Kematian Beruntun, Gajah Sumatera Kembali Ditemukan Mati

Reporter

Antara

Editor

Avit Hidayat

Minggu, 25 Februari 2024 19:28 WIB

Petugas BKSDA Aceh bersama tim dokter hewan membedah bangkai gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) saat proses nekropsi di kawasan Hutan Desa Lancong, Sungaimas, Aceh Barat, Aceh, Rabu, 20 Desember 2023. Pembedahan gajah betina yang diperkirakan berusia lima tahun tersebut dilakukan untuk mengambil sejumlah sampel organ dalam tubuhnya. ANTARA/Syifa Yulinnas

TEMPO.CO, Jakarta - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya. Diduga gajah tersebut tewas akibat tersengat listrik di areal penggunaan lain (APL) atau di luar dari kawasan hutan.

Kepala BKSDA Aceh Gunawan Alza menyebut gajah sumatera liar itu ditemukan mati di perkampungan transmigrasi. Tepatnya kampung Panton Limeng, Desa Aki Neungoh, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya. “Gajah mati tersebut berkelamin jantan dan ditemukan sejak Selasa, 20 Februari lalu,” kata Kepala BKSDA Aceh Gunawan Alza pada Sabtu, 24 Februari 2024.

Alza lantas berkoordinasi dengan kepolisian dan mengirimkan dokter hewan ke lokasi temuan. Tujuannya memastikan penyebab kematian gajah yang berusia kisaran 13 tahun tersebut. Di sana juga ditemukan pagar listrik yang mengelilingi kebun masyarakat dan diduga menjadi biang kematian sang gajah.

Adapun bangkai gajah disebut sudah mengalami pembusukan. Hasil nekropsi atau bedah tubuh secara kasat mata terlihat impa, paru, ginjal, dan organ dalam lain sudah mulai busuk. Sehingga dokter hewan sudah tidak dapat melakukan pemeriksaan di laboratorium.

Namun dipastikan bahwa di dalam lambung dan organ pencernaan gajah tidak ditemukan racun. Justru tim dokter hewan menemukan bangkai gajah dalam kondisi terlilit kawat. “Terdapat kawat setrum yang terlilit pada kaki kanan depan dan sebagian terlilit di tubuh gajah,” ucap Alza.

Gajah sumatera memiliki nama latin elephas maximus sumatranus. Disebut sebagai sub-spesies gajah Asia atau salah satu dari dua spesies gajah di dunia. Satwa ini mendiami hutan dataran rendah seperti di Pulau Sumatera. Organisasi dunia memasukkan satwa ini ke dalam kategori hampir punah.

Sebelumnya, pada 11 Januari lalu dilaporkan seekor anak gajah sumatera mati karena tenggelam ketika terseret banjir di Provinsi Jambi. Tepatnya berada di Desa Telentam, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin. Satu bulan sebelum itu, didapati gajah betina berusia 20 tahun mati di dalam konsesi PT BAT Kabupaten Mukmuko, Provinsi Bengkulu, pada 31 Desember 2023. Pada 16 Agustus 2023 juga ditemukan kematian di Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung.

Mengalami Kemerosotan Populasi Hingga 70 Persen:

Penelitian Yayasan Auriga Nusantara mendapati 183 ekor gajah sumatera mati sepanjang medio 2010 hingga Juli 2022. Mayoritas menimpa gajah liar yang memiliki habitat di kawasan hutan. Peristiwa kematian paling banyak terjadi pada 2013 dengan jumlah mencapai 23 ekor. Disusul pada 2012 sebanyak 22 ekor.

Disinyalir rentetan kematian tersebut akibat perburuan gading gajah yang sangat masif saat itu. Peneliti Kehutanan Yayasan Auriga Nusantara Riszki Is Hardianto menyebut kematian akibat perburuan diduga mencapai 33 ekor. “Paling banyak penyebab kematian gajah karena diracun, konflik dengan masyarakat, dan perburuan,” ucap Riszki.

Organisasi nirlaba pemantau lingkungan hidup itu juga melaporkan provinsi penyumbang terbesar kematian gajah. Kata Riszki, Lampung menyumbangkan kematian sebanyak 63 ekor dalam rentang lebih dari satu dekade. Kemudian disusul Aceh dengan jumlah 58 ekor; Riau 47 ekor; Jambi 6 ekor; Sumatera Utara 5 ekor; Bengkulu 3 ekor; dan Sumatera Selatan 1 ekor.

Tingginya angka kematian ini diduga akibat hilangnya wilayah habitat gajah di dalam hutan. Sebagian besar habitat rusak tersebab penguasaan dan pembabatan hutan. Juga karena adanya alih fungsi kawasan hutan menjadi perkebunan dalam skala besar. Sehingga batas penggunaan ruang hidup habitat gajah dan manusia menjadi sulit dipisahkan.

The International Union for the Conservation of Nature (IUCN) pada 2011 memasukkan gajah sumatera ke dalam daftar merah sebagai spesies yang terancam punah. Ini karena populasi dan habitat gajah mengalami penurunan signifikan dari tahun ke tahun.

Data 1985, pupulasi gajah sumatera paling banyak mencapai 4.800 ekor. Kemudian pada 1992 menurun menjadi kisaran 3.700-4.300 ekor. Pada 2007, gajah sumatera tercatat pada kisaran 2.800-4.800 ekor.

Satu dekade kemudian, populasi merosot drastis menjadi kisaran 1.694-2.038 ekor. Jumlah ini terus menurun pada laporan 2021 dengan kisaran 924-1359 ekor saja. Kemerosotan populasi juga dibareng menurunnya kantung habitat dari 44 pada 1985 menjadi 22 habitat pada 2021. “Dalam dua dekade tersebut terjadi penurunan populasi hingga 70 persen,” ucap Riszki.

Baca Juga: Gajah Sumatera Makin Rentan Penyakit Akibat Penyempitan Habitat

ANTARA | BETAHITA.ID

Berita terkait

Sebanyak 24 Ekor Satwa Endemik dan Dilindungi Dilepasliarkan di Taman Nasional Wasur Merauke

1 hari lalu

Sebanyak 24 Ekor Satwa Endemik dan Dilindungi Dilepasliarkan di Taman Nasional Wasur Merauke

Satwa endemik tersebut merupakan sitaan dari upaya penyelundupan satwa dilindungi via Bandar Udara Mopah yang digagalkan Karantina Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

17 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

32 hari lalu

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.

Baca Selengkapnya

Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

33 hari lalu

Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

Satu anak Gajah Sumatera lahir di Pusat Konservasi Gajah Provinsi Riau, Sabtu 6 April 2024.

Baca Selengkapnya

Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Utara, Ini Tindakan Polisi dan BKSDA

46 hari lalu

Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Utara, Ini Tindakan Polisi dan BKSDA

Gading gajah sumatera yang mati di pedalaman Aceh Utara itu telah hilang saat bangkainya ditemukan.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

47 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

PLN Dukung Pelestarian Gajah Sumatra

59 hari lalu

PLN Dukung Pelestarian Gajah Sumatra

Komitmen PT PLN (Persero) terhadap pelestarian Gajah Sumatra semakin nyata dengan penyediaan motor dan speed boat patroli bagi Pusat Latihan Gajah (PLG) Sumatra Padang Sugihan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Baca Selengkapnya

KLHK Lepas Liar Elang Bondol di Taman Wisata Alam di Kota Palembang

7 Maret 2024

KLHK Lepas Liar Elang Bondol di Taman Wisata Alam di Kota Palembang

Pelepasliaran seekor elang bondol itu dilakukan bersamaan dengan penanaman 400 pohon serentak di taman wisata alam itu.

Baca Selengkapnya

Tersangka Perdagangan Satwa Dilindungi Ditangkap dengan Barang Bukti 6 Bekantan

6 Maret 2024

Tersangka Perdagangan Satwa Dilindungi Ditangkap dengan Barang Bukti 6 Bekantan

Selain bekantan, ada satwa dilindungi lainnya yakni 3 kucing hutan, 1 lutung kelabu, dan 3 monyet ekor panjang.

Baca Selengkapnya

Diintai Bencana Alam dan Konflik Satwa, Otorita IKN Janji Bangun Zona Hijau dan Kawasan Lindung

6 Maret 2024

Diintai Bencana Alam dan Konflik Satwa, Otorita IKN Janji Bangun Zona Hijau dan Kawasan Lindung

Potensi bencana dan konflik satwa di IKN menjadi sorotan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia lantaran pembangunan IKN menyebabkan deforestasi di kawasan tersebut.

Baca Selengkapnya