Mengapa Resolusi Tahun Baru Penting? Ini Kata Psikolog UGM

Reporter

Antara

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 29 Desember 2023 06:15 WIB

Warga menyaksikan pesta kembang api saat perayaan malam tahun baru di Bundaran HI, Jakarta Pusat, 31 Desember 2022. TEMPO/Muhammad Ilham Baliandra

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., menjelaskan pentingnya membuat resolusi tahun baru sebagai komitmen untuk menjadi diri yang lebih baik di masa depan serta cara menerapkannya.

“Membangun resolusi itu perlu karena manusia itu berbeda dengan makhluk hidup lain. Bedanya, salah satu hal yang utama adalah manusia memiliki kesadaran diri yang digunakan untuk membuat pemikiran-pemikiran prediktif dalam hidup,” kata Novi saat dihubungi, Kamis, 28 Desember 2023.

Misalnya, manusia bekerja hari ini, tetapi mereka selalu memikirkan masa depan diri mereka, seperti keinginan untuk membeli atau mencapai sesuatu. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai resolusi karena adanya semacam komitmen untuk menjadi lebih baik atau perubahan.

“Itu bagus dan butuh momen karena kalau nggak, ada enggak sih manusia yang nggak punya resolusi atau cita-cita? Ada, sehingga butuh momen untuk merefleksi dia mencatat capaian apa yang sudah dibuat dan perbaikan apa yang ingin dia lakukan untuk ke depan,” kata Novi.

Menurut Novi, resolusi juga bisa dilakukan di momen lain dan tidak harus selalu di momen pergantian tahun. Bahkan, ada baiknya resolusi dilakukan setiap hari, meskipun melalui hal kecil.

Advertising
Advertising

Dari hal kecil, seperti ingin bangun tidur lebih pagi, atau tersenyum lebih banyak, niscaya perjalanan resolusi yang ingin dicapai juga lebih mudah untuk dilakukan. Di negara Jepang, ada istilah “kaizen” atau cara untuk memperbaiki diri dengan tindakan kecil secara bertahap, kemudian akan menjadi kebiasaan dan dapat mengarah pada kesuksesan.

“Manusia itu perlu setiap hari mempunyai resolusi. Nah, resolusi per tahun itu sebetulnya momentum pergantian tahun. Momentum yang terbaik itu mungkin di pergantian tahun,” kata dia.

Namun, acap kali seseorang menemui kegagalan saat ingin mewujudkan resolusinya. Faktornya pun beragam, salah satunya kurang berkomitmen untuk melakukannya, meskipun dari hal kecil.

“Kuncinya itu komitmen untuk mengubah perilaku-perilaku sederhana, atau kebiasaan kecil. Resolusi besar itu tidak akan ke mana-mana kalau kita memulai dari langkah kecil,” kata Novi.

Dia menambahkan, “Kalau itu (langkah kecil) tidak dilakukan, dia tidak bisa melakukan perubahan-perubahan kecil setiap harinya, itu yang kemudian menjadi gagal. Jadi, resolusi saja tidak cukup karena harus diikuti oleh kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten,” katanya.

Selain melakukan resolusi secara konsisten, Novi juga memberikan kiat agar resolusi tahun 2024 dapat diterapkan dengan baik. Menurutnya, seseorang harus memiliki alasan yang kuat dari resolusi yang dibuatnya, sehingga orang tersebut akan memiliki aksi yang sama kuat untuk mewujudkannya.

“Dia tahu alasan untuk berubah. Itu yang terpenting, dia tahu kalau ditanya orang lain, alasannya kuat. Misalnya, ‘Kenapa ingin menurunkan berat badan?’, nah ada lima pertanyaan ‘mengapa’ untuk mengujinya,” kata Novi.

Pertama, tanyakan ke diri sendiri alasan ingin melakukan resolusi tersebut. Contohnya, ingin menurunkan berat badan dan jika selama lima kali diri sendiri dapat menjawab pertanyaan dari alasan menurunkan berat badan, seperti “Ingin sehat”, “Masih ada banyak agenda dalam hidup yang ingin dilakukan”, dan lainnya selama lima kali, niscaya keinginannya untuk berubah akan kuat dan resolusi dapat tercapai.

“Jika dia bisa menjawab lima pertanyaan ‘mengapa’ nya itu sebanyak lima kali, maka keinginannya itu kuat. Kalau nggak tau ‘mengapa’ nya dan hanya mengikuti tren, biasanya nggak akan bertahan lama,” kata Novi.

Dia menambahkan, “Perubahan apa pun dalam kehidupan ini, resolusi sebesar apa pun di dalam hidup kita itu dimulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan secara kontinu,” begitu menurut Novi.

Pilihan Editor: Malaysia Disebut Protes Soal Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi UNESCO, Ini Kata Kemendikbud

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

1 jam lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Kasus Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Polisi Periksa Kondisi Kejiwaan Tersangka

2 hari lalu

Kasus Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Polisi Periksa Kondisi Kejiwaan Tersangka

Kasus anak bunuh ibu ini baru terungkap pada Selasa pagi, ketika Rahmat minta dibunuh dengan memberi upah Rp 330 ribu.

Baca Selengkapnya

Sebulan Jelang Idul Adha, Halal Center UGM Bagikan Tips Menyimpan Daging Kurban

2 hari lalu

Sebulan Jelang Idul Adha, Halal Center UGM Bagikan Tips Menyimpan Daging Kurban

Pakar dari Halal Center UGM mengingatkan langkah pengolahan dan penyimpanan daging kurban Idul Adha yang benar, untuk menghindari potensi penyakit.

Baca Selengkapnya

Psikolog Bagi Saran Atasi Trauma setelah Kecelakaan

2 hari lalu

Psikolog Bagi Saran Atasi Trauma setelah Kecelakaan

Setelah mengalami kecelakaan tidak jarang orang mengalami trauma yang berkaitan dengan proses kecelakaan. Simak saran psikolog berikut.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

2 hari lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

3 hari lalu

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

Kekhawatiran BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengenai lonjakan UKT menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno Berita Terkini, Selasa, 14 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

3 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

Ketua BEM KM UGM: 65 Persen Program Studi di UGM Mengalami Kenaikan UKT

4 hari lalu

Ketua BEM KM UGM: 65 Persen Program Studi di UGM Mengalami Kenaikan UKT

Sebanyak 65 persen program studi di sejumlah fakultas di UGM mengalami kenaikan besaran uang kuliah tunggal atau UKT.

Baca Selengkapnya

Definisi PTNBH, Gempa di Balik Banjir Sumbar, dan Daftar Game Mei 2024 Mengisi Top 3 Tekno Terkini

4 hari lalu

Definisi PTNBH, Gempa di Balik Banjir Sumbar, dan Daftar Game Mei 2024 Mengisi Top 3 Tekno Terkini

Konsep kelola PTNBH menjadi artikel terpopuler dalam Top 3 Tekno Berita Terkini, Senin, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Fakultas Biologi UGM Buka Prodi Kurator Keanekaragaman Hayati Pertama di Asia

4 hari lalu

Fakultas Biologi UGM Buka Prodi Kurator Keanekaragaman Hayati Pertama di Asia

UGM menyediakan prodi Profesi Kurator Keanekaragaman Hayati. Studi yang sudah ada di Cambridge University intu belum ada di kampus seantero Asia.

Baca Selengkapnya