Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Kamis, 2 Mei 2024 06:35 WIB

Warga membeli seragam sekolah di Pasar Jatinegara, Jakarta, Ahad, 29 Agustus 2021. Permintaan seragam sekolah meningkat menjelang pelaksanaan sekolah tatap muka di Jakarta yang akan dimulai Senin esok, 30 Agustus 2021. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Ki Hajar Dewantara, atau R.M. Suwardi Suryaningrat, merupakan tokoh yang memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan Indonesia. Salah satu sumbangannya yang terkenal adalah semboyan Tut Wuri Handayani, yang kini menjadi bagian dari logo Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Semboyan ini mengandung makna mendalam yang melambangkan kebijaksanaan, bimbingan, dan dedikasi dalam proses pembelajaran. Dalam logo tersebut, tidak hanya tergambar gambaran fisik, tetapi juga menyimpan makna yang menginspirasi dalam perkembangan pendidikan di Indonesia.

Keberadaannya bukan sekadar sebagai simbol, melainkan juga sebagai cerminan dari nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat Indonesia, serta menjadi pedoman dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang berkualitas dan bermakna bagi generasi mendatang.

Dilansir dari laman Kemendikbud.go.id, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 6 September 1977, Nomor 0398/M/1977 tentang penetapan Lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, berikut ini adalah uraian mengenai makna dalam logo Tut Wuri Handayani.

Bidang segi lima berwarna biru muda

Advertising
Advertising

Dalam penentuan Lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tercetuslah sebuah karya simbolik yang mengandung pesan-pesan penting tentang kehidupan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat Indonesia.

Salah satu elemen penting dalam lambang tersebut adalah bidang segi lima berwarna biru muda yang melambangkan alam kehidupan Pancasila.Bidang segi lima, dalam konteks lambang Kemendikbudristek, tidak hanya sekadar sebuah bentuk geometris, tetapi juga membawa pesan filosofis tentang keberadaan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

Semboyan Tut Wuri Handayani

Makna lambang ini diperkaya oleh penggunaan semboyan Tut Wuri Handayani, yang dipopulerkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai pedoman dalam melaksanakan sistem pendidikan. Penyelarasan antara semboyan ini dengan keputusan penetapan Hari Pendidikan Nasional, yang menjadikan hari lahir Ki Hajar Dewantara sebagai momen penting, menunjukkan penghormatan dan penghargaan yang mendalam terhadap peran beliau dalam dunia pendidikan.

Belencong menyala bermotif garuda

Selain itu, lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga mencakup belencong yang menyala dengan motif Garuda. Belencong, yang merupakan lampu khusus pada pertunjukan wayang kulit, menyiratkan kehidupan dan keberadaan seni budaya dalam proses pendidikan.

Burung Garuda

Burung Garuda melambangkan karakteristik yang dinamis, gagah, kuat, dan berani dalam menjelajahi wilayah yang luas. Keberadaan ekor dan sayap Garuda yang masing-masing terdiri dari lima bagian menggambarkan prinsip "satu kata dengan perbuatan Pancasilais", menekankan kesatuan antara ucapan dan tindakan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Buku

Dalam logo Tut Wuri Handayani, gambar buku melambangkan pentingnya buku sebagai sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Warna

Warna putih yang terdapat pada ekor dan sayap Garuda serta buku melambangkan kesucian dan kebersihan tanpa pamrih, menegaskan kejujuran dan kemurnian dalam perbuatan. Sementara warna kuning emas pada nyala api melambangkan keagungan dan keluhuran pengabdian, menggambarkan semangat yang luhur dan pengorbanan tanpa batas.

Di sisi lain, warna biru muda yang melapisi bidang segi lima mencerminkan pengabdian yang tak pernah putus, disertai dengan pandangan hidup yang dalam sesuai dengan prinsip Pancasila, menunjukkan komitmen yang kokoh terhadap nilai-nilai luhur dalam setiap tindakan dan pemikiran.

Dengan demikian, logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tak hanya sekadar gambar, melainkan juga mengandung pesan filosofis tentang pengabdian, kebijaksanaan, dan keberanian dalam membentuk masa depan pendidikan dan budaya Indonesia. Lambang tersebut menjadi representasi semangat untuk menciptakan masyarakat cerdas, berbudaya, dan berkarakter, serta mewujudkan visi pendidikan inklusif dan progresif bagi generasi masa depan Indonesia.


Pilihan Editor: Ki Hajar Dewantara Rumuskan Ajaran Patrap Guru sebagai Dasar Sistem Pendidikan Nasional, Apakah Itu?

Berita terkait

Upaya Pemkab Trenggalek Ciptakan Lingkungan Pendidikan yang Inklusif

13 jam lalu

Upaya Pemkab Trenggalek Ciptakan Lingkungan Pendidikan yang Inklusif

Keseriusan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman dan inklusif berhasil membuat Kabupaten Trenggalek mendapatkan penghargaan.

Baca Selengkapnya

Pemkab Trenggalek Lakukan Transformasi Pendidikan

14 jam lalu

Pemkab Trenggalek Lakukan Transformasi Pendidikan

Pemkab Trenggalek melakukan berbagai upaya untuk meningkankan tingkat pendidikan masyarakat juga kualitas pendidikan di Kabupaten Trenggalek.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Berikan Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar kepada Pemkab Majalengka

16 jam lalu

Kemendikbudristek Berikan Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar kepada Pemkab Majalengka

Kabupaten Majalengka menjadi salah satu daerah yang mendapatkan penghargaan di gelaran Anugerah Merdeka Belajar 2024 dalam kategori Transformasi Anggaran Pendidikan

Baca Selengkapnya

Pemkab Trenggalek Sabet Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar 2024

16 jam lalu

Pemkab Trenggalek Sabet Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar 2024

Pemkab Trenggalek berhasil mendapatkan penghargaan Merdeka Belajar Kategori Transformasi Pengelolaan Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Dubes Indonesia Terima Medali Penghargaan Pendidikan dan Kebudayaan Dari Rektor MNU di Kazakhstan

2 hari lalu

Dubes Indonesia Terima Medali Penghargaan Pendidikan dan Kebudayaan Dari Rektor MNU di Kazakhstan

Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Republik Kazakhstan dan Tajikistan, Fadjroel Rachman menerima medali penghargaan dari Rektor MNU

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Temui 150 Anak-anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia

2 hari lalu

Retno Marsudi Temui 150 Anak-anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia

Retno Marsudi bertemu 150 anak-anak Pekerja Migran Indonesia yang sekolah di Sanggar Bimbingan (SB) di Semenanjung Malaysia.

Baca Selengkapnya

Catatan Ketua MPR RI: Menyelamatkan Masa Depan Puluhan Juta Anak dan Remaja

8 hari lalu

Catatan Ketua MPR RI: Menyelamatkan Masa Depan Puluhan Juta Anak dan Remaja

Membuka akses seluas-luasnya bagi anak-remaja usia sekolah agar dapat mengenyam pendidikan akan menyelamatkan masa depan puluhan juta generasi muda.

Baca Selengkapnya

Duta Pemuda UNESCO, SEVENTEEN Bilang ke Anak Muda: Kalian Tidak Sendiri

10 hari lalu

Duta Pemuda UNESCO, SEVENTEEN Bilang ke Anak Muda: Kalian Tidak Sendiri

Joshua SEVENTEEN menyampaikan beberapa pesan untuk anak muda usai dinobatkan sebagai Duta Persabahatan Pemuda UNESCO

Baca Selengkapnya

Paparkan Hasil Kajian Dampak Tambang untuk Pendidikan, Greenpeace Harapkan Ini dari Prabowo

10 hari lalu

Paparkan Hasil Kajian Dampak Tambang untuk Pendidikan, Greenpeace Harapkan Ini dari Prabowo

Greenpeace Indonesia bersama lembaga riset Celios meluncurkan hasil kajian dampak industri tambang terhadap sektor pendidikan dan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Tantangan Edukasi Stunting ke Masyarakat: Pendidikan Rendah

10 hari lalu

Tantangan Edukasi Stunting ke Masyarakat: Pendidikan Rendah

BKKBN menyebut faktor pendidikan rendah sebagai salah satu tantangan dalam mengedukasi masyarakat tentang stunting.

Baca Selengkapnya