jika mereka memblokir kontennya

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Minta Pengusaha Malaysia Kenneth Koh Lunasi Denda Rp11,8 M Bila Mau 9 Mobil Mewahnya Kembali

14 jam lalu

Bea Cukai Minta Pengusaha Malaysia Kenneth Koh Lunasi Denda Rp11,8 M Bila Mau 9 Mobil Mewahnya Kembali

Bea Cukai menyatakan pengusaha asal Malaysia, Kenneth Koh. cukup melunasi denda yang kini mencapai Rp11,8 miliar bila ingin 9 mobil mewahnya kembali.

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

19 jam lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya

Ini Perkiraan Gaji TKI di Jepang dan Rincian Upah Minimumnya

1 hari lalu

Ini Perkiraan Gaji TKI di Jepang dan Rincian Upah Minimumnya

Berikut ini perkiraan gaji TKI di Jepang berdasarkan UMR masing-masing prefektur serta untuk pemagang. Ketahui informasinya sebelum mendaftar.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

2 hari lalu

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

PROTECT ditujukan untuk memperkuat hak-hak perempuan pekerja migran, anak-anak dan kelompok berisiko di Indonesia

Baca Selengkapnya

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

2 hari lalu

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

Orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Sabah juga pernah datang ke kafe itu untuk menghabiskan makanan sisa pengunjung.

Baca Selengkapnya

SBMI Somasi Kementerian Perhubungan terkait Pekerja Migran di Kapal Niaga dan Perikanan

2 hari lalu

SBMI Somasi Kementerian Perhubungan terkait Pekerja Migran di Kapal Niaga dan Perikanan

Serikat Buruh Migran Indonesia atau SBMI somasi Kementerian Perhubungan terkait perlindungan pekerja migran di kapal niaga dan perikanan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

3 hari lalu

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

Inilah peristiwa kerusuhan massal nan kelam di Malaysia yang menewaskan sedikitnya 184 Orang

Baca Selengkapnya

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

3 hari lalu

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

Indonesia dan Malaysia punya kenangan kelam pada kerusuhan dan penjarahan pada 13 Mei, pada 1969 dan 1998. Berikut kejadiannya.

Baca Selengkapnya

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

6 hari lalu

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

Faisal Halim sempat mendapat hukuman dari Federasi Sepakbola Malaysia sebelum disiram air keras.

Baca Selengkapnya