NASA dan India Akan Luncurkan Satelit Iklim pada 2024

Reporter

Editor

Erwin Prima

Jumat, 1 Desember 2023 18:50 WIB

Satelit NISAR memasuki ruang vakum termal di fasilitas ISRO di Bengaluru pada 19 Oktober. (Kredit gambar: ISRO)

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya, badan antariksa AS (NASA) dan India (ISRO) bekerja sama mengembangkan perangkat keras untuk misi pengamatan Bumi. Kedua badan Antariksa itu sedang melakukan sentuhan akhir pada satelit NASA-ISRO Synthetic Aperture Radar (NISAR).

Setelah diluncurkan pada tahun 2024, NISAR akan terus memindai permukaan bumi dengan radar. Salah satu tujuan utamanya adalah melacak bagaimana lanskap planet kita berubah seiring waktu, menurut pernyataan NASA.

Setiap 12 hari, NISAR akan memindai seluruh daratan dan permukaan es sebanyak dua kali. Satelit tersebut berisi dua sistem radar aperture sintetis (SAR) yang berbeda, masing-masing mengamati Bumi dengan panjang gelombang berbeda.

NASA sedang mengembangkan SAR L-band, sedangkan ISRO sedang mengembangkan SAR S-band, yang memindai dengan gelombang radio dengan panjang gelombang lebih pendek.

“Teknologi radar pada NISAR akan memungkinkan kita mendapatkan perspektif menyeluruh tentang planet ini dalam ruang dan waktu,” kata Paul Rosen, ilmuwan proyek NISAR di Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan, dalam pernyataannya sebagaimana dikutip Livescience, 1 Desember 2023.

Advertising
Advertising

“Ini bisa memberi kita pandangan yang benar-benar dapat diandalkan tentang bagaimana daratan dan es di bumi berubah,” tambahnya.

Secara khusus, NISAR akan fokus pada hutan dan lahan basah di bumi. Para ilmuwan iklim sangat tertarik pada kedua jenis ekosistem tersebut, karena hutan dan lahan basah berfungsi sebagai penyerap karbon yang penting, menyimpan karbon yang mungkin melayang di atmosfer sebagai karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya.

Namun ketika para petani membakar hutan untuk membuka lahan pertanian baru atau ketika kota-kota berkembang menjadi lahan basah, dan ketika kedua jenis lahan tersebut menyusut, kita mengurangi jumlah karbon dioksida yang dapat disimpan oleh hutan. Perubahan penggunaan lahan seperti ini menyumbang sekitar 11 persen emisi karbon kita, kata para ilmuwan.

“Secara global, kita tidak memahami dengan baik sumber dan serapan karbon dari ekosistem darat, khususnya dari hutan,” kata Anup Das, ilmuwan ekosistem dan salah satu ketua tim sains NISAR ISRO. “Jadi kami berharap NISAR akan sangat membantu mengatasi hal tersebut.”

NISAR akan diluncurkan mulai awal tahun 2024 dari Satish Dhawan Space Center ISRO di India selatan.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

3 hari lalu

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

Sebelum menggunakannya, ada baiknya Anda mengetahui kelebihan dan kekurangan Starlink. Salah satu kelebihannya adalah speed tinggi.

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

9 hari lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

10 hari lalu

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

13 hari lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

14 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

17 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

OPPO Find X7 Ultra Versi Satellite Communication Mulai Dijual di China, Ini Spesifikanya

18 hari lalu

OPPO Find X7 Ultra Versi Satellite Communication Mulai Dijual di China, Ini Spesifikanya

OPPO Find X7 Ultra Satellite Communication mendukung kartu China Telecom dan kartu khusus satelit Tiantong.

Baca Selengkapnya

Vivo X100 Ultra Dirumorkan akan Miliki Fitur Konektivitas Satelit, Ini Detailnya

19 hari lalu

Vivo X100 Ultra Dirumorkan akan Miliki Fitur Konektivitas Satelit, Ini Detailnya

Ponsel Vivo X100 Ultra akan menggunakan satelit Tiantong untuk komunikasinya.

Baca Selengkapnya

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

22 hari lalu

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

NASA memakai kode baru untuk mencolek kembali pesawat antarbintang, Voyager 1, yang sempat hilang kontak.

Baca Selengkapnya

Kemenkominfo Ingin Tingkatkan Pengelolaan Spektrum Frekuensi Lewat Forum APSMC

23 hari lalu

Kemenkominfo Ingin Tingkatkan Pengelolaan Spektrum Frekuensi Lewat Forum APSMC

Agenda prioritas Indonesia dalam APSMC adalah saling berdiskusi soal tantangan dan pengalaman dalam manajemen spektrum frekuensi.

Baca Selengkapnya