Serbuan Semut Invasif Bisa Mengubah Menu Makan Malam Singa

Reporter

Terjemahan

Editor

Dody Hidayat

Jumat, 26 Januari 2024 21:22 WIB

Ilustrasi semut drakula. pinimg.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kedigdayaan semut bukan hanya berlaku di dunia fabel. Kenyataannya, di Kawasan Pelestarian Ol Pejeta di Laikipia, Kenya, kawanan semut kepala besar yang invasif telah memaksa singa mengubah menu makan malamnya. Meskipun hal itu tidak secara langsung. Kesimpulan itu dituliskan oleh ahli ekologi margasatwa Jacob R. Goheen dan koleganya dari University of Wyoming, Amerika Serikat, dalam makalah yang dipublikasikan di jurnal Science, Kamis, 25 Januari 2024.

Goheen selama 15 tahun terakhir meneliti simbiosis mutualisme antara semut akasia (Crematogaster
sp.) dan pohon akasia duri bersiul (Vachellia drepanolobium). Diketahui, akasia duri memberikan domatia atau ruangan antara dua pangkal durinya sebagai sarang untuk ratu semut dan koloninya. Sementara semut akasia melindungi pohon akasia duri ketika gajah akan memakannya. Begitu gajah menyentuh tanaman itu dengan belalainya, semut akasia langsung mengerubutinya.

Namun, sejak semut kepala besar (Pheidole megacephala) menginvasi sabana, pohon akasia duri bersiul kehilangan pelindung. Kawanan semut kepala besar yang berukuran lebih kecil itu menyerang dan membunuh semut akasia yang berukuran lebih besar. Tidak ada penjaga membuat gajah leluasa memakan pohon duri bersiul. Tak hanya memakannya, gajah juga merontokkan pohon tersebut sehingga padang rumput menjadi lebih terbuka.

Kondisi tutupan pohon di sabana yang jarang ini menyulitkan singa berburu makanan favoritnya, yaitu zebra. Singa mengandalkan tutupan pohon untuk menerkam zebra yang malang di dekatnya. Dengan jarak padang yang rendah tingkat keberhasilan singa menangkap zebra adalah 62 persen. Sedangkan ketika visibilitas tinggi, peluang singa menjatuhkan zebra turun menjadi 22 persen. Karena sulit berburu zebra, singa pun beralih ke kerbau.

Ihwal perubahan menu makan singa ini, khusus dikaji Goheen selama tiga tahun. Berdasarkan pengamatannya, menu zebra untuk singa menurun dari 67 persen menjadi 42 persen. Sebaliknya, menu kerbau meningkat dari nol menjadi 42 persen selama periode penelitian. “Kerbau besar dan tangkas. Jika singa memburunya kemungkinan terluka,” kata Goheen seperti dikutip dari ScienceNews, 25 Januari 2024.

Menurut Emilio Bruna, ahli ekologi tumbuhan dari University of Florida, Amerika Serikat, mengatakan, studi ini menunjukkan gangguan terhadap simbiosis mutualisme dapat memiliki dampak menyebar ke spesies lain di dalam komunitas. “Dampak itu bisa tak terduga dan tak langsung,” ujanya. Bruna menyarakan para ekolog untuk mencari bentuk simbiosis mutualisme lain yang serupa ini. “Hubungan khusus tunggal ini menjadi dasar ekosistem dan bisa menyebabkan pergeseran di seluruh sabana.”


Pilihan Editor: 10 Cara Mengusir Semut Supaya Tidak Mengerubungi Makanan

Berita terkait

Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

16 jam lalu

Pertengahan 2024, Kebun Binatang Gembira Loka Datangkan Tiga Singa Afrika

Setelah mendatangkan dua pasang Hyena Tutul dari Afrika pada Februari 2024 lalu, pada bulan depan atau Juni, Gembira Loka mendatangkan singa Afrika.

Baca Selengkapnya

Pohon Jacaranda Berbunga di Islamabad Pakistan

1 hari lalu

Pohon Jacaranda Berbunga di Islamabad Pakistan

Warga Islamabad menikmati waktu luangnya di sekitar deretan pohon-pohon jacaranda yang berbunga

Baca Selengkapnya

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

11 hari lalu

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

Berikut tiga tips yang dapat membantu mengurangi risiko kebakaran rumah dari dampak musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Traveler Wanita Ini Terkejut Penginapannya Tiba-tiba Dipenuhi Ribuan Semut

43 hari lalu

Traveler Wanita Ini Terkejut Penginapannya Tiba-tiba Dipenuhi Ribuan Semut

Seorang traveler menceritakan kejadian unik, tiba-tiba kamar mandi penginapannya dipenuhi ribuan semut

Baca Selengkapnya

Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Utara, Ini Tindakan Polisi dan BKSDA

48 hari lalu

Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Utara, Ini Tindakan Polisi dan BKSDA

Gading gajah sumatera yang mati di pedalaman Aceh Utara itu telah hilang saat bangkainya ditemukan.

Baca Selengkapnya

5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

56 hari lalu

5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

Kasus gajah yang mati akibat diracun telah lama terjadi di Indonesia. Beberapa terjadi karena ingin mengambil gadingnya

Baca Selengkapnya

Gajah Rahman Tewas Diracun, Polda Riau Didesak Segera Tuntaskan Penyelidikan

57 hari lalu

Gajah Rahman Tewas Diracun, Polda Riau Didesak Segera Tuntaskan Penyelidikan

Hingga kini belum ada tersangka yang ditetapkan dalam kasus kematian seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Januari lalu

Baca Selengkapnya

Dibesarkan dari Lahir, Singa Terkam Penjaga hingga Tewas

21 Februari 2024

Dibesarkan dari Lahir, Singa Terkam Penjaga hingga Tewas

Seekor singa jantan membunuh penjaga yang telah merawatnya dari bayi saat sedang diberi makan.

Baca Selengkapnya

Reforestasi IKN Nusantara, Pemerintah Siapkan 15 Hingga 25 Juta Bibit Pohon per Tahun

18 Februari 2024

Reforestasi IKN Nusantara, Pemerintah Siapkan 15 Hingga 25 Juta Bibit Pohon per Tahun

Bambang Susantono mengatakan kawasan hutan yang digunakan untuk membangun IKN adalah hutan produksi.

Baca Selengkapnya

Harimau dan Gajah Terlihat Lintasi Jalan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Akan Lakukan Langkah Ini

13 Februari 2024

Harimau dan Gajah Terlihat Lintasi Jalan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Akan Lakukan Langkah Ini

Setelah ada laporan harimau dan gajah melintasi jalan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan mempertimbangkan untuk memasang kandang penjebak.

Baca Selengkapnya