Waspada, Fenomena La Nina Menghadang

Minggu, 11 Februari 2024 18:53 WIB

Tanaman padi di Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, tergenang banjir. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif

TEMPO.CO, Jakarta - Anomali perubahan iklim diprediksi bakal terus melanda bumi. Terutama negara-negara di wilayah Samudera Pasifik seperti Australia, Amerika Serikat, regional Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia. The National Weather Service Climate Prediction Center atau NWS-CPC—badan cuaca Amerika Serikat—menyebut bumi menghadapi ancaman fenomena La Nina, usai peristiwa El Nino di sepanjang tahun lalu.

Head of Commodities Analysis Fitch Solutions Company atau BMI Sabrin Chowdhury menyebut, kecenderungan fenomena El Nino bakal melahirkan fenomena La Nina atau ancaman hujan yang lebih tinggi. La Nina bakal terjadi antara Juni dan Agustus 2024, sehingga beberapa negara diminta waspada dan memahami risiko fenomena cuaca yang satu ini.

"La Nina berkemungkinan besar akan memengaruhi produksi gandum dan jagung di Amerika Serikat, serta kedelai dan jagung di Amerika Latin termasuk Brasil," kata Sabrin dikutip dari Reuters pada Ahad, 11 Februari 2024. Kondisi serupa bakal dirasakan di negara-negara Asia Tenggara dan Australia. Misalnya, perkebunan sawit dan pertanian padi diprediksi bakal menerima peningkatan curah hujan lebih tinggi dari biasanya.

Prakiraan ini merujuk pada negara-negara yang dilanda kekeringan pada tahun lalu yang kini berpotensi menghadapi ancaman La Nina. Sabrin menyebut, pada tahun lalu, El Nino telah menjadi penyebab dibatasinya ekspor bahan pokok di India karena kekeringan melanda. Padahal India merupakan pemasok beras terbesar di dunia.

La Nina merupakan satu fenomena alam periodik di Samudera Pasifik. Berakibat pada suhu muka laut di wilayah tersebut mengalami penurunan lebih dari 0,5 derajat celcius, sehingga udara terasa lebih dingin ketimbang biasanya. Dampak lain adalah curah hujan yang lebih tinggi dari rata-rata dan dapat menjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang. Fenomena ini berkebalikan dari El Nino yang terjadi pada tahun lalu, yaitu suhu permukaan laut di wilayah tengah dan timur Samudera Pasifik menjadi lebih hangat.

Baca Juga: https://tekno.tempo.co/read/1832055/bmkg-tegaskan-ancaman-nyata-perubahan-iklim-akibat-deforestasi-dan-gas-rumah-kaca

International Research Institute for Climate and Society (IRI) sebelumnya juga melaporkan bahwa La Nina diprediksi akan dimulai pada Juli mendatang. Mereka memaparkan data yang menunjukkan air yang lebih dingin dari biasanya di Pasifik Timur. Potensi lebih besar akan terjadi pada medio Agustus-September-Oktober. “Jika La Nina kembali terjadi, hal ini akan meningkatkan kemungkinan terjadinya musim semi dan musim panas basah tahun ini di Australia bagian timur,” tulis mereka dalam laporannya.

Adapun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memotret peluang kecil fenomena La Nina yang merupakan pemicu anomali iklim basah. Artinya, jumlah curah hujan tahunan pada tahun ini diperkirakan umumnya berkisar pada kondisi normal. Namun, terdapat beberapa wilayah yang akan mengalami hujan tahunan di atas normal yaitu meliputi sebagian kecil Aceh, Sumatera Barat bagian selatan, sebagian kecil Riau, dan sebagian kecil Kalimantan Selatan.

Kemudian potensi hujan lebih tinggi di sebagian kecil Gorontalo, sebagian kecil Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat bagian utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian kecil Papua Barat dan Papua bagian utara. Sebaliknya, potensi hujan tahunan di bawah normal juga akan terjadi di sebagian Banten, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian kecil Jawa Tengah, sebagian Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur, dan Papua bagian selatan.

Berita terkait

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

2 hari lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Rekor Suhu Udara Terpanas Berlanjut di April 2024, Ini Datanya

6 hari lalu

Rekor Suhu Udara Terpanas Berlanjut di April 2024, Ini Datanya

Suhu udara di permukaan Bumi sepanjang April 2024 mematahkan rekor sebelumnya yang tercipta pada 2016. Sama-sama diwarnai El Nino kuat.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ancam Produksi Beras

8 hari lalu

Cuaca Panas Ancam Produksi Beras

Cuaca panas belakangan ini di satu sisi dapat meningkatkan rendemen padi, tapi di sisi lain berpotensi membuat gagal tanam dan gagal panen.

Baca Selengkapnya

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

9 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

9 hari lalu

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

Setidaknya 90 orang tewas dan ribuan orang terpaksa kehilangan tempat tinggal dalam banjir bandang di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

10 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

13 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

13 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

14 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

15 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya