Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Jumat, 19 April 2024 13:20 WIB

Cacar monyet. WHO

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, merespons kemunculan kasus infeksi yang mirip dengan cacar monyet atau Mpox di Jayapura, Papua. Kabar yang beredar memperlihatkan tangan penderita dipenuhi oleh lesi dan terjadi pembengkakan.

"Yang ramai dibahas tentang Mpox di Jayapura ini, perlu diteliti terlebih dahulu lewat pemeriksaan lebih lanjut. Untuk gejala awal memang mirip dengan cacar monyet, ada lesinya. Tapi khusus untuk Mpox, lesinya bisa ke alat kelamin pasien," kata Dicky kepada Tempo, Jumat, 19 April 2024.

Lesi merupakan kondisi kulit yang berubah dan menjadi pembengkakan, bentuknya sama dengan cacar dan berisi kelenjar cair. Lesi tidak hanya dirasakan oleh penderita Mpox, bisa akibat infeksi Flu Singapura, campak dan sejenisnya.

"Infeksi Mpox harus diperiksa sebelum mendiagnosanya, terutama pada bagian kelenjar getah bening pasien yang dipastikan bakal membengkak," ucap Dicky.

Perihal infeksinya, Dicky berpendapat bahwa penyakit ini sangat rentang menyerang masyarakat dengan orientasi seksual menyimpang, atau praktik gonta-ganti pasangan dan tidak bersih saat berhubungan. "Bisa ke sesama jenis maupun berbeda jenis. Kalau tidak bersih dan selalu gonta-ganti pasangan, Mpox sangat berpotensi menyerang kita," kata Dicky.

Advertising
Advertising

Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia. Menurut Dicky, infeksi Mpox pertama kali ditemukan di wilayah Afrika Utara dan Kongo. Lalu bermutasi dan menyebar hingga ke banyak negara termasuk Indonesia.

Kondisi penyebaran Mpox yang terbilang masif, sangat patut diwaspadai. Terlebih bagi masyarakat yang aktif secara seksual dan bergonta-ganti pasangan. "Penderita HIV juga rentan untuk terinfeksi, kalau sudah terinfeksi maka dampaknya makin parah. Bisa komplikasi," ujar Dicky.

Pilihan Editor: Abu Vulkanik Gunung Ruang Berdampak Hingga Kalimantan dan Maluku, BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada

Berita terkait

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

14 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

27 hari lalu

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

41 hari lalu

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.

Baca Selengkapnya

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

5 Februari 2024

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

Prabowo memiliki rencana yang diberi nama strategi transformasi bangsa, di antaranya memberi makanan bergizi untuk seluruh anak Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

5 Februari 2024

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

Calon presiden atau capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyatakan akan menambah dokter di daerah-daerah serta fasilitas di rumah sakitnya.

Baca Selengkapnya

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

5 Januari 2024

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan riset terbaru mengenai gejala yang dirasakan pasien Covid-19 subvarian JN.1.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

4 Januari 2024

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

Pemerintah hanya memberikan vaksinasi Covid-19 gratis untuk dua kelompok prioritas.

Baca Selengkapnya

Pesan Epidemiolog untuk Cegah Penularan Penyakit Saat Libur Akhir Tahun

31 Desember 2023

Pesan Epidemiolog untuk Cegah Penularan Penyakit Saat Libur Akhir Tahun

Momentum libur akhir tahun juga bisa menjadi peluang penyebaran penyakit menular, seperti Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2023: Usai Covid-19 Muncul Varian Baru, Waspada Penyakit Cacar Monyet dan Mycoplasma Pneumoniae

30 Desember 2023

Kaleidoskop 2023: Usai Covid-19 Muncul Varian Baru, Waspada Penyakit Cacar Monyet dan Mycoplasma Pneumoniae

Usai Covid-19, muncul varian-varian baru sepanjang 2023, ditambah adanya penyakit cacar monyet hingga Mycoplasma Pneumoniae.

Baca Selengkapnya

Ciri Infeksi Covid-19 Varian JN.1 Lidah Lebih Putih? Begini Kata Epidemiolog

25 Desember 2023

Ciri Infeksi Covid-19 Varian JN.1 Lidah Lebih Putih? Begini Kata Epidemiolog

Muncul informasi ciri utama infeksi covid-19 varian JN.1 adalah lidah lebih putih dari biasanya. Epidemiolog Dicky Budiman membantahnya.

Baca Selengkapnya