Ekspansi Lahan Sawit Dalih Kepentingan Pangan Bukan Solusi

Jumat, 15 Desember 2023 16:42 WIB

Lahan perkebunan Sawit di Gane Timur, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Selasa 23 Januari 2023. (FOTO/Budhy Nurgianto)

TEMPO.CO, Jakarta - Pembukaan lahan sawit dengan dalih kepentingan pangan dinilai merusak lingkungan. Kepala Sekretariat Koalisi Sistem Pangan Lestari, Gina Karina menilai pembukaan lahan sawit yang marak terjadi di pelbagai daerah di Indonesia berisiko merusak kondisi alam sekitarnya.

Pengelolaan dan pembukaan lahan sawit yang tidak sesuai dengan regulasi yang ada, menurut Gina bisa membuat tanah di lingkungan itu tidak bisa lagi digarap menjadi lahan baru yang lebih subur. Dalih pembukaan lahan karena sawit komoditas pangan, ditolak oleh Gina, ia berpendapat kalau sawit bukanlah komoditas pangan.

"Memang sawit ini berkontribusi untuk pangan, tapi kami menilai persoalan sawit bukan sebagai salah satu komoditas pangan. Pangan yang kami sorot adalah pangan yang berkaitan langsung dengan kebutuhan pokok, misal karbohidrat," kata Gina saat media briefing merespons hasil COP28 di Jakarta, Jumat 15 Desember 2023.

Gina sepakat bahwa pembukaan lahan sawit dengan dalih kepentingan adalah salah. Sebab itu pihaknya mendorong ketahanan pangan dengan tidak merusak lingkungan di sekitar. "Artinya tidak membuka lahan baru, tapi memberdayakan lahan yang ada," ujar Gina yang Manager Food System di World Resources Institute (WRI).

Dibanding membuka lahan baru, Gina lebih tertarik menawarkan solusi ketahanan pangan dengan cara pemberdayaan lahan-lahan yang sudah pernah digarap. Tentunya dengan metode yang lebih menguntungkan tanpa merusak lingkungan.

Advertising
Advertising

"Kami mencoba dorong dua hal, pertama itu mendorong masyarakat untuk mengembangkan pangan lokal tanpa mengorbankan lingkungan, misalnya memanfaatkan hutan yang telah ada. Lalu, memenuhi kebutuhan pokok dengan bahan pangan lokal yang ada," ucap Gina.

Selain itu, Gina menilai bahwa pemanfaatan hutan dengan baik bisa mengurangi kerusakan lingkungan akibat pembukaan lahan baru. Ekspansi sawit dengan atribut kepentingan pangan menurutnya bukan solusi yang baik. "Jadi intinya sejauh mana kita bisa memaksimalkan lahan yang ada," kata Gina.

Gina menuturkan beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah maupun masyarakat untuk ketahanan pangan ini tanpa merusak lingkungan dengan memakai metode kearifan dan sumber daya lokal yang ada.

Lebih lanjut, Gina menerangkan bahwa WRI pernah berdiskusi dengan pemerintah Indonesia terkait program lahan sawah dilindungi. Program serupa ini bisa memaksimalkan sawah tidak diubah menjadi fungsi komersial lain yang menyebabkan lahannya habis. Misalnya dialihfungsikan menjadi permukiman. "Kami sepakat untuk mencegah hal ini," ujar Gina.

Pilihan Editor: Kasus Covid-19 di Kota Semarang Naik 200 Persen Lebih dalam 3 Hari

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Satgas Pangan TNI Dukung Program Pompanisasi Kementan

1 hari lalu

Satgas Pangan TNI Dukung Program Pompanisasi Kementan

Program ini memungkinkan Indonesia mandiri untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Bantuan Beras Langkah Konkret Ringankan Beban Masyarakat: Patut Disyukuri Lho

2 hari lalu

Jokowi Sebut Bantuan Beras Langkah Konkret Ringankan Beban Masyarakat: Patut Disyukuri Lho

Menurut Jokowi di semua negara sekarang menghadapi kesulitan karena kenaikan harga pangan

Baca Selengkapnya

2.130 Perusahaan Kebun Sawit Ilegal Bakal Dikenai Denda?

2 hari lalu

2.130 Perusahaan Kebun Sawit Ilegal Bakal Dikenai Denda?

Ribuan perusahaan kebun sawit ilegal membabat 3,3 juta hektare hutan. Pengenaan denda disebut tak menghitung kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jeritan Warga Pantura Tangerang Kena Pembebasan Lahan PSN PIK 2, Sebut Belum Dibayar sudah Diuruk

5 hari lalu

Jeritan Warga Pantura Tangerang Kena Pembebasan Lahan PSN PIK 2, Sebut Belum Dibayar sudah Diuruk

Pengembangan Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dituding mematikan mata pencaharian petani padi dan tambak.

Baca Selengkapnya

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

7 hari lalu

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan akan perbaiki masa simpan pangan.

Baca Selengkapnya

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

8 hari lalu

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

Asisten Pidsus Kejati Sumbar Hadiman menjelaskan pemanggilan Bupati Solok Selatan itu terkait kasus dugaan korupsi penggunaan hutan negara tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

8 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

14 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

16 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

16 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya