Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, peneliti BRIN: Bisa Mencoreng Nama Penulis dan Reviewer

Senin, 25 Maret 2024 10:12 WIB

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Lutfi Yondri mengatakan, studi arkeologi dari kalangan pemerintah di Gunung Padang sudah dilakukan sejak tahun 1980-an hingga sekarang.

Menurut Lutfi, semua latar belakang budaya Gunung Padang dan bagaimana lingkungan fisik masa lalunya sudah diungkapkan oleh para ahli geologi. Data dari riset-riset sebelumnya sudah cukup untuk membantah artikel berjudul “Prospeksi Geoarkeologi Gunung Padang yang Terkubur Piramida Prasejarah di Jawa Barat, Indonesia”.

Artikel soal Gunung Padang yang terbit di jurnal Archaeological Prospection pada 20 Oktober 2023 itu kemudian dicabut pada 18 Maret 2024.

Menurut Lutfi, pencabutan artikel ini bakal membuat penulis dan reviewer menjadi tercoreng. "Mungkin ini keteledoran pada saat melakukan review sebelum publikasi," kata dia kepada Tempo, Ahad, 24 Maret 2024.

"Jurnal ini, pengaruhnya di dunia ilmu pengetahuan walaupun tidak begitu kuat, tetapi terkategori bereputasi tinggi. Dengan adanya tulisan ini pasti jurnal ini menjadi perhatian banyak orang. Hal itu tentunya bisa positif dan juga negatif," kata Lutfi.

Advertising
Advertising

Lutfi menambahkan, kehebohan soal artikel tentang situs Gunung Padang yang mengklaim sebagai piramida tertua di dunia terjadi karena Jurnal Wiley bersifat open access. Semua orang bisa membaca pun harus berlangganan atau membayar.

Berita soal pencabutan artikel ini dimuat New York Times. Kata Lutfi, ada komentar menarik dalam berita soal itu. "Tulisannya intinya begini. Yang disampaikan ini kan sesuatu yang luar biasa. Seharusnya informasi yang dipublikasikan itu juga harus didukung oleh bukti-bukti yang extraordinary juga. Tetapi di tulisan itu data yang mendukung extraordinary itu tidak ada," kata Lutfi.

Jurnal Wiley mencabut publikasi artikel ilmiah soal Gunung Padang itu pada 18 Maret 2024. Artikel ilmiah yang ditulis oleh Danny Hilman Natawidjaja dkk. itu menyatakan Gunung Padang adalah sebuah piramida buatan manusia berusia sekitar 20 ribu tahun, tertua di dunia, melebihi Piramida Giza di Mesir yang berusia sekitar 4.000 tahun.

Artikel itu terbit dengan judul 'Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia'. Paska publikasi itu, bermunculan kritik dari ahli geofisika, arkeologi, dan teknik penanggalan radiokarbon.

Wiley lantas melakukan investigasi. Hasil investigasi menyatakan, artikel itu mengandung kekeliruan besar (major error). Eror itu diakui tak teridentifikasi saat peer review atau kajian oleh ilmuwan lain yang tak terlibat penelitian.

Berita terkait

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

14 jam lalu

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN mengembangkan alat deteksi dini penyakit tanaman teh berbasis pembelajaran mesin.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

1 hari lalu

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

2 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

3 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

3 hari lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

4 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

4 hari lalu

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

Badai matahari memicu paparan elektromagnetik yang mempengaruhi sejumlah alat komunikasi dan navigasi di bumi. Fenomena langka dari siklus surya.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

5 hari lalu

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

Ekspedisi Sesar Baribis akan tersebar ke beberapa titik untuk sosialisasi dan upaya mitigasi bahaya gempa.

Baca Selengkapnya

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

5 hari lalu

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang

Baca Selengkapnya

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

5 hari lalu

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.

Baca Selengkapnya