Tebal-tipis Abu Erupsi Marapi, dari Seujung Pensil sampai Bongkah Kerikil

Sabtu, 17 Februari 2024 22:10 WIB

Erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat kembali terjadi pada Rabu 7 Februari 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Marapi pada level III. Foto TEMPO/Fachri Hamzah

TEMPO.CO, Jakarta - Dian Fiantis telah mengelilingi Gunung Marapi demi mengumpulkan aneka sampel abu vulkanik dari gunung api di Sumatera Barat itu. Peneliti juga Guru Besar bidang Ilmu Tanah di Universitas Andalas ini mengincar abu vulkanik muntahan erupsi Marapi yang terjadi sejak Desember lalu.

Sebanyak 40 sampel lalu dikumpulkan dan dibawanya ke laboratorium untuk dianalisis kandungannya. "Saya selalu melakukan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bila diolah dengan baik, abu vulkanik ini bisa jadi pupuk alami yang sangat berguna," ucap Dian saat dihubungi, Selasa 13 Februari 2024.

Namun, Dian menambahkan, abu vulkanik yang tersebar dan sampai ke kawasan permukiman harus yang memiliki ketebalan tipis. Dia menunjuk ketebalan kurang dari 100 milimeter atau 10 sentimeter. Ukuran itu disebut Dian normal dan baik bagi tanaman dan tidak merugikan penduduk di permukiman.

Bila lebih tebal daripada itu, Dian merekomendasikan kepada masyarakat untuk membuat penampung alternatif. Selain merusak karena bobotnya, abu vulkanik yang terlalu tebal malah akan menutup dan mematikan tanaman.

Pada momen tertentu, Dia mengungkapkan, erupsi Gunung Marapi turut memuntahkan material besar. Ini seperti yang tersebar di sekitar kawah hingga rumah penduduk. Informasi yang didapat Dian, ukurannya pernah sebesar batu kerikil yang sampai ke permukiman warga.

Abu Vulkanik Tipis Oke untuk Tanah, Tidak untuk Sampel

Advertising
Advertising

Peneliti yang dikenal sebagai pemburu abu gunung api di Indonesia ini menuturkan, abu vulkanik yang dimuntahkan saat erupsi Gunung Marapi sejak Desember lalu hingga Februari ini, memiliki ketebalan yang beragam.

Guru Besar di Universitas Andalas, Dian Fiantis. Foto : Unand

Dijelaskannya, abu dari Gunung Marapi yang diterbangkan hingga ke daerah lain mayoritas tipis, ketebalan hanya 1-2 milimeter atau setara ujung pensil. Ini, kata Dian, mungkin masih baik untuk tanah pertanian karena menjadi pupuk alami, tapi terlalu tipis untuknya dikumpulkan sebagai sampel. "Sebab banyak abu vulkanik yang sudah terkontaminasi dengan air," kata dia.

Hasil Analisis Abu Vulkanik Gunung Marapi

Dalam penelitiannya yang lalu, dari 40 sampel yang dibawanya ke laboratorium untuk dianalisis, Dian mendapati, antara lain, kalau abu Gunung Marapi memiliki pH atau tingkat keasaman 5,50 hingga 7.00. Dian juga menganalisis kandungan aneka mineral anorganik dalam sampel abu dari gunung api yang berlokasi di antara Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, dan Kota Padang Panjang ini.

Di antaranya kadar CaO (kalsium oksida) 10-17 persen, MgO (magnesium oksida) 0,1-1,9 persen, K20 (kalium oksida) 3,26-5,23 persen, P2O5 (fosfor pentoksida) 1.91-5,89 persen dan SO3 (sulfur trioksida) 0,71-13,50 persen.

Kandungan lain yang ditemukan Dian terdapat di abu vulkanik Gunung Marapi adalah SiO2 atau silika oksida. Kadar senyawa yang terbentuk dari atom silikon dan oksigen ini berada di bawah 50 persen dan masuk kategori basaltik.

Pilihan Editor: Studi Sebut Perbedaan Pilihan Politik Bisa Bikin Tetangga Pindah Rumah

Berita terkait

Amanat Tuanku Imam Bonjol kepada Sang Putra, Manuskripnya Ditetapkan sebagai Memory of the World UNESCO

3 jam lalu

Amanat Tuanku Imam Bonjol kepada Sang Putra, Manuskripnya Ditetapkan sebagai Memory of the World UNESCO

Manuskrip atau naskah Tombo Tuanku Imam Bonjol yang ditulis anaknya ditetapkan UNESCO sebagai Memory of the World. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

3 jam lalu

Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

Deteksi dini pada bayi baru lahir bisa menggunakan alat bernama auditory brainstem response (ABR).

Baca Selengkapnya

Banjir Lahar Dingin Tanah Datar, Korban Meninggal Bertambah Jadi 13 Orang

13 jam lalu

Banjir Lahar Dingin Tanah Datar, Korban Meninggal Bertambah Jadi 13 Orang

BNPB mencatat total korban jiwa akibat banjir di Kabupaten Tanah Datar hingga 12 Mei 2024, pukul 12.00 WIB ,menjadi 13 orang.

Baca Selengkapnya

Bukan Cuma Cuaca, Ada Gempa di Balik Bencana Banjir Lahar Sumbar

18 jam lalu

Bukan Cuma Cuaca, Ada Gempa di Balik Bencana Banjir Lahar Sumbar

BMKG menyerukan waspada bencana banjir lahar Gunung Marapi, banjir bandang, dan longsor di Sumbar sampai sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Banjir Lahar Dingin Terjang Kawasan Gunung Marapi, Lima Warga Dilaporkan Meninggal

1 hari lalu

Banjir Lahar Dingin Terjang Kawasan Gunung Marapi, Lima Warga Dilaporkan Meninggal

Lima orang ditemukan meninggal dan lima orang luka-luka akibat banjir lahar dingin menerjang kawasan lereng Gunung Marapi.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

2 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Jokowi Arahkan Menterinya Beri Data ke Dirinya, Pakar Bilang Begini

2 hari lalu

Prabowo Sebut Jokowi Arahkan Menterinya Beri Data ke Dirinya, Pakar Bilang Begini

Prabowo menyebut Jokowi telah memberikan arahan kepada semua menterinya untuk memberikan data ke dirinya. Apa kata pakar?

Baca Selengkapnya

Gunung Ibu Erupsi Lagi, Ada Lava Pijar dan Muntahan Abu Setinggi 4.000 Meter

2 hari lalu

Gunung Ibu Erupsi Lagi, Ada Lava Pijar dan Muntahan Abu Setinggi 4.000 Meter

Gunung api Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali erupsi pada dinihari pukul 00.24 WIT, Sabtu, 11 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

UIN Jakarta Jadi Kampus Islam Negeri dengan Guru Besar Terbanyak, Berapa Jumlahnya?

3 hari lalu

UIN Jakarta Jadi Kampus Islam Negeri dengan Guru Besar Terbanyak, Berapa Jumlahnya?

UIN Jakarta jadi PTKIN dengan guru besar terbanyak.

Baca Selengkapnya

Naskah Tuanku Imam Bonjol Ditetapkan Sebagai Memory Of The World, Sempat Hilang 23 Tahun

4 hari lalu

Naskah Tuanku Imam Bonjol Ditetapkan Sebagai Memory Of The World, Sempat Hilang 23 Tahun

Naskah Tuanku Imam Bonjol pernah tidak diketahui keberadaannya selama 23 tahun, ditemukan kembali pada 2014.

Baca Selengkapnya