Ternyata Ini Alasan Bogor Menjadi Kota Petir Versi Guinnes World Records

Jumat, 5 April 2024 08:47 WIB

Ilustrasi Petir atau Kilat. h2solutionsinc.com

TEMPO.CO, Jakarta - Julukan Kota Hujan ternyata belum cukup untuk Bogor. Salah satu wilayah di Jawa Barat itu juga dikenal sebagai pemilik hari petir terbanyak, menurut catatan Guinnes World of Records pada 2019.

Ahli Meteorologi Institut Pertanian Bogor (IPB), Sonni Setiawan, mengatakan kombinasi antara curah hujan yang melimpah, serta frekuensi petir yang tinggi, memperkuat reputasi Bogor sebagai salah satu kota dengan sambaran petir terbanyak di dunia.

“Petir merupakan salah satu fenomena dalam badai guruh alias thunderstorm berupa kilatan yang terjadi di dalam awan cumulonimbus. Awan cumulonimbus ini terbentuk akibat adanya gerak konvektif, yakni saat parsel udara lembab bergerak vertikal ke atas akibat gaya apung,” katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 5 April 2024.

Selama proses konvektif tersebut, kata Sonni, udara lembab mengalami pendinginan, kemudian mengubah uap air dalam parsel menjadi awan. “Kumpulan awan konvektif bergabung membentuk awan cumulonimbus. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya badai guruh.”

Pengajar bidang geofisika dan meteorologi itu menyebut gerak konvektif ini tidak bisa terjadi secara spontan. Perlu pengaruh atau forcing eksternal yang mendorong parsel udara lembab.

Advertising
Advertising

Dorongan itu meliputi turbulensi, topografi, pemanasan radiatif yang tidak merata di permukaan, serta adanya pegunungan atau gunung yang besar. Butuh juga konvergensi skala besar di permukaan.

“Salah satu dari lima forcing tersebut berinteraksi dengan variasi angin dalam arah vertikal (vertical wind shear), sehingga awan cumulonimbus ini dapat berkembang menjadi badai guruh,” tutur Sonni.

Banyak Pemicu Petir di Kawasan Bogor

Sonni mengungkapkan, petir terjadi karena pemisahan muatan listrik di dalam awan cumulonimbus. Pemisahan itu membuat distribusi muatan listrik dalam awan tidak seimbang, sehingga terjadi loncatan listrik atau petir sebagai upaya menyeimbangkan muatan tersebut.

Salah satu dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) IPB itu juga menyebut muatan listrik dalam cumulonimbus muncul dari kandungan senyawa elektrolit dalam droplet atau tetes air. Senyawa itu datang dari aerosol-aerosol yang terlarut dalam tetes awan. Aerosol itu bisa berupa garam dan senyawa-senyawa polutan. Ketika droplet bertumbukan satu sama lain, terjadi pemisahan muatan listrik.

Di Bogor, dia meneruskan, frekuensi petir sangat tinggi akibat kombinasi efek turbulen, perbedaan pemanasan di permukaan, topografi, pegunungan yang besar, serta konvergensi skala besar dengan wind shear.

“Keberadaan gas-gas polutan juga membuat frekuensi kejadian petir di Bogor sangat tinggi,” tutur dia.

Aktivitas bintik hitam di permukaan matahari—biasa disebut sunspot—juga mendongrak aktivitas petir dalam awan cumulonimbus. Sunspot berpotensi mempengaruhi aktivitas petir di atmosfer. Periode bintik matahari terjadi setiap 11 tahun.

“Fenomena petir di kawasan Bogor belum banyak dikaji secara intensif,” ucap Sonni.

Pilihan Editor: Dirilis di X Pekan Ini, Elon Musk Klaim Grok-1.5 Lampaui Semua Chatbot AI

Berita terkait

Polisi Tangkap Kawanan Perampok Modus Jual Mobil Bekas Murah di Bogor, Dipasangi GPS dan Kunci Digandakan

12 jam lalu

Polisi Tangkap Kawanan Perampok Modus Jual Mobil Bekas Murah di Bogor, Dipasangi GPS dan Kunci Digandakan

Kawanan perampok menggandakan kunci dan memasang GPS di mobil tersebut agar bisa melacak dan mencuri kembali kendaraan itu.

Baca Selengkapnya

Bima Arya Sebut Depok Panas, Mohammad Idris : Perubahan Iklim

15 jam lalu

Bima Arya Sebut Depok Panas, Mohammad Idris : Perubahan Iklim

Wali Kota Depok Mohammad Idris merespon statement kandidat calon Gubernur Jawa Barat dari PAN, Bima Arya yang mengatakan Depok panas dan kurang penghijauan.

Baca Selengkapnya

Seleksi Kelas Internasional IPB Diikuti 30 Pelajar Asing, Mayoritas dari Negeri Jiran

1 hari lalu

Seleksi Kelas Internasional IPB Diikuti 30 Pelajar Asing, Mayoritas dari Negeri Jiran

IPB Universitymenyelenggarakan ujian online sebagai salah satu rangkaian Seleksi Masuk IPB (SM-IPB) untuk kelas internasional pada 12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

1 hari lalu

Kepala SMK Lingga Kencana Jelaskan Pemilihan Travel Will In Urus Rombongan Perpisahan yang Berbuntut Kecelakaan di Subang

Kepala SMK Lingga Kencana Sarojih mengungkapkan kecelakaan bus rombungan perpisahan siswanya di Subang menggunakan travel yang sama seperti study tour ke Garut pada 2023.

Baca Selengkapnya

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

2 hari lalu

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

Pasca kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok mengeluarkan surat edaran tentang kegiatan study tour.

Baca Selengkapnya

Tempat Penyuntikan Tabung Gas di Bogor Bisa Konversi 180 Tabung Gas 3 Kg Jadi 45 Tabung Gas 12 Kg per Hari

2 hari lalu

Tempat Penyuntikan Tabung Gas di Bogor Bisa Konversi 180 Tabung Gas 3 Kg Jadi 45 Tabung Gas 12 Kg per Hari

Polisi menggerebek lokasi penyuntikan tabung gas ini di sebuah perumahan di Bogor. Jadi biang kerok hilangnya tabung gas 3 kg.

Baca Selengkapnya

SE Pj Gubernur Jawa Barat soal Izin Study Tour Usai Kecelakaan Subang, Tetap Boleh di Dalam Kota

3 hari lalu

SE Pj Gubernur Jawa Barat soal Izin Study Tour Usai Kecelakaan Subang, Tetap Boleh di Dalam Kota

Pj Gubernur Jawa Barat terbitkan SE terkait izin pelaksanaan study tour usai kecelakaan di Subang.

Baca Selengkapnya

Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok Kecelakaan, Pj Gubernur Jabar Minta Study Tour Cukup di Dalam Kota

3 hari lalu

Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok Kecelakaan, Pj Gubernur Jabar Minta Study Tour Cukup di Dalam Kota

Pj Gubernur Jawa Barat merespon kecelakaan bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana dengan surat edaran.

Baca Selengkapnya

Gempa Darat M3,2 Guncang Sukabumi dan Bogor, Lokasi dan Kedalamannya Mirip Lindu pada 9 Mei Lalu

4 hari lalu

Gempa Darat M3,2 Guncang Sukabumi dan Bogor, Lokasi dan Kedalamannya Mirip Lindu pada 9 Mei Lalu

Gempa tektonik bermagnitudo 3,2 mengguncang sebagian wilayah Sukabumi dan Bogor pada Ahad malam, 12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Ada Tiga Hari dengan Potensi Hujan Besar

4 hari lalu

Prediksi Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Ada Tiga Hari dengan Potensi Hujan Besar

BMKG memprediksi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di Jawa Barat bakal berkurang selama sepekan, 13-19 Mei 2024.

Baca Selengkapnya